Quantcast
Channel: ina inong's blog
Viewing all 194 articles
Browse latest View live

[REVIEW] MILEA SUARA DARI DILAN: SEBUAH KENANGAN DAN PELAJARAN

$
0
0
 


Judul Buku : Milea Suara dari Dilan
Pengarang : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Cetakan : II, 2016
Halaman : 360 halaman
ISBN : 978-602-0851-56-3


Sinopsis :

Dilan, kelas dua SMA, jatuh cinta pada Milea, murid baru pindahan dari Jakarta. Beruntung Milea (Lia) menerima cinta Dilan, dan mereka pun menjadi sepasang kekasih. Asmara antara Dilan dan Lia berjalan lancar, bahkan keluarga mereka mendukung hubungan mereka. Lia digambarkan sangat dekat dengan Si Bunda (ibu Dilan), begitu juga Dilan dengan keluarga Lia. Walau demikian, hubungan mereka bukannya tak melalui lika-liku. Bermula dari rasa tidak suka Lia pada teman-teman main Dilan yang notabene anggota geng motor terkenal di kota Bandung (ssst... XTC apa Moonraker? ^_^).
Apalagi setelah Dilan diangkat menjadi panglima tempur geng motor itu. Puncaknya adalah ketika sahabat Dilan, Akew, tewas dikeroyok orang. Lia menyikapi peristiwa tersebut sebagai dampak dari pergaulan geng motor mereka, dan marah pada Dilan. Apalagi kemudian Dilan dan teman-temannya harus menginap di kantor polisi berkaitan dengan masalah itu. Bukan hanya Lia yang kecewa, orang tua Dilan pun merasa sangat kecewa dan meminta Dilan untuk sementara jangan pulang ke rumah dulu, sebagai hukuman. Nggak cukup sampai di situ, Lia juga minta putus dari Dilan. Lengkap lah sudah keruwetan Dilan. Belakangan, masalah Akew itu diketahui bukan berkaitan dengan geng motor mereka, melainkan salah sasaran akibat perselisihan dua wilayah. Nasi sudah menjadi bubur, hubungan Dilan dan Lia sudah telanjur renggang. Akankah mereka bisa memperbaiki hubungan mereka kembali? 

Kalau yang udah baca buku "Dilan dia adalah Dilanku Tahun 1991" sih udah tahu jawabannya ya kan. Tapi penjelasan akar permasalahan, penyelesaian dan seterusnya ada di buku ini.

Beda dengan dua novel sebelumnya, novel ini mengambil point of view-nya  Dilan. Jadi, ada beberapa bagian dari buku ini yang sengaja diarahkan ke novel-novel sebelumnya lewat bridge sentence: seperti yang ditulis Lia di bukunya. Otomatis buat yang ujug-ujug baca novel ini, pasti nggak ngerti dan akhirnya penasaran, akibatnya mau nggak mau harus baca novel pertama dan keduanya. Cerdas!

Kenangan

Percaya nggak kalau Dilan itu seumuran dan SMA-nya seangkatan sama saya. Mau bukti? Mari buka halaman 21, di situ disebutkan: Pada tahun 1977, kira-kira waktu masih umur 5 tahun, pernah ingin jadi macan, tapi itu gak mungkin kata nenekku. nenek tersenyum, sedangkan aku kecewa. Atuh sama dong tahun kelahirannya sama saya ^ _ ^  Bedanya tahun 1990 saya udah lulus, kenapa Dilan masih kelas dua SMA, ya? *ah sudahlah gak perlu dibahas yang penting dia cakep*

Kemudian, ceritanya lagi Dilan suka nonton bioskop sama ayahnya di bioskop Panti Karya. Wihihi... saya juga suka diajak Papih nonton di situ. Jangan-jangan kita pernah nontong bareng. Mang Oyo bubur aja, jualannya masih di Gardujati ya. Ini bubur enak dan legendaris lho di Bandung *kenapa jadi bahas bubur sih*

Membaca novel ini membuat saya terlempar ke masa lalu, masa kecil dan masa remaja berseragam putih abu-abu. Cara bertutur penulis yang jujur, membuat saya seringkali harus tersenyum karena terkenang pada kelakuan sendiri di masa-masa itu. Nggak jauh beda sama Dilan. Deskripsi keseharian dan pergaulan, nama-nama seperti Akew, Apud, Kang Ewok... terasa familiar.

Setiap tempat yang disebutkan di novel ini saya tahu, dialog dan gaya bercanda Dilan dan gengnya, ya begitulah gaya anak nongkrong di Bandung pada jamannya. Benar-benar ngena dan berhasil menghidupkan kenangan pada masa ketika saya menghabiskan masa remaja di Bandung. De javu. Bedanya, saya bukan anggota geng motor walau suka momotoran juga.

Bahkan sejarah pahit kota Bandung pun diceritakan dalam novel ini, yaitu ketika jamannya preman diberantas dengan tidak manusiawi. Petrus alias penembak misterius, sebutan untuk jagal yang menghabisi nyawa si preman. Jenazahnya dimasukkan ke dalam karung kemudian dibuang begitu saja di pinggir jalan atau di sungai. Dulu, kalau denger ada penembakan rasanya mencekam gitu.


Saya juga pernah SMA di tahun-tahun yang sama :))))

Tetapi, sempat terbersit juga rasa khawatir. Apakah anak-anak muda masa kini bisa menerima humor-humor retro yang bertaburan dalam novel ini. Misalnya di halaman 41: Berarti kamu juga harus tahu Kang Jeje. Dia itu orang kaya. Selain pejabat, dia juga pengusaha. Rumahnya mewah, lokasinya tidak jauh dari warung Kang Ewok. Sedangkan, tanahnya dan airnya, simpanan kekayaan. Sepertinya Penulis mencuplik syair lagu Ibu Pertiwi: hutan, gunung, sawah, lautan... simpanan kekayaan... *masih ada yang hapal lagu Ibu Petiwi gitu, di jaman sekarang?* :)))))

Belum lagi joke-nya Dilan kalau lagi ngegodain Lia suka jayus. Contohnya ada di halaman 105. Tapi bodor garing macam begitu, kalau di antara pasangan kekasih mah tetep aja jatohnya menyenangkan. Saya sebagai pembaca jadi ikut nyengir juga.

Karena penasaran saya sounding sama putri-putri remaja saya. Me: "Kalau anak-anak seumuran kamu baca novel ini pada ngerti nggak ya. Ini mah jaman mama sekolah" Jawabannya: "Temen-temen Kiki pada baca kok, novel Dilan. Katanya sih seru." Iya juga sih, pacarnya anak sulung pun sampai pinjem novel kedua (dan belum balik lagi padahal mereka udah putus) *kok curhat*

Salut lah sama penulisnya. Ternyata kisah kasih remaja jadul ini bisa tembus lintas generasi. Saingan sama generasi Rangga-Cinta, yakin bentar lagi ada tawaran untuk melayarlebarkan novel ini. Eish, Galih dan Ratna mau diremake juga lho.

Tapi saya tahu trik penulis, bagaimana menjembatani antara tahun 90-an dengan masa sekarang, sehingga pembaca usia muda di masa kini nggak culture shock. Dengan sabar penulis akan memberi penjelasan, setiap kali pembahasan menyentuh ranah jadul. Misal, George Michael penyanyi yang digandrungi Disa. Siapa sih George Michael itu ada penjelasannya (halaman 237). Bisa dicontoh, nih.

Pelajaran

Tidak cukup hanya kenangan. Di balik gaya bertutur yang cenderung slengean, novel ini juga memberi sesuatu. Ada hikmah di balik cerita. Ada pelajaran yang bisa kita petik.

Tentang menjadi orang tua. Dilan mendeskripsikan ayahnya sebagai sosok yang lucu. Walau beliau seorang tentara, tetapi tidak lantas menjadi "komandan" bagi anak-anaknya. Cara Dilan bercerita tentang ayahnya membuat saya tersenyum kecil, teringat pada Papih yang galak tapi sangat sayang pada saya, Si Bungsu. Saya jatuh suka pada sosok ayah ini. Mata pun ikut menghangat pada bagian cerita ketika Ayah meninggal dunia.

Sebagai seorang ibu, saya menghayati sikap Si Bunda yang memiliki anak yang unik seperti Dilan. Nggak mau dikekang pun karena dia merasa nggak ada masalah dengan apa yang dilakukannya. Persis! anak sulung saya. Seorang anak, melalui pov Dilan pun mengakui bahwa sikap Si Bunda adalah yang paling nyaman bagi seorang anak (halaman 51). Tokoh Bunda ini menginspirasi saya, bagaimana pendekatan kepada anak dengan cara-cara yang membuat si anak nyaman.

Tentang menjadi anak. Dilan merasa nggak ada yang salah dengan pergaulannya. Orang-orang baik itu saja yang mencapnya sebagai anak nakal. Katanya orang baik tapi kok mikirnya negatif *hahaha... cerdas emang Dilan ini*. Tetapi akan ada waktunya si anak akhirnya menyadari bahwa dirinya telah mengecewakan orang tuanya (halaman 210) dan hal itu mendatangkan rasa sesal.

Novel ini semoga menjadi pencerah untuk anak-anak yang masih belum menyadari kekecewaan yang dipendam orang tua mereka. Sikap yang mereka tahan itu justru supaya si anak nggak terlukai. Nah, kalau kamu merasa termasuk kategori ini, segeralah meminta maaf pada orang tua dan berjalan kembali di jalan harapan orang tua masing-masing, ya, Dek!



Dan ketika peristiwa tragis kematian Akew diikuti dengan permasalahan demi permasalahan, yang berdampak juga pada urusan asmaranya dengan Milea, Dilan menerimanya dengan sikap dewasa dan positif (halaman 226-227). Wahai, pemuda-pemudi yang galau di luar sana, contoh sikap Dilan ini ya, nggak pake mabu-mabuan, nggak pake swing-swingan, ngopi aja di warung Kang Ewok dan ngobrol sama Remi Moore, pikiran galau pun jadi ringan kembali.

Walau saya sempat kebawa sebal sama sikap Lia yang posesif, tapi salut karena penulis membuat Dilan tetap berpikiran positif. Sehingga nggak ada adegan dalam novel yang menggambarkan pertengkaran hebat antara dua insan itu. Kalau ada, aroma sinetron bakal merusak feel novel ini. Tapi, adegan Lia menampar Dilan, saya kurang suka, kok gak sopan sih cewek main gampar aja gitu. Ah, bukan cewek idaman saya *emang situ Dilan*.

