Sejak masih kecil, saya sudah membangun impian menjadi seorang wanita karir. Ketika anak-anak perempuan lain konsisten main rumah-rumahan dengan kegiatan masak-masakan, ngasuh boneka, belanja-belanjaan dan sebagainya, saya nyelip dengan berperan sebagai ibu-ibu kantoran. Seringnya sih saya main sendiri di bawah meja kerja ayah saya, dengan mesin tik, kertas-kertas, buku-buku, kaca mata, nggak lupa bibir dipoles lipstik mami.
Tetapi, ketika karir yang saya bangun dari impian itu sedang bagus-bagusnya, saya justru memutuskan untuk keluar dari pekerjaan. Saat itu usia saya sudah 33 tahun. Kondisi perusahaan yang bergejolak, tak menentu dan stagnan dalam kebijakan, mempengaruhi sikap kerja saya. Kondisi yang buruk (menurut saya) saat itu terus menggiring saya pada budaya kerja yang negatif.
Sejak berangkat sampai ada di kantor, saya nggak happy. Menurut teori soal perkariran ini nggak bagus jika dipertahankan. Saya pun merasakan kepribadian berubah dan terus-terusan merasa marah. Saya berpikir, jika kondisi tersebut dibiarkan lama kelamaan bisa merusak saya secara psikologis. Maka saya memutuskan untuk cut it off, setelah masa kerja selama hampir 12 tahun.
Di masa pengangguran itu, saya menenggelamkan diri dengan kembali membaca novel. Hobi yang sudah lama saya tinggalkan itu kembali mengisi kekosongan dalam diri. Lama kelamaan jiwa pengarang saya pun terpanggil. Saya mulai mencoba menulis cerpen untuk konsumsi sendiri.
Skenario Yang Maha memang luar biasa. Pada satu kesempatan saya menemukan “Rumah Dunia” yang dibangun Mas Gola Gong dan istrinya Mbak Tias Tatanka. Di sana dibuka kelas menulis, wadah belajar untuk mereka yang menyukai dunia literasi. Rata-rata yang belajar di kelas menulis adalah pelajar dan mahasiswa. Namun, saya nekat “melamar” untuk bergabung dengan kelas menulis itu, mengingat usia yang sudah nggak muda lagi.
Senangnya bukan main ketika mereka menerima saya. Maka, jadilah saya setiap hari Minggu sore duduk bersama para pemuda-pemudi pecinta literasi di bawah rindangnya pohon, belajar semua aspek kepenulisan di bawah bimbingan Mas Gola Gong.
Di usia 35 tahun saya "lulus" dari kelas menulis dan mulai memberanikan diri mengirim karya ke media cetak. Cerpen pertama saya dimuat di koran lokal Radar Banten. Kepercayaan diri saya terpompa. Walau, sekarang ini kalau membaca ulang cerpen pertama itu, kok ya… gimanaaa gitu, agak malu hati 😅
Saya makin mantap menapaki dunia literasi dan semakin terpicu untuk terus menambah ilmu dengan mengikuti pelatihan atau seminar-seminar kepenulisan. Sampai akhirnya saya mengikuti pelatihan menulis picture book (cerita bergambar) dan seterusnya jatuh cinta pada bacaan anak. Itulah sebabnya, kebanyakan buku-buku yang saya tulis dan diterbitkan adalah buku bacaan untuk anak.
Saya tak menyesal walau tampak seperti harus memulai kembali hidup saya di #usiacantik ini. Bertemu dengan teman-teman baru di dunia literasi, dikenali sebagai “Mama Ina Pengarang Buku Anak” itu gelar yang sangat sangat sangat bikin happy, seperti dibuatkan pesta yang membuat hidup semakin semarak.
Hidup saya tiba-tiba heboh dengan kembali dikaruniai anak di usia 37 tahun. Kehamilan yang tak direncanakan mau nggak mau mengundang stress juga, feeling down dan kepercayaan diri menguap. Beruntung saya bisa melaluinya dengan selamat berkat dukungan keluarga dan teman-teman dekat. Walau harus melalui proses self-healing yang cukup lama, pada akhirnya saya bisa menjalani kehamilan dengan menyenangkan.