Pikiran positif  Dilan terus bergulir sampai menjelang akhir novel. Pada bagian itu, Dilan menganggap masa lalu adalah guru. Pengalaman mengajarkan padanya bahwa dirinya tidak harus lebih baik dari orang lain, tapi berusaha lebih baik dari dirinya yang kemarin (halaman 352).

Selain dua hal penting di atas, yang bikin saya betah baca novel ini, karena udah terbiasa dengan cara bertutur penulis. Di balik gaya bertutur yang santai sesekali saya menangkap kalimat-kalimat puitis.  Kupejamkan mataku, tapi tak kunjung tidur. Sesekali kudengar suara mobil yang lewat di jalan depan rumah Burhan, selanjutnya adalah aku mendengar suara sunyi di suatu tempat di kejauhan seperti bermain lagu sedih di dalam ruangan (halaman 213). Mendengar suara sunyi... *like*

Belum lagi puisi-puisi konyolnya, tapi asyiknya puisi-puisi itu nggak kehilangan rasa romantisnya. Contoh, puisi untuk Cika di halaman 341. Membaca baris-barisnya bikin senyum-senyum geli, tapi dua baris terakhir... duh... :)))

Saya sudah khatam membaca Drunken series-nya Pidi Baiq, jadi nyaris jatuh sangka kalau novel ini adalah personal literature-nya Pidi Baiq yang lain. Gaya bertutur dan sense of humor yang senada dari tokoh Dilan ini dengan Pidi Baiq di Drunken series, bikin saya jadi pengen nuduh kalau Dilan itu sebenarnya bukan tokoh rekaan melainkan jelmaan si penulisnya sendiri *bener gaaaak*

Pokoknya saya harus berterima kasih sama Pidi Baiq, selaku penulis novel ini, atas kenangan-kenangan itu. Mengenang masa remaja putih abu-abu itu paling indah lah, apalagi Taman Centrum dan SMA 5 pun kepilem di novel ini. Hatur nuhun, Kang, almamater saya numpang beken :)))

Jadi, ya... begitulah kesan-kesan terhadap novel "Milea suara dari Dilan" ini. Ketika saya merasa sedih karena novel-novel romance masa kini kadang membuat saya terbengong-bengong nggak ngerti, terbitnya trilogi ini menjadi pelipur kerinduan saya pada romantisme masa lalu. Saya nggak bilang novel ini bagus, nggak bagus juga nggak, yang penting saya sukaaaaaaaaaaaaa.


Love,




UBUD DESTINASI EDUWISATA IMPIAN

$
0
0
 

Kalau ditawari liburan ke Bali, tentu saja saya akan memilih Ubud. Sejujurnya saya kurang suka suasana pantai, makanya pilihan tujuan liburan favorit saya selalu ke tempat yang "hijau-hijau". Di Bali, tempat yang hijau-hijau paling asyik (menurut saya) ya di Ubud.


Panorama alam pedesaan dan perbukitan nan hijau, juga suasana yang tenang dan damai cocok untuk pekerja kreatif seperti saya. Nggak heran kalau Ubud menjadi pilihan tempat tinggal oleh banyak seniman karena kenyamanannya. Entah itu pelukis, pematung, penari, penyair, atau penulis.

source : travelonline.com
Cinta saya pada Ubud semakin kuat setelah membaca kisah Elizabeth Gilbert dalam bukunya, Eat Pray Love. Apalagi setelah buku itu diadaptasikan ke film yang dibintangi Julia Robert. Kebetulan Neng Juju ini aktris favorit saya. Melihatnya menghabiskan waktu di Ubud dalam film itu bikin sirik, sekaligus meninggikan khayalan dan cita-cita saya untuk segera liburan ke Ubud.

Alasan lain kenapa destinasi liburan impian saya harus ke Ubud adalah Ubud Writers & Readers Festival (UWRF), ajang tahunan pesta literasi internasional. Bukannya mau sok gaya ya, tapi saya memang senang datang ke acara yang berkaitan dengan dunia buku, apalagi saya juga kan gini-gini dikenal sebagai penulis. Dan sebagai penulis yang bertanggungjawab pada pembacanya, perlu dong mengembangkan diri dengan menambah wawasan, diantaranya ya dengan ikut nimbrung di festival literasi semacam UWRF ini.

Sebelumnya saya pernah hadir di acara Asean Literary Festival di Jakarta. Baru tingkat regional se-Asean aja sungguh mengasyikkan buat saya, apalagi yang tingkat internasional macam UWRF. Mengikuti workshop atau talk show seputar dunia literasi itu berasa nambah tinggi beberapa derajat lah pengetahuan saya soal sastra dan kawan-kawannya. Buat yang nggak dekat dengan dunia literasi mungkin membosankan dan berat ya, tapi buat saya kayak anak kecil nemu play ground *bwehehehe*

Berbaur di antara orang-orang yang mencintai buku, apakah itu penulis atau hanya sebatas readers, pasti
vibe-nya aja udah berasa beda kali, gimana ya... pumping semangat buat terus berkarya gitu :))
source : adelaidereview.com.au
Workshop di venue-venue yang unik bakal meninggalkan kesan tersendiri buat saya
source : media.rooang.com
Acara workshop atau talk show yang serius diselingi juga dengan performance, seperti
musikalisasi puisi, pembacaan cerpen, atau cuplikan novel... ah kusukaaa...
source : mine8.com
Jadi kalau saya ke Ubud pasnya ya di akhir bulan Oktober ini supaya bertepatan dengan perhelatan UWRF, karena tujuan saya bukan semata-mata liburan tok, tapi piknik sambil menambah wawasan juga. Orang cerdas harus pakai rumus 2 in 1 dong, edukasinya dapat, jalan-jalannya juga tercapai. Itulah mengapa saya memberi kata eduwisata pada judul postingan ini.

Terus gimana nih planningnya. Ya nggak gimana-gimana, di era digital ini mau travelling nggak pakai susah kok. Beli tiket UWRF-nya juga udah bisa online. Booking pesawat tinggal klak klik di portal travel online, sebelumnya saya survey dulu dong buat perbandingan harga. Soal penginapan juga gampang, di website resmi UWRF saya bisa cek hotel atau homestay yang direkomendasikan, selanjutnya tinggal pilih yang sesuai budget.

Tapi kenapa ya kalau booking langsung harganya kok masih tinggi, iseng-iseng saya cek lewat portal travel. Dan yang paling menarik kayaknya penawaran dari Tixton deh.


Ahahahah, keren nih ada portal travel yang punya jin. Beneran si Genie ini bakal mengabulkan travel wish kita? Mari kita coba menu Tixton Travel Wish dari Tixton.com

Pertama-tama harus masuk dulu ke websitenya Tixton dong.

Daftar dulu kalau belum jadi member, atau bisa langsung klik tombol Cara Kerjanya, dan akan langsung diarahkan
ke menu create Travel Wish, daftarnya belakangan.

Ini tampilan kalau kita sudah mendaftar. Kalau nggak mau ribet, bisa kok daftar lewat akun Facebook. Kemudian klik tombol Create Travel Wish.

Isi Info Travel Wish sesuai dengan planning travel kita.

Perbedaannya dengan portal travel lain, di Tixton kita diberikan option apakah kita sudah punya ancer-ancer hotel yang diinginkan atau belum. Kalau ya, tinggal tulis nama hotel, jumlah kamar dan tipe kamarnya, kalau belum ada nanti mereka yang akan merekomendasikan.

Perhatikan kolom paling bawah, nah kita bisa survey dulu ke website lain dan cari harga hotel termurah versi mereka,
kemudian input harga tersebut. Nanti harga tersebut akan menjadi bahan pertimbangan Tixton.
Dari harga yang kita cantumkan itu, berdoa aja deh siapa tahu dapat diskon sampai dengan 20%. Kalau dikabulkan, wow... biaya hotel pun bisa ditekan rendah maksimal, sehingga sisa budget bisa dialihkan ke urusan belanja-belanja. Bikin happy nggak sih.

Setelah selesai create Travel Wish, kita akan mendapat balasan via email, seperti contoh berikut:


Udah deh, tinggal tunggu si Genie kerja. Sambil nunggu kita main-main aja dulu sama Aladin dan Putri Jasmine, eish... maksudnya bikin persiapan buat yang lain-lainnya, misalnya bikin list outfit yang mau dibawa, make-up, dll. Ih, penting lho itu, walaupun UWRF itu tampak seperti event santai, tapi penampilan jangan kumal dong, tampilkan citra penulis Indonesia dengan penampakan yang mengesankan.

Gimana seandainya saya nggak jadi berangkat. Itu mungkin aja kan, secara pepatah mengatakan manusia berencana, tapi Tuhan jua lah yang menentukan. Maksudnya walau kita sudah merencanakan segala sesuatunya dengan rapi, kalau ada kendala mendadak yang mengharuskan kita nggak pergi, apa boleh buat kan.

Terus hotel dan lain-lainnya hangus dong. Ya bisa jadi yang lain-lainnya seperti tiket pesawat hangus, tapi kalau hotelnya jangan khawatir, pesanan hotel kita bisa dijual lagi. Kok bisa? Bisaaa... bahkan kalau kita jual di Tixton, kita dapat kredit poin supaya nanti kalau kita reservasi lagi bisa dapat kredit sampai 30% toncoin (kredit yang nggak bisa diuangkan tapi semacam diskon untuk pembelian selanjutnya), wohow....

Sebentar... urusan keuntungan di Tixton ini belum berakhir. Selain diskonnya yang bikin girang, sekarang ini Tixton sedang mengadakan event Promo Wisata Tixton.


Promo ini sudah dimulai sejak tanggal 17 Agustus 2016, tapi jangan khawatir, masih ada kesempatan buat kamu yang mau ikutan karena promo ini baru akan berakhir pada tanggal 16 November 2016 nanti.