Lepas melahirkan saya mulai merasa ada yang salah dengan kulit. Kulit terasa kering dan elastisitasnya berkurang. Oke, saya akui semasa kehamilan memang saya malas merawat diri. Penyebabnya mungkin karena saya mudah lelah, jadi mau ngapa-ngapain itu sering keburu malas. Kehamilan saya tergolong besar, beban yang dibawa terasa berat banget, susah bergerak dan sempat mengalami gangguan di bawah perut sampai saya nggak bisa jalan sama sekali. Kalau jalan rasanya sakit banget, di rumah saya cuma bisa merangkak.
Di wajah saya ada bintik-bintik kecokelatan yang nggak bisa hilang (entah kalau pakai teknologi laser, tapi saya nggak berani). Di tangan bagian atas dan punggung saya juga ada. Mungkin keturunan juga, karena ibu saya juga kondisi kulitnya seperti itu. Ditambah kondisi kulit yang kering, wajah saya jadi tampak kusam. Apalagi kemudian mulai tampak kerut samar di daerah dahi, kelopak mata, dan ujung luar mata.
Oow… nyalakan alarm tanda bahaya nih. Walhasil, berbagai produk perawatan kulit pun mampir di wajah saya. Beruntung kulit wajah nggak terlalu bermasalah. Saya gonta-ganti produk bukan karena nggak cocok, tapi karena bosan aja dan pengen nyoba yang baru atau tertarik karena ditawari teman. Sekali-sekali diselingi perawatan tradisional juga kalau lagi bokek *hehehe*.
Ketika sedang mabuk dengan pilihan perawatan kulit wajah itu, saya melihat pouch berwarna putih dengan tutup merah di meja rias kakak. Waktu itu kebetulan keluarga lagi ngumpul di rumahnya. Saya baca tulisan di pouch itu "L’Oreal Revitalift". Rupanya kakak saya memakai produk tersebut untuk perawatan kulit wajahnya. Pantas saja kulit wajah kakak saya kelihatan sehat dan segar. Pernah ada teman kakak yang baru pertama bertemu saya, menyalahi kalau kakak adalah adik saya. Tidaaak…
Saya pun mencari tahu apa itu L’Oreal Revitalift atau lengkapnya L'Oreal Revitalift Dermalift dan rahasia dibalik keampuhannya. . Ternyata L’Oreal Revitalift Dermalift ini merupakan produk perawatan kulit dari L'Oreal Paris Skin Expert, yang mengandung tanaman centella asiatica dan pro retinol-A yang dipadukan dengan dermalift technology. Perawatan rutin dengan menggunakan produk ini dapat mengurangi kerutan sebanyak 27% dan meningkatkan kekencangan sebanyak 35% di 8 zona utama wajah, yaitu: dahi, di antara alis, kontur mata, kerutan ujung luar mata, pipi, garis senyum, rahang, serta leher.
Akhirnya untuk perawatan kulit wajah saya percayakan pada L'Oreal Revitalift Dermalift. Setelah menggunakan L'Oreal Revitalift Dermalift, urusan penampilan dan kesehatan kulit wajah nggak membuat saya khawatir lagi, walau bintik-bintik di wajah nggak bisa hilang, yang penting kulit wajah terlihat sehat dan berkilau.
Dengan adanya L’Oreal Revitalift Dermalift, saya seperti punya sahabat baru yang saya yakini bakal terus setia mendampingi saya menapaki #usiacantik sepanjang hayat di kandung badan. Bukankah sebagai perempuan, sehat dan cantik adalah pangkal bahagia? Maka apresiasi #usiacantik-mu, seperti saya.
Dan sekarang untuk mendapatkan produk L'Oreal Revitalift Dermalift nggak perlu bela-belain pergi ke mall atau swalayan, karena bisa dibeli secara online di toko online terkemuka seperti Blibli
Buat kamu yang punya cerita menarik di #usiacantik atau terinspirasi cerita #usiacantik orang-orang terdekatmu, yuk ikut lomba blog bareng Blogger Perempuan berhadiah seru. Keterangannya bisa dicek pada banner di bawah ini.
Good luck!
Love,