Caranya, kamu tinggal buat travel wish, kemudian share di akun media sosial seperti Facebook atau Twitter. Dalam waktu 24 jam, Tixton akan memberikan penawaran. Lakukan pembelian sebelum masa promo berakhir ya. Tapi ingat, pemesanan kamar hotel yang berlaku adalah tanggal yang bertepatan dengan periode travel yang ditetapkan, yaitu dari tanggal 1 Desember 2016 - 28 Februari 2017. Pas kaaan sama rencana liburan akhir tahun, itung-itung bikin program sendiri dengan judul "Wish Akhir Tahun Tixton" siapa tahu berkah ^ : ^

Hadiahnya 2 tiket pesawat dan uang tunai 5 juta rupiah. Gimana sih rasanya liburan kemudian dibayarin... tentu saja senang bukan kepalang. Pemenangnya akan diundi dalam tiga periode, yaitu setiap tanggal 18 September, 18 Oktober, dan 18 November dan akan dimumkan setiap tanggal 20 September, 20 Oktober, dan 20 November di akun media sosial Tixton.  Kalau mau keterangan yang lebih lengkap soal event promo ini, segera cus ke website Tixton.

Makanya, mari yuk jadi traveller cerdik. Dapatkan harga hotel termurah sekaligus raih hadiah promonya. Semoga beruntung!


Love,





KATAKAN TIDAK PADA MUSIK BAJAKAN

$
0
0


Musik adalah salah satu supporter buat saya dalam menjalani hidup di dunia fana ini. Walau nggak seberat cinta saya pada buku dan maskara, tanpa musik hidup ini terasa hampa. Apalagi jika hidup terasa berat, tapi mati juga masih ogah dan rasanya hari-hari beraaat banget sama berton-ton penyebab galau dan mellow. Maka, musik adalah penenang jiwa yang gundah... *disamping semangkok mie instan kuah yang pedas*


Jaman dulu (ketika masih sesat), pengalaman ngebajak kaset itu parah banget. Karena pacar punya teman yang kerja di toko Aquarius, tinggal titip kaset kosong plus daftar lagu yang lagi hits pada masa itu. Paling lama, dua hari kemudian udah punya dong kaset berisi kumpulan lagu-lagu enak buat didengerin *semoga Allah mengampuni dosa-dosa kami*.

Dan ternyata di jaman digital seperti sekarang ini, bukannya pada insyaf, eh malah urusan bajak-membajak ini semakin dimudahkan. Di internet, bertebaranlah website yang menyediakan fasilitas free download mp3. Sumbernya dari mana nggak perlu dipikirakan terlalu jauh, karena itu bakal ruwet banget *hehe*. Bahkan menurut seorang teman (kebetulan artis), pernah kejadian, baru juga rekaman eh cd bajakannya udah beredar aja di Glodok sana, padahal albumnya belum rilis-rilis acan. Bisa gitu ya... ^_^

Nah, sebagai warga negara yang beriman dan taat hukum, mari benahi diri yuk dengan memantapkan niat berenti download-download musik yang nggak jelas sumbernya dan gratisan. Sekarang udah banyak kok portal-portal musik resmi yang berbayar tapi nggak mahal, misalnya MelOn Indonesia.

Kenapa harus MelOn?



Kesel nggak kalau tiba-tiba virus gentayangan di laptop, padahal lagi butuh-butuhnya buat menyelesaikan kerjaan, atau tugas sekolah, atau kuliah, atau maraton nonton drama *ini sih saya...* tapi nggak nyadar juga kalau virus itu bisa aja datang dari website sembarangan. Jajan aja dilarang sembarangan, soalnya bisa mendatangkan penyakit kalau makan jajanan nggak jelas apalagi kotor, ya kan? Nah, hidup sehat dan bersih juga kita terapkan dong sama kebutuhan jajan musik.

Streaming atau download di MelOn nggak pake mahal kok. Ada paket-paket yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. Sometimes, ada juga promo-promo yang asyik dan bikin kita gak perlu bobol celengan demi ngedengerin lagu-lagu favorit.

Bagi pelanggan IndiHome, tinggal menambahkan
lewat fasilitas Add On Melon
Dengan kapasitas ratusan ribu judul lagu yang tersedia di MelOn dari berbagai genre, kamu nggak bakal bersedih hati karena grup band atau penyanyi kesayangan nggak ada lagunya di MelON. Itu mustahil banget, lihat nih menu searchingnya MelOn.

Asyik banget, menunya aja udah didivide per region, dan yang penting Korea ada dong di list. Nah, kalau mau  lebih spesifik
tinggal ketik judul lagu atau nama album dan penyanyinya di kolom search yang di atas itu.

Kalau mau ngecek lagu-lagu yang lagi hits, tuh di bawah ada widget yang bisa muterin lagu-lagu yang bikin kamu penasaran. Ada juga lagu-lagu favorit saya dan lagu-lagu yang masuk chart versi MelOn music dari berbagai negara.

Udah clear kan soal portal musik yang asyik ini. Kalau belum puas baca postingan ini, segera meluncur ke website MelOn Indonesia, temukan lagu favoritmu di sana. Jangan lupa daftar dulu ya, abis itu pilih paket yang sesuai dengan kebutuhan dan isi dompet. Kelar deh, sejak saat itu kamu bakal enjoy dengerin musik streaming, unlimited lho ya...


Love,



SIAP SELFIE LEBIH KEREN DENGAN OPPO F1s BARENG OPPO COMMUNITY

$
0
0


Saya punya teman sekelas, namanya Kemal. Kemal ini nasibnya paling tragis deh kalau udah urusan sama yang namanya difoto. Pasalnya, Kemal emang jago motret dan pemilik kamera paling bagus pada jamannya. Jadi, kalau pas kelas kami ada acara atau outing, ya siapa lagi kalau bukan Kemal yang didaulat jadi juru foto. Otomatis Kemal paling jarang ada di foto kelas kami, kalau foto yang ada Kemalnya udah pasti hasilnya jelek *hahaha*

Ini Tante, cerita jaman kapan sih? emang nggak ada tongsis ya atau tripod gitu sampai harus ada yang dikorbanin nggak ikut foto bareng-bareng. Ya, belum ada, Nak, kan itu ceritanya terjadi pada jaman prasejarah ketika kamera aja masih analog. Tripod udah ada kali ya *eh lupa* tapi kan ribet banget bawa-bawa tripod jadul,  macam tukang foto keliling aja nanti.

Dan kalau sekarang ponsel dilengkapi dengan front camera, harusnya yang paling bahagia itu Kemal. Soalnya, sekarang kalau foto-foto bareng, dia pasti keajak, ya kan? Tapi, rata-rata hasil foto kamera depan itu kok kurang bagus hasilnya dibanding kamera belakang. Kalau kata mojang Priangan mah, kurang cekas begitu. Jadi kurang puas. Apalagi kalau dipakai selfie, cita-cita tampilan wajah bening dan ceria bak Chelsea Islan itu, jatohnya jauh banget dari kenyataan *yaiyalah*

Tapi, sekarang para selfier nggak perlu risau lagi, soalnya OPPO mengeluarkan produk dengan tipe baru yaitu OPPO F1s yang diberi tagline Selfie Expert. Kenapa kok bisa dapat julukan kayak gitu sih?

Kebetulan, Oppo Community mengundang saya ke acara meetup bloger dan fans OPPO untuk mengupas produk keluaran terbaru dari OPPO ini. Jadi, walau harus menembus hujan badai dan berusaha kuat bertahan dari joke-joke jayus driver Uber, saya tetap bertekad datang ke acara tersebut.

Sebelum acara dimulai
Acaranya diadakan di Tjendana Bistro, family restaurant dengan menu yang enak-enak. Kok tahu? Tahu dong, kan sebelum acara meetup dimulai, para undangan dijamu makan malam dulu. Penting dong perut kenyang, supaya bisa menyimak paparan dengan tenang.

Acara meetup dimulai sekitar jam tujuhan, dipandu oleh Kang Vany Hilman dari OPPO yang kocak dan lincah. Pertama-tama kami diminta untuk memperkenalkan diri. Ya, siapa tahu ada jodoh yang nyelip di acara-acara meetup seperti ini *buat yang single lho... bukan saya ^:^* minimal kan tahu nama dulu.

Setelah beres berkenalan, presentasi brand knowledge OPPO F1s pun dimulai dan lagi-lagi dipandu oleh Kang Vany, yang menjelaskan OPPO F1s ini sampai ke dalam-dalamnya. Dari pemaparannya saya tambah yakin bahwa OPPO F1s memang the one and only ponsel yang didedikasikan untuk para selfier sejati abad ini. Coba simak amunisi yang termuat dalam produk tersebut.

FITUR KAMERA

  • Kamera depan beresolusi 16 MP *WOW* dilengkapi dengan sensor 1/3.1-inci dan aperture F/2.0. Dengan fitur tersebut kamera bisa menangkap cahaya lebih banyak, sehingga hasil foto lebih natural walau dalam kondisi kurang cahaya sekalipun.
kondisi backlight aja hasil foto masih tetap jernih
  • Beautify 4.0. Fitur ini memberikan tampilan terbaik pada hasil foto dengan meminimize kekurangan yang ada pada wajah dengan cara kerja yang lebih natural dan sudah terintegrasi dalam ponselnya. Beda dengan aplikasi beauty plus lepasan yang harus didownload, hasilnya tampak kurang natural dan kelihatan banget hasil editannya, sehingga hasil foto lebih sering menuai hujatan dibanding pujian, ya kan? ^:^ Buat para girls kalau pacar minta dikirimin foto pada saat itu juga *manja* nggak usah nolak lagi karena butuh waktu ngoles BB cream dan lipstikan dulu, tinggal cekrek pake OPPO F1s, terus kirim, dan pacar pun bahagia.
Nyoba selfie di dalam ruangan pakai OPPO F1s
gimana hasilnya ladies? Flawless kan ^^
  • Jaman kekinian begini, kalau upload foto selfie cuma pakai mode normal aja kayaknya kurang asyik, OPPO F1s mendukung kreativitas para selfier dengan menyediakan beragam plug-in, juga filter dalam berbagai tipe. Kita juga bisa menambahkan watermark. Semua fasilitas itu lagi-lagi udah integrated, jadi nggak perlu ribet lagi download ini itu. Praktis.
  • OPPO F1s nggak cuma asyik buat selfie, tapi buat welfie juga oke. Sebabnya, kalau foto banyakan pakai OPPO F1s nggak perlu desak-desakan takut nggak kebawa, apalagi yang posisinya di pinggir :)) fitur selfie panorama adalah solusinya, karena memungkinkan mengambil gambar dengan sudut lebar sampai dengan 120 derajat.
  • Bagaimana dengan kamera belakangnya? Kamera belakang beresolusi 13 MP dengan chip unggulan serta sensor 1/3.06-inci untuk memaksimalkan pencahayaan. Kamera ini tetap bisa diandalkan walau pada malam hari dan minim cahaya sekalipun. Hasil foto masih tajam dan detail. Cocok nih buat foto outing bertema romantis, di ketinggian dengan latar belakang cahaya lampu kota. 
Nah, jelas kan sekarang kenapa OPPO F1s ini punya motto Selfie Expert. Dan dengan spesifikasi kamera yang aduhai seperti dipaparkan di atas, memang pantas kalau gelar OPPO F1s diubah dari smartphone menjadi camera phone.

Saya tertarik juga pakai OPPO F1s, soalnya kapasitas kameranya mendukung banget buat pekerjaan saya sebagai bloger. Tapi, selain kamera, saya juga perlu tahu dulu fitur lain yang ditawarkan OPPO F1s ini, menunjang pekerjaan juga apa nggak. Mari, kita kupas yang penting-pentingnya aja, seperti:

Performa
Ini penting buat bloger event macam saya, ponsel harus lincah dipakai berganti-ganti aplikasi. Lagi live tweet, tiba-tiba harus foto, kemudian pindah medsos yang lain, ngerekam, dll. OPPO F1s ini dilengkapi dengan prosesor octa-core 64 bit yang dipadu RAM 3 GB, cukup lincah untuk mendukung multitasking seperti yang saya butuhkan.

Urusan daya OPPO F1s ini terbilang awet. Dengan batre non-removable berkapasitas 3075 mAh, "hidup" ponsel bisa bertahan sampai 13 jam untuk pemakaian standar. Pas banget dengan kebutuhan bloger jarambah macam saya ini, soalnya sering menghadiri event yang ada di kota lain dan paling malas bawa powerbank.

Konektivitas
OPPO F1s memiliki tiga slot dalam satu tray: 2 slot untuk SIM card jaringan 4G LTE yang mendukung kecepatan internet hingga 150 Mbps dan 1 slot untuk micro SD. Konektivitas lain yang tersedia Wi-Fi, Bluetooth v4.0 dan GPS. Ya, cukuplah ya buat bekal "perang" seorang bloger.



Storage
Ini juga penting nih buat saya yang suka malas mindahin foto-foto event yang segambreng. Memori internal OPPO F1s berkapasitas 32 GB. Dan seperti yang sudah disebutkan, tersedia satu slot micro SD yang bisa disisipi memori sampai dengan 128 GB. Bebaaas mau download aplikasi apa, mau save satu dua episode drama korea yang belum sempat ditonton masih aman dong.

Desain
Mengusung konsep keindahan saat dilihat dan digenggam, fisik OPPO F1s berbahan full metal dengan tampilan yang elegan. Lebar layar 5.5 inci, dilengkapi kaca 2.5D corning gorilla glass 4. Bagian belakang terasa kesat sehingga nggak mudah tergelincir ketika ditimang. Pilihan warna hanya tersedia dua pilihan saja, yaitu gold dan rose gold.

Warna-warnanya cakep deh. Cocok buat Ladies Selfier ^^

Segitu aja sih kebutuhan saya sebagai bloger, dan semua sudah terpenuhi oleh OPPO F1s ini. Kesimpulannya ponsel ini, lulus! sebagai penunjang kerja saya. Jadi pengen punya...

Platform OPPO F1s menggunakan OS Android 5.1 dengan fungsi antar muka debutan sendiri yang disebut Color OS 3.0. Rancangan baru ini diharapkan akan lebih praktis, minimalis dan efisien.

Ada juga fitur tambahan lain yang menjadi unggulan, yaitu sistem keamanan yang tinggi dengan adanya sensor sidik jari. Tombol pemindai ada pada tombol home. Hanya membutuhkan waktu kurang dari satu detik aja si sensor ini untuk mengenali sidik jari kita dan layar pun akan terbuka. Fungsi ini menerima lima sidik jari yang berbeda untuk diregistrasi.

Nah, kira-kira seperti itulah pemaparan tentang OPPO F1s ini. Lengkap dan dalam ya. Fix sudah, hasrat saya memiliki OPPO F1s semakin tinggi.

Sesi hiburan, karena organ tunggal pasti kurang cocok untuk acara seperti ini, maka sebagai gantinya penyelenggara mendaulat Bang Aswi, yang dengan riang gembira berbagi tips-tips selfie yang baik dan benar sesuai dengan norma-norma berdasarkan UndangUndang, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika *halah ter-PPKN sekali*



Selesaiiii... bubaaar... eh belum, karena setelah Bang Aswi selesai dengan presentasinya, masih ada acara quiz-quiz ringan dan pengumuman pemenang door prize *yang ternyata bukan saya* dan pemenang live tweet *yang ternyata bukan saya juga* T_T

Kesimpulan

Kalau diperhatikan dengan seksama, acara meetup ini walau durasinya pendek tapi mengusung tiga pengalaman yang berbeda sekaligus, yaitu user experience, brand knowledge, dan pengetahuan umum tentang tips selfie. Waduh, nggak berasa deh, acara yang penuh ketawa-ketiwi ini ternyata bebannya berat juga. Nggak rugi banget deh hadir di acara ini.

Eh, saya sempat bisik-bisik juga sama Mas Vany, nanya berapa sih harga OPPO F1s itu, ternyata memang harganya masih lumayan tinggi *buat saya lho* yaitu pertengahan 3jt - 4jt. Tapi dengan spec selengkap dan tampilan sekeren OPPO F1s ini harga segitu masih layak dong ya.

Makanya yang ngaku selfier sejati malu dong ah kalau amunisi selfienya masih ompong. Segera beralih ke Selfie Expert OPPO F1s, biar tampilan selfiemu sekece Chelsea Islan dan Reza Rahardian.





Love,



BINCANG LISTRIK BERSAMA SCHNEIDER

$
0
0


Index pengalaman kesetrum saya cukup tinggi loh *kok bangga :D*. Parahnya, sejarah kesetrum dimulai sejak masih balita. Itu juga cerita dari Mami dan kakak-kakak, soalnya saya sendiri udah nggak ingat lagi. Yang sempat saya ingat, dulu rumah masa kecil saya kan rumah jadul ya, lantainya agak lembab gitu, ada bagian yang kalau pas mati listrik gara-gara ngejeplak sekeringnya, dan kalau kita jalan di atas situ berasa... rrrreeed gitu ada kejutan listrik.

Kemudian, masa kuliah pernah kesetrum di Lab Komputer, perasaan saya saat itu? shock dan malu, habis asisten dosennya ganteng tapi ngetawain saya bukannya menenangkan *langsung dicoret dari daftar gebetan*.


Setelah jadi ibu rumah tangga masih aja suka kesetrum, yang tersengat kabel setrika lah, kesetrum komputer lah, colokan dispenser, dan yang paling seram sih tragedi mesin cuci karena ada di area basah. Walau ya nggak sampai pingsan, tetap aja shock dan sempat trauma beberapa lama, jadi parno kalau mau copot-sambung alat listrik ke stop kontak, ujung-ujungnya minta bantuan ke orang.

Walau begitu saya masih merasa beruntung karena kesetrumnya masih level kecil-kecilan, coba kalau levelnya tinggi semacam kesambar petir, maka saya akan.... menjelma menjadi Elektra *deuh ter-Supernova sekali*. Ya, pokoknya masih sehat walafiat sampai sekarang.

Tapi coba deh lihat bagan di bawah ini. Saya sendiri setelah melihat bagan tersebut jadi sadar bahwa listrik nggak bisa dianggap enteng dan bukan makhluk yang asyik diajak main.


Ngeri kan, dan yang harus dilindungi dari bahaya listrik kan bukan diri sendiri aja, anggota keluarga yang lain pun harus terlindung dari bahaya listrik. Bukan hanya itu bahayanya, potensi kebakaran di rumah pun sebagian besar penyebabnya adalah hubungan arus pendek.

Jangan bilang kalau urusan listrik, karena berbau teknik, adalah urusan Pak Suami. Nooo, Buibu... kita juga harus paham, kan kita yang paling banyak ada di rumah *ibu rumah tangga maksudnya*, ya seandainya ibu bekerja minimal kan bisa memberi pengarahan sama yang nunggu rumah.

Beruntung deh minggu kemarin saya ikutan acara bincang-bincangnya KEB bekerjasama dengan Schneider Electric. FYI aja, SchneiderElectric ini adalah perusahaan manufaktur peralatan listrik asal Perancis, yang sudah beroperasi selama 43 tahun di Indonesia ini.

Walau penuh lika-liku perjalanan saya ke acara ini dan datang kepagian *hehe* saya nggak menyesal deh ikut nimbrung di acara yang diadakan di Hongkong Cafe, Jakarta Pusat. Sebelum acara dimulai, kami dijamu makan siang dulu. Duuuh... buffet-nya Hongkong Cafe emang yahud. Enak-enak banget makanannya, lelah saya karena harus nunggu nyaris dua jam sebelum cafe itu buka pun, terbayar sudah ^_^

Selesai makan siang dan berkenalan dengan teman-teman Blogger yang baru ketemu, acara pun dimulai. Diawali oleh speech-nya Mak Sumarti Saelan alias Mak Icoel, kemudian disambung permainan tebak kata yang diasuh *halah diasuh* oleh Mak Tanti Amelia. Ide keren ini sukses membangkitkan kesadaran peserta yang nyaris hilang akibat kekenyangan.


Selesai acara permainan, sesi bincang-bincang pun dimulai. Sesi ini dipandu oleh Mak Mira Sahid dan Pak Frankco Nasarino, selaku perwakilan dari Schneider menjadi pembicaranya.

Sebetulnya banyak tips praktis agar rumah aman dari bahaya listrik, tinggal googling aja kan. Tapi beda rasanya kalau mendengar langsung penuturan dari Pak Rino. Dan tips-tips yang disampaikan beliau adalah sebagai berikut:

  • Tempatkan stop kontak di lokasi yang nggak mudah dijangkau oleh anak kecil, terutama balita ya. Misalnya di balik pintu, di samping bufet atau lemari. 
  • Jangan menumpuk sambungan di satu stop kontak. Biasanya nggak sadar kan numpuk-numpuk sambungan pakai sambungan T. Jatahnya kan 3-4 sambungan kan ya kalau T connector itu, jangan nekat ditumpuk lagi sama satu atau malah dua sambungan T lagi, bahaya loh.
  • Pastikan instalasi listrik di rumah menggunakan alat-alat listrik yang sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). 
  • Pemasangan instalasi listrik nggak boleh sembarangan loh ya, harus oleh petugas yang ahli di bidang kelistrikan dan bersertifikat.
  • Lakukan pengecekan berkala. Menurut Pak Rino waktu ideal pengecekan alat-alat instalasi di rumah itu adalah setiap sepuluh tahun sekali. Tapi, nggak ada salahnya juga kalau sebelum jatuh tempo kabel-kabel listrik dicek, siapa tahu udah ada yang gundul digigitin tikus. Ada cara sederhana kalau kabel listrik mau awet. Sebelum dipasang, kabel-kabel diolesi minyak, maka akan aman dari gigitan tikus. Tapi,minyaknya jangan yang bekas ngegoreng ikan asin ya, Bu, tikus sih malah doyan.


Tapi yang paling penting, kita harus tahu dulu peralatan instalasi listrik yang digunakan untuk mengamankan rumah dari bahaya listrik, seperti kebocoran arus dan korsleting. Nah, arus bocor ini yang bikin saya suka kesetrum. Dan kembali Pak Rino yang baik hati dan sabar, menjelaskan satu demi satu peralatan listrik yang penting, termasuk seluk-beluk listrik secara lengkap.

1. MCB
Kependekan dari Miniature Circuit Breaker. Biasanya begitu pasang instalasi listrik dari PLN langsung dipasang alat ini. Fungsinya sebagai pengaman hubungan singkat (korsleting) juga pengaman dari penggunaan beban berlebih. Di rumah suka mati listrik tapi bukan karena pemadaman listrik dari PLN, ciri-cirinya ada bunyi kayak ngejepret gitu kan. Nah, itu tandanya penggunaan listrik di rumah Buibu melebihi daya yang semestinya.


Harus berapa banyak MCB yang terpasang di rumah? Itu tergantung dari daya yang dipasang. MCB yang dikeluarkan oleh PLN itu rata-rata 2 A. Idealnya MCB itu dipisahkan sesuai penggunaannya, misalnya untuk barang elektronik, lampu, peralatan dapur elektrik. Supaya apa? terhindar dari kerusakan barang elektronik. Listrik yang nggak stabil pengaruh juga loh ke barang eketronik.


2. ELCB
Kependekan dari Earth Leakage Circuit Breaker. Fungsinya mendetekasi kebocoran arus. Bila terjadi kebocoran, ELCB ini akan memutuskan arus listrik ke grounding, jadi nggak kan kejadian tuh lantai "ngerenyed" alias nyetrum seperti lantai rumah saya dulu. ELCB dipasang berdampingan dengan MCB.



3. RCBO
Kependekan dari Residual Current Circuit Breaker with Over Current Protection. Wih, panjang ya, harusnya disingkatnya RCCBOCP (ROBOCOP?) nah itu makanya disingkatnya RCBO aja biar nggak siwer *hehe*. Fungsinya untuk memutus arus listrik secara otomatis bila terjadi hubungan arus pendek dan memutus arus listrik saat terjadi kebocoran. Bisa dibilang RCBO ini adalah gabungan MCB dan ELCB dalam satu komponen.



Alat ini merupakan inovasi terbaru dari Schneider Electric dengan tujuan supaya pengunaannya lebih efisien dan dengan bentuknya yang lebih slim sehingga bisa menghemat ruang dalam kotak MCB. Menurut Pak Rino, utamakan pemakaian RCBO dipasang di sirkuit listrik yang berada di area yang lembab, seperti kamar mandi,dapur, sekitar kolam renang, dan sirkuit listrik yang terjangkau oleh anak-anak.

Dari segi harga, RCBO ini lebih murah dibanding MCB dan ELCB. Jadi menggunakan RCBO sudah pasti jauh lebih hemat kan. Dan Pak Rino punya kabar gembira, bukaaaan RCBO nggak bisa diekstrak *jayus ah jokenya*. Berita gembiranya, Schneider sedang mengadakan promo, pembelian RCBO (berapa aja) gratis ongkos pasang. Asal tahu aja, untuk rumah yang berdaya besar, biaya pemasangannya berkisar antara IDR 750.000 - IDR 2.000.000 lumayan kan.

Kira-kira demikianlah paparan seluk-beluk listrik di rumah kita. Mulai dari bahayanya, tips pengamanannya, dan alat-alat safetynya. Gimana Buibu, mulai sekarang dartrik yuk*sadar listrik maksudnya, darkum ala ala gitu...* supaya rumah terhindar dari potensi kebakaran dan anggota keluarga juga bebas dari sengatan listrik.

Eh, tapi acaranya belum selesai. Masih ada serangkaian acara yang seru-seru loh. Misal, lomba beregu merakit MCB. Nah, saya sukses cuma megangin kotak komponennya aja, abis nggak ngerti lihat kabel yang "pabaliut" itu. Setelah itu diadakan sesi tanya-jawab sambil menikmati hidangan coffee break. Agendanya, teman-teman bertanya, Pak Rino menjawab, saya ngemil dan minum teh *eng...*.


Pokoknya seru deh acara ini. Membuka wawasan baru soal kelistrikan dan memberikan kesadaran (khususnya saya) bagaimana cara mengupayakan agar rumah dan keluarga terhindar dari bahaya listrik. Ibarat peribahasa acara ini bagai sekali dayung, tiga pulau terlampaui. Ilmunya dapat, senang-senangnya dapat, kenyangnya juga dapat *bwehehehe*.



Kalau ada yang kurang jelas dan ingin bertanya soal produk-produk dari Schneider, atau mengenai promo yang sedang berlangsung (berlaku untuk Jabotabek aja ya...) silakan menghubungi:

Schneider Indonesia Pusat Layanan Pelanggan ( Jakarta):
Hotline : 1500055
Fax : 62-21-750441516
Email : Customercare.id@Schneider-electric.com

Love,

[REVIEW] WONDERFUL LIFE: PROSES MENERIMA KETIKA HIDUP TAK SESEMPURNA YANG DIHARAPKAN

$
0
0


"Setiap anak dilahirkan sempurna... "

Bagaimana jika tidak? Orang tua yang dibesarkan dengan paradigma seorang anak harus pintar - harus berprestasi - harus jadi orang, akan susah menerima jika anaknya tidak seperti dirinya. Orang tua sering lupa kalau anak bukanlah mereka. Demikian pula yang dialami oleh Amalia Prabowo, ibu dari Aqil, seorang anak yang divonis memiliki disleksia.

Disleksia adalah gangguan kemampuan membaca dan menulis. Disleksia seringkali dianggap sebagai gangguan pada kemampuan membaca, kondisi ini juga meliputi ketidakmampuan dalam menulis dengan baik. Dengan kata lain, disleksia telah dianggap sebagai sebuah gangguan pada kemampuan belajar, bukan hanya dalam membaca (sumber: docdoc.com)

Amalia dibesarkan oleh ayah yang masih berpandangan  kolot. Tiga kata sakti: pintar - berprestasi - jadi orang sudah ditanamkan pada Amalia sejak masih kecil. Bisa jadi karena trauma pasca kehilangan anak sulung mereka, sehingga tiga kata sakti yang tidak berhasil diterapkan pada anak sulung mereka, kemudian diwariskan pada Amalia. Ayah Amalia juga menuntut hal yang sama pada Aqil, cucunya.

Amalia harus menghadapi tantangan dan tekanan yang luar biasa dalam hidupnya. Itulah sebabnya ketika mengetahui Aqil disleksia, tentu saja ia tidak menerima begitu saja.  Amalia bahkan tak mengindahkan keterangan para ahli yang mengatakan bahwa disleksia tak bisa disembuhkan. Logikanya sebagai seorang perempuan yang berpendidikan tinggi mengatakan, bahwa tidak ada penyakit yang tidak dapat diobati. Penyangkalan terhadap kondisi Aqil membawanya pada satu perjalanan panjang untuk mencari jalan kesembuhan bagi Aqil. Tanpa disadarinya, perjalanan yang dilakukannya bersama Aqil itulah yang menjadi proses menuju penerimaan dan jalan menemukan jati diri Aqil yang sesungguhnya memiliki banyak kelebihan dibanding kekurangannya.

Kisah inspiratif Amalia Prabowo dan Aqil ini diangkat menjadi sebuah film keluarga berjudul "Wonderful Life", yang dibintangi oleh Atikah Hasiholan sebagai Amalia dan bintang cilik Sinyo yang berperan sebagai Aqil.

Sangat mengharukan melihat gambar demi gambar yang merangkai #WonderfulLifeMovie ini. Saya seolah-olah menjadi saksi transformasi seorang Amalia, perempuan tangguh, mandiri, sukses, dan (sepertinya) bossy juga *maafkan saya Bu Lia*, pada akhirnya luluh dan  kembali jatuh cinta pada anaknya. Menjadi ibu yang siap mencurahkan kasih sayangnya pada Aqil, mendukung anaknya dengan cinta sepenuh-penuhnya. Bagaimana ia harus berhadapan dan menyikapi sikap kolot ayahnya, menyembuhkan traumanya sendiri, menghadapi urusan pekerjaan, melampiaskan stressnya. Menyaksikan "penderitaan" Amalia membuat mata saya basah.

Puncaknya adalah ketika Amalia nyaris kehilangan Aqil, baru ia menyadari semua yang dilakukannya salah. Kepentingan Aqil lebih berharga daripada kepentingan dirinya sendiri. Dan ia menyadari, bahwa yang bisa dilakukannya adalah membiarkan Aqil untuk menjalani keinginannya bukan keinginan ibunya.

Alur cerita film ini adalah sebuah gambaran perjuangan seorang ibu, yang tadinya mencari kesembuhan untuk anaknya, tetapi kemudian setelah menyadari kesalahannya akhirnya beralih untuk "menyembuhkan" dirinya dulu, sehingga akhirnya bisa dengan ikhlas berdamai dengan kondisi anaknya. Mengubah penyangkalan menjadi satu penerimaan.

Air mata saya meleleh ketika Amalia meminta maaf pada Aqil. Adegan yang menampar kesadaran diri pribadi, teringat betapa masih seringnya saya memaksakan kehendak pada anak-anak. Betapa, mungkin, anak saya sering merasakan tekanan, mengerjakan sesuatu yang tak mereka sukai melainkan saya yang suka.

Oleh karena itu, saya sangat merekomendasikan film ini kepada mahmud-mahmud di seluruh nusantara, karena dari film ini banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil. Melalui bahasa gambar yang sama sekali tak berkesan menggurui, kita seperti ditunjukkan kesalahan-kesalahan yang kadangkala masih kita anut dalam pola asuh anak.

Mulai tayang di bioskop tanggal 13 Oktober 2016
Produksi film ini merupakan hasil kolaborasi kreatif dari tiga unsur yaitu penerbit KPG ( yang menerbitkan buku Wonderful Life, sebelum difilmkan, kisah Amalia Prabowo ini sudah lebih dulu dituangkan ke dalam sebuah buku), PT. Sariayu Martha Tilaar dan Creative & Co sebagai penyedia konten kreatif, dimana Visinema menjadi bagiannya.

Mengenai keterlibatan Sariayu di film ini karena film Wonderful Life bisa diibaratkan sebagai simbol dimulainya gerakan #bewonderfulmovement, sebuah gagasan yang diprakarsai. Melalui film tersebut, Sariayu ingin menyabarkan virus perubahan mengingat masih banyak perempuan Indonesia yang butuh dukungan untuk melakukan perubahan positif, tak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga keluarga, lingkungan dan masyarakat (sumber: press release screening film Wonderful Life).

Gambar-gambar itu hasil karya Aqil
Oleh karena itu, sekali saya ingatkan, jangan lupa menonton film Wonderful Life yang akan mulai tayang di bioskop-bioskop di Indonesia mulai tanggal 13 Oktober 2016. Mari bergabung dan sosialisasikan gerakan #bewonderfulmovement, jadilah perempuan cantik Sariayu karena cantik adalah berani melakukan perubahan.


Love,


PRE-EVENT GATHERING INDONESIAN PEARL FESTIVAL 2016

$
0
0


Sebetulnya saya kurang hobi ikutan acara-acara formal seperti acara di kementerian atau instasi pemerintahan lainnya. Tetapi ketika melihat informasi di grup BRID, saya tertarik untuk ikut berpartisipasi. Sebabnya yang mengadakan acara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP), infonya lagi bahwa acara ini akan dihadiri oleh ibu Susi Pudjiastuti. Sudah lama saya penasaran pada sosok ibu menteri yang satu ini, saya merasa sayang buang kesempatan untuk melihat sosok ibu menteri yang dikenal tegas dan berani ini dari dekat.



Maka pada tanggal 12 Oktober 2016 kemarin, jam 06.00 waktu Indonesia bagian Serang ^-^ saya sudah duduk manis di dalam mobil elf, yang akan membawa saya ke Jakarta. Sempat degdegan karena menjelang masuk pintu tol Kebon Jeruk kondisi jalan padat dan ogah-ogahan merayap. Begitu juga pada saat masuk area Tomang *uhuhuhu... takut telat* soalnya acara di undangan jam 09.00 WIB, sedangkan perjalanan saya masih panjang. Syukurlah sekitar jam 08.00 WIB saya udah ada di halte busway CP, nggak berapa lama busway yang akan membawa saya ke arah Harmoni pun datang, dan berhasil tiba di Gedung Mina Bahari III kurang dua puluh menit dari jam undangan.


Acara ini diselenggarakan sebagai event pembuka rangkaian acara Indonesian Pearl Festival 2016 (IPF 2016). IPF sudah diselenggarakan sebanyak enam kali. Acara ini merupakan bagian dari Marine and Fisheries Business and Investment Forum. Satu agenda dari KPP yang menjadi wadah bertemunya para stakeholders, pengusaha, dan supliers di bidang kelautan dan perikanan, diharapkan dari pertemuan ini akan terjadi banyak perkawinan bisnis. Dan yang menjadi primadona di forum bisnis kali ini adalah mutiara laut selatan, salah satu varietas mutiara terbaik di dunia.

Cukup lama juga menunggu sampai tamu-tamu undangan berdatangan. Baru sekitar jam 10.00 WIB bintang KPP yang ditunggu-tunggu pun hadir di lokasi acara. Bu Susi Pudjiasuti ini biarpun sosoknya mungil tapi energik banget, jadi susah difoto kalau sedang jalan.

Ibu-ibu Dharma Wanita yang cantik-cantik ini berbaris siap menyambut
Ibu Menteri. Wajah mereka semringah dan antusias, seperti mau
nyambut idola ya ^-^
Kemudian acara pun dibuka dan diawali dengan laporan program kerja KPP oleh bapak Ariyanto Wibowo. Salah satu poin baik yang saya tangkap bahwa dari forum bisnis pertama di awal tahun 2016 ini, telah tercatat 62 calon investor dengan nilai potensi investasi sebesar 20.3 Trilyun rupiah *tepuk tangan dooong*

Ibu Susi sendiri dalam pemaparannya memberikan apresiasi mengenai kegiatan forum bisnis ini, khususnya dengan masuknya mutiara sebagai salah satu produk kelautan yang dimasukkan ke dalam business forum dan investment ini.

Beliau menghimbau masyarakat Indonesia untuk membeli mutiara laut selatan ini, karena mutiara produk Indonesia ini terkenal sebagai mutiara terbaik di dunia. Jangan terkecoh oleh produk mutiara air tawar dari Tiongkok, barang selundupan lagi. No way!

"Buy Indonesian pearls. Mutiara Indonesia itu yang terbaik di dunia. Saya juga tahunya malah dari (orang) Amerika. Kalau bagus, semua orang pasti akan kenal." Demikian dengan lugas Bu Menteri mengungkapkan himbauannya.

Menurut Bu Susi lagi, mutiara laut selatan ini adalah bagian dari industri kelautan yang potensial untuk dikembangkan. Untuk itu kembali beliau menghimbau kepada semua yang terlibat dalam industri terkait untuk bahu-membahu mensukseskan pergerakan bisnis ini. Para pengusaha diminta untuk mengubah mindset-nya, bisnisnya harus dibuka seluas-luasnya, buat company profile yang layak, jangan malah sengaja dikecil-kecilkan demi menghindari pengenaan pajak yang besar *hahaha bu Susiii bisa aja deh*, libatkan perbankan untuk urusan permodalan. Bisa juga melalui forum BUMN. Kalau portofolio baik, sudah pasti investor pun berdatangan.

Wah, pokoknya mendengarkan penuturan Bu Susi, saya makin kagum dan optimis kalau urusan kelautan dan perikanan Indonesia bakal maju. Apalagi beliau selalu menegaskan masalah transparansi dalam setiap program kerja di departemennya. Jika masih ditemukan praktik pungli atau korupsi birokrasi di departemennya, laporkan dan beliau nggak segan-segan akan mengambil tindakan tegas. Nah, lho!

Foto bersama Dewan Juri Lomba Blog, Fotografi, dan Desain Perhiasan. Yang saya kenal cuma Nadine Chandrawinata, Jay Subiakto dan Pak Amril Taufik Gobel :))
Setelah selesai paparan dari Menteri KKP Susi Pudjiastuti, acara dilanjutkan dengan dialog dari pengusaha dan nelayan di bidang perikanan dengan bu Menteri. Tapi sebelum acara dialog dimulai, dilakukan terlebih dahulu penandatanganan perjanjian kerjasama oleh Dirjen Kelautan dan Perikanan dengan PT. Perikanan Nusantara (Persero).

Acara dialog berlangsung khidmat *hehehe* karena yang saya dengar keluhan-keluhan mengenai kesulitan mereka terutama yang berasal dari wilayah Timur seperti Morotai dan Raja Ampat. Masalah utama mereka adalah lahan untuk budidaya dan penetapan retribusi. *Pfffhh... semangat ya Bapak-bapak*

Selesai dialog, undangan khususnya Blogger digiring ke ruangan lain, yaitu Ruang Cakalang untuk mengikuti technical meeting lomba-lomba yang akan diselenggarakan seiring dengan Indonesian Pearl Festival ini.

Acara IPF 2016 ini akan digelar mulai tanggal 9-13 November di Lippo Mall Kemang, Jakarta. Agendanya mencakup: pameran mutiara terbesar, lelang mutiara, klinik mutiara, ruang edukasi, charity and fund rising.

source : Fan Page FB Indonesian Pearl Festival 2016
Sedangkan lomba-lomba yang akan digelar sebagai berikut:

1. Lomba Blog
Tema : Menguak Tabir Indonesian South Seas Pearls (ISPP). Periode lomba dari tanggal 19 September 2016 - 24 Oktober 2016.

Ibu Nelia dari Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia sedang memberikan pengarahan mengenai mutiara laut selatan
source : dokumen pribadi

2. Lomba Foto Panorama Kelautan Indonesia
Tema : Lautku masa depanku, cintai, dan jagalah aku. Dibuka untuk tiga kategori, yaitu jurnalis, pelajar, dan umum. Foto nggak harus baru, stok foto dari tahun 2015 juga diterima. Foto juga nggak harus underwater ya, pokoknya panorama laut.

source : Fan Page Facebook Indonesian Pearl Festival 2016

3. Lomba Desain Perhiasan Mutiara
Ada dua kategori yang bisa dipilih untuk jenis rancangan, yaitu Classic style yang menitikberatkan unsur kesederhanaan pada poin penilaiannya, dan Modern style yang menitik beratkan pada segi kreatif dan inovatif tanpa meninggalkan unsur estetisnya.

source : Fan Page Facebook Indonesian Pearl Festival 2016
Untuk informasi yang lebih lengkap, silakan mengunjungi Fan Page Indonesian Pearl Festival 2016 di Facebook.

Oya, selama acara pre-event gathering ini berlangsung, diadakan juga lomba live tweet yang dimulai sejak jam 09.00 - 12.00 WIB. Lomba ini memperebutkan hadiah berupa ponsel OPPO A37 untuk juara pertama, dan ponsel OPPO Neo 7 untuk pemenang kedua. Dan pemenangnya langsung diumumkan hari itu juga. Siapa sih... siapa ya? *pura-pura lupa*

Wiwiwiw... sekarang nggak akan malas lagi ikut acara-acara formal :)))
source : dokumen pribadi
Selesai acara technical meeting, kami dipersilakan untuk menikmati makan siang. Menunya enak-enak dan sehat *tapi kok nggak ada menu ikan ya...* ah yang penting kenyang toh ^ _ ^

Demikian laporan pandangan mata saya dari acara pre-event gathering Indonesian Pearl Festival 2016, kalau masih penasaran soal mutiara laut selatan ini, bagaimana bentuk dan kekerenannya, silakan datang ke acara pameran IPF 2016 di Lippo Mall Kemang bulan November yang akan datang.

Sampai ketemu di sana, ya!

Love,

TIPS TRAVELING UNTUK USIA 40+

$
0
0


Saya pernah menjadi perempuan rumahan manja yang malas pergi-pergi kalau nggak diantar suami. Kejadiannya sejak saya berhenti kerja, nganggur, kemudian nyambung punya bayi lagi. Jangankan pergi jauh, kalau ada perlu di dalam kota aja selalu nunggu suami available. Pokoknya nggak mandiri banget deh, ogoan kalau kata bahasa Sunda-nya mah.

Salah satu pemicunya adalah kondisi kehamilan yang bermasalah. Sering mengalami kram perut dan kontraksi palsu yang berefek pada larangan menyetir mobil. Nyetir motor memang nggak bisa dari dulunya, naik angkot yampuuun... nggak kuat deh kalau sambil bawa perut segede tambur. Otomatis kalau pengen pergi-pergi ya itu tadi nunggu suami available. Akhirnya jadi keenakan dan kebiasaan, akibatnya hidup saya pun menjadi lamban selama hampir tujuh tahun (seusia anak bungsu saya).

Tetapi setahun belakangan ini, ritme hidup saya berubah total sejak aktif menjadi Blogger. Awalnya saya terkaget-kaget karena menjadi Blogger masa kini banyak juga kegiatannya. Saya harus cepat beradaptasi supaya nggak kewalahan, saya sadar betul menjadi Blogger aktif itu butuh stamina yang prima.

Masalahnya saya tinggal di Serang, kota yang jarang ada aktivitas bloggingnya. Demi memperluas wawasan dan networking mau nggak mau saya harus ikut berpartisipasi di acara-acara blogging yang diadakan di kota lain. Paling sering sih Jakarta, sesekali ke Bandung juga. Jadi kegiatan blogging saya bisa dibilang lintas tiga provinsi ya ^_^

Yang paling seru akhir September kemarin, tanpa saya sadari ternyata saya booked tiga acara dalam tiga hari berturut-turut dan satu lagi acara hanya berjarak tiga hari dari acara terakhir. Akibatnya saya harus melakukan perjalanan dengan rute Serang - Jakarta - Serang - Bandung - Jakarta - Serang - Jakarta (lagi). Waduh...

Sekarang pagi-pagi harus udah siap di stasiun udah biasa  ^_^
Risikonya sekarang nggak bisa lagi mengandalkan suami buat antar jemput, karena pada umumnya acara blogging sering diadakan di hari kerja, kalau pun ada yang di hari libur, suami soleh yang mendukung kegiatan "play-work" istrinya tetap jaga gawang menemani anak-anak di rumah. Yang penting objeknya ridho kan   ^ : ^

Saking seringnya pergi-pergi sendiri, sekarang saya udah tahu slahnya *halah slaaaah* traveling alone, makanya mau bagi-bagi tips nih buat buibu usia matang *hehehe* yang suka atau terpaksa traveling sendirian. Rasanya tips ini sesuai-sesuai aja deh untuk traveling jarak dekat atau jarak jauh.

1. Kenali tempat tujuan

Kalau ke Bandung nggak terlalu khawatir karena kampung halaman sendiri kan. Lain halnya dengan Jakarta, seperti yang terakhir itu acara di daerah Cikini. Wah, saya masih asing ke daerah itu. Pernah sekali ke situ tapi ya itu dia diantar suami kan tahu sampai aja ^ _ ^

Sebelum pergi saya googling tempat-tempat yang akan saya kunjungi. Cari informasi alamat lengkap dan nomor teleponnya. Kemudian cari tahu gedung atau kantor lain yang ada dekat lokasi acara yang mudah dikenali seperti bank, restoran, hotel, kantor pos, stasiun, dll, karena bisa membantu sebagai patokan atau ancer-ancer lokasi. Informasi-informasi yang saya dapat itu saya catat di notes kecil.

2. Catat Rute Perjalanan dan Kebutuhan Transportasi

Buat semacam itinerary. Itinerary diperlukan bukan hanya pas liburan aja. Setiap bepergian jauh, saya membiasakan untuk mencatat rute perjalanan. Kemudian mencatat kebutuhan transportasi, baik untuk perjalanan antar kotanya maupun transportasi di dalam kotanya. Supaya apa? dari catatan itu saya bisa memperkirakan biaya yang dibutuhkan, jadi kan bisa atur-atur budget plus persiapan pemesanan tiket kalau menggunakan travel atau kereta api.

Akhirnya... punya pengalaman naik kereta api Bandung - Jakarta
3. Hitung Waktu Dengan Cermat

Lebih baik datang cepat daripada terlambat kan? Apalagi saya jenis ibu-ibu yang gampang panik. Kalau terlambat pasti langsung nggak fokus, ngerjain apa-apa jadi nggak beres.

Nah, waktu ke Cikini itu, saya datang kepagian banget, sekitar dua jam lebih awal dari waktu acara. Tapi saya nggak galau, saya kan udah googling daerah sekitar lokasi, apa lagi kalau bukan cari tempat wiskul yang asyik *hehehe* dan waktunya pas lagi buat makan siang. Cikini kan gudangnya tempat makan legendaris. Tapi, saya ambil yang dekat-dekat lokasi aja. Saya jalan-jalan ala turis di sekitar lokasi, eh nemu kedai bakmi yang ramai pengunjung. Akhirnya saya terdampar di situ, karena penasaran dan lapar ^_^. Selain itu saya juga bisa mengamati lokasi sekitar dan menemukan hal-hal menarik yang bisa dijadikan bahan tulisan.

4. Pakai Outfit Yang Nyaman Selama Perjalanan

Bukan berarti harus stylish macam airport outfit-nya artis-artis loh ya, buat usia 40+ macam saya ini outfit di perjalanan harus nyaman dan anti masuk angin. Wah, kalau udah masuk angin bahaya... bisa buyar semua rencana dan kegiatan.

Saya memilih model yang cenderung sporty, dengan bahan yang ringan dan menyerap keringat jika bepergian di siang hari. Kalau bepergian sore sampai malam, saya tambahkan kardigan, syal dan kaos kaki sebagai tameng pelindung dari gempuran dinginnya AC kendaraan.

Untuk urusan kaki, saya kapok pakai high heels kalau pergi-pergi pakai transportasi umum, jadi kalau bepergian sendiri lebih memilih sneakers atau flat shoes. Kalau terpaksa harus ber-high heels karena acaranya formal, saya tetap bawa cadangan sandal. Selesai acara high heels masuk kantong, kemudian ganti pakai sandal ^:^

5. Siapkan Baju Ganti

Kalau travelingnya membutuhkan waktu bermalam, saya packed baju untuk satu-dua malam dengan menganut paham mixed and match. Paling bawa celana panjang warna hitam satu helai dan atasan dari bahan ringan minimal dua. Baju tidur dan kerudung-kerudung. Udah. Yang penting underwear bersih selalu tersedia. Gunakan travel bag yang ada rodanya, atau koper ukuran terkecil. Usia 40+ udah dilarang angkat yang berat-berat ya :))) enaknya kan tinggal dorong-dorong aja. Bisa berhemat dengan mengeliminasi biaya portir juga kan *ini bukan pelit tapi prinsip ekonomi*.

6. Sedia Obat-Obatan

Wajah bisa berbohong tapi usia nggak akan berkhianat *bwehehe*. Di usia 40+ ini saya akui stamina udah nggak sejago waktu usia masih 20-an atau 30-an. Kena angin sedikit langsung meriang. Kedinginan langsung bersin-bersin disambung dengan flu. Makanya sedia payung sebelum hujan, bawa persediaan obat-obatan termasuk multivitamin yang sekiranya bisa membantu dalam keadaan darurat.

Kalau pergi jauh saya selalu bawa 3 pouch. Pouch 1 isinya kosmetik, pouch 2 isinya powerbank, charger dan
alat tulis, dan gambar di atas isi pouch ke-3: senjata penghalau pegel linu, flu, masuk angin dan rasa lelah :))

Sebetulnya sebelum perjalanan maraton itu, badan ini kurang fit. Sebabnya sejak dua minggu sebelumnya kena tular flu dari si bocah. Tapi mau membatalkan hadir di acara-acara yang sudah terjadwal itu nggak enak juga, dan satu di antaranya malah semacam mini workshop dengan topik yang memang saya perlu banget dan belum tentu dalam waktu dekat akan diselenggarakan lagi. Rugi sekali kalau saya sampai batal ikut.

Tapi kan kalau habis sakit ya gitu deh, badan bawaannya lemas aja, makan juga malas-malasan dan wktunya semaunya. Padahal sesungguhnya pada  saat itulah tubuh sedang butuh-butuhnya asupan zat-zat yang berfungsi untuk membantu proses pemulihan. Zat apa saja yang diperlukan, tentu saja vitamin dan mineral. Asalnya dari mana? Yang paling banyak tentu dari sayuran dan buah-buahan. Nah kalau makan aja nggak nafsu terus gimana dong?

Ada solusi tepat dengan cara cepat untuk mengatasinya, saya minum multivitamin, tapi bukan sembarang multivitamin ya, melainkan Theragran-M. Kenapa? karena nggak seperti multivitamin lain yang hanya mengandung vitamin saja, Theragran-M adalah vitamin yang mempercepat masa penyembuhan dengan kandungan lengkap, yaitu vitamin dan mineral.

Vitamin yang terkandung dalam Theragtan-M yaitu Vitamin A, D, B1, B2, B6, B12, C, E, Niasinamida dan Kalsium Pantotenat. Fungsi vitamin-vitamin ini di antaranya untuk membantu mengembalikan nafsu makan dan membangun kembali sistem kekebalan tubuh yang rusak akibat sakit. Dengan adanya sistem imun yang baru, tubuh pun terlindung kembali. Jadi nggak salah kalau Theragran-M ini disahkan sebagai vitamin untuk mengembalikan daya tahan tubuh setelah sakit.

Sedangkan Mineral yang terkandung di dalam Theragran-M adalah Iodium, Besi, Tembaga II, Mangan II, Magnesium, dan Seng. Mineral berfungsi membantu penyerapan vitamin oleh tubuh. Magnesium membantu fungsi metabolisme dalam tubuh. Asupan magnesium yang cukup meringankan kerja sistem imun tubuh sebagai pelindung fungsi-fungsi metabolisme dalam tubuh dari serangan penyakit.

Cukup satu kaplet satu hari. Tablet kalau diemut juga enak nggak pahit soalnya bersalut gula. Dan yang penting,
Theragran-M sudah mendapat label halal dari MUI
Selain membantu dalam proses pemulihan setelah sakit, Theragran-M juga membantu saya memulihkan stamina. Lagi-lagi karena faktor 'U' saya mudah sekali lelah, apalagi dengan jadwal kegiatan yang padat. Setelah selesai satu kegiatan, badan kok rasanya remuk redam. Kalau sudah begitu saya memilih istirahat dan minum satu tablet Theragran-M sebelum tidur, besoknya stamina saya sudah "on" lagi, full charge dan siap menjalani aktivitas berikutnya.

Kenapa saya begitu percaya pada Theragran-M, karena multivitamin ini diproduksi oleh PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia tbk, perusahaan farmasi yang sudah beroperasi sejak tahun 1972. Bukan karena tahunnya sama dengan tahun kelahiran saya ya ^_^ tapi rentang waktu yang lama itu membuktikan kredibilitas perusahaan yang terpercaya. Apalagi yang dikonsumsi kan termasuk jenis obat-obatan, jangan sembarangan pilih obat loh.

Sekian cerita dan tips traveling dari saya, si momih-momih "jarambah" di usia 40+, jika bermanfaat silakan diikuti jejak saya, atau barangkali ada yang mau menambah tipsnya, silakan menambahkan di kolom komentar.

Love,





sumber : 
1. doktersehat.com
2. taisho.co.id


    "Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho."

    CERITA TENTANG PENYELAMAT DATE MAMA DAN KEYAAN

    $
    0
    0


    "Dek, lihat Mama foto sama ikan hiu," sambil saya perlihatkan foto di Festival Laut, soalnya anakku ini ngefans banget sama ikan hiu. Buku favoritnya adalah apa pun yang ada ikan hiunya.

    "Ya, Mama sih nggak ajak, Keyaan..." 

    Deg! Pertama...

    "Dek, ih asyik lho tadi Mama ke pameran mobil. Keren-keren banget mobilnya, ada truk yang mirip Optimus Prime loh..."

    "Ah, Mama nggak ngajak Keyaan..."

    Deg! Kedua...

    Sampai kemudian deg-deg berikutnya yang bikin hati berasa dicubit sekaligus tersadar. Iya ya, kok sekarang saya jarang melewatkan waktu berdua sama dia. Sepertinya saya keasyikan sendiri dengan urusan "play-work" ini. Saya sebut play-work karena pekerjaan saya sekarang lebih banyak mainnya walau tetap harus memperhatikan tanggungjawab-nya juga.

    Keyaan itu lahirnya tak terduga, untungnya pas saya sudah resign dari pekerjaan. Satu-satunya anak saya yang "kepegang" banget, asli sama sekali nggak kena tangan asisten ya dia itu, beda sama kakak-kakaknya *hehehe*. Jadi, memang bounding antara kami agak berbeda dibanding saya dengan kakak-kakaknya. Kata papanya sih kita berdua itu nggak terpisahkan, nempel kayak perangko sama amplop. Keyaan sebagai perangko, saya sebagai amplop ukuran very jumbo  ^_^

    "Tapi kan De Key harus sekolah..."

    Itu kalimat paling mujarab supaya saya nggak terlalu feeling guilty dan Keyaan juga nggak terlalu sedih. Saya kasih pengertian, karena dia sekarang udah SD nggak bisa seenaknya bolos-bolos lagi seperti waktu di TK *memang waktu Keyaan masih TK sering banget saya ajak membolos*. Tapi masa harus nunggu libur panjang sih kalau mau ngedate lagi sama Keyaan, masih lama juga kan. Ah, week-end dia libur sekolah, saya janji bakal ajak dia kalau ada acara di hari Sabtu atau Minggu. Ya itu juga kalau acaranya cocok bawa anak kan. Anggap aja liburan berdua *xixixi*

    Pucuk dicinta ulam pun tiba, eh saya dapat undangan screening film yang kebetulan film keluarga dan jatuh pada hari Sabtu. Dan di hari yang sama itu acara Korea Content Expo yang saya pengen banget ke sana pas hari terakhir, jadi saya pikir bisa sekalian. Asyik kan dating sama Keyaan sekaligus ke dua tempat.

    Segera saya kasih tahu kabar gembira itu sama Keyaan. Anaknya langsung menyambut gembira. Sip De... kita keliling Jakarta pakai busway ya. Mama juga suka keliling Jakarta pakai busway... padahal lagi nyasar tapi sok-sok anteng aja di busway :)))


    Nah, sekarang ini nih hari H-nya saya ngedate sama Keyaan. Tapi, semalam sempat degdegan juga, soalnya badan Keyaan panas. Makin malam makin tinggi walau nggak sampai mencapai 40 derajat. Duh, pasti masuk angin deh, sebabnya dari pulang sekolah sampai sore dia main sepeda terus padahal udara lagi berangin. Disambung lagi main air sampai basah-basahan di mushola. Gitu deh anak-anak, kalau wudu barengan pasti jatohnya sambil main air.

    Ya, namanya mamak-mamak pasti ngomel dikit lah. Soalnya papa udah ngasih lampu kuning, kalau panasnya nggak turun ya terpaksa batal deh rencana ngedate kami. Langsung deh Keyaan manyun dan nangis diam-diam. Sedih juga lihatnya.

    Kalau sudah begitu, keluar lah senjata pamungkasnya: paracetamol. Sejak punya "anak kecil" lagi, di rumah selalu sedia obat penurun panas untuk jaga-jaga. Dan produk yang saya pakai turun-temurun dari jaman anak sulung, si Kembar, sampai Keyaan ini ya cuma Tempra. Soalnya Tempra direkomendasi oleh kakak saya yang dokter dan apoteker, jadi tenteram deh pakai Tempra sejak lama. Dan yang lebih penting lagi Tempra terjamin bebas alkohol.

    Sebelum tidur saya beri setengah gelas takar (5 ml) Tempra rasa jeruk untuk Keyaan. Iya, yang rasa jeruk karena Keyaan kan umurnya udah 7 tahun, jadi minumnya Tempra Forte untuk anak usia 6 tahun keatas. Untungnya dia nggak susah kalau disuruh minum obat, apalagi kan ada "kepentingannya" *hehehe modus*

    Produk baru untuk keperluan dokumentasi
    source : dokpri
    Menjelang subuh saya ukur lagi suhu badannya, ternyata udah turun. Tempra memang cepat meredakan demam karena bekerja langsung di pusat panas. Sebenarnya nggak cuma untuk demam aja sih, saya juga beri Tempra kalau Keyaan ngeluh sakit gigi atau sakit akibat luka habis jatuh. Soalnya Tempra juga efektif sebagai pereda nyeri.


    Sebetulnya pagi ini badan Keyaan masih agak hangat. Tapi Keyaan keukeuh pengen pergi, syukurlah papa mengizinkan. Sebelum berangkat saya beri lagi setengah gelas takar untuk jaga-jaga. Walau belum sempat sarapan (karena Keyaan nggak biasa makan pagi banget, kita berangkat sekitar jam setengah tujuh dari rumah) tapi saya nggak khawatir, karena Tempra tidak menimbulkan iritasi lambung.

    Dia happy banget, duduk manis di mobil travel habis ngasih janji kelingking nggak akan rewel selama ikut mama. Senyum manisnya mengembang terus. Wih, mamanya juga ikutan happy. Nggak lama setelah mobil jalan  dia pun tertidur pulas, hahaha...

    Tiba di Jakarta, kita datangnya kepagian. Bioskopnya aja masih ditutup. Begitu lihat restoran cepat saji langganannya buka (karena 24 jam) langsung deh minta nunggu di situ. Oke Dek, mari kita sarapan dulu sambil cek kondisi badannya lagi. 

    Setelah menghabiskan satu setengah porsi pancake yang montok ini, sepertinya Keyaan kembali sehat:D
    source : dokpri
    Senang juga play-work sambil ngedate sama Keyaan.  Apalagi dia juga anteng selama film diputar, eh malah sempat berbisik, "Mama, Keyaan seneng nonton filmnya," padahal kenyataannya dia lebih banyak nonton Youtube sendiri di smartphone ^ : ^

    Setelah pemutaran film, acara dilanjutkan dengan diskusi. Sempat deg-degan juga, takut nggak bisa ngikutin diskusi dengan tenang. Soalnya kalau Keyaan bosan, tamat deh segala sesuatu... yu dadah yu baybay pasti ngajak pulang. Tapi untungnya kafe tempat diskusi tempatnya asyik, di depan kafe ada kolam yang ikannya boleh bebas dikasih makan. 

    Dengan berbekal makanan ikan seharga IDR 10.000, anteng deh para bocah. Ibu-ibunya juga anteng di
    dalam kafe menyimak diskusi. Saya sih tetap sesekali nengokin dia, takut tiba-tiba lepas sepatu kemudian ngubek
    kolam kan berabe urusannya.
    source : dokpri

    Beres di acara pertama. Kita bakal lanjut ke acara berikutnya. Yaiy! Masih semangat Dek? Masiiiih... ya masihlah setelah disuguhi baskin robbins rasa bublegum *huhuhu...*


    Iya, memang nggak tanggung-tanggung perjalanan kami hari ini, habis dari daerah Senayan kami lanjutkan menuju ke Tangsel, karena tempat diselenggarakannya Korean Content Expo itu di gedung ICE BSD. Transportasi pun ganti dari travel - busway jadi taksi - KRL. Namanya bocah, asyik-asyik aja bisa jalan-jalan seperti ini, nggak kelihatan capek sama sekali. Thanks to Tempra, Keyaan sehat-sehat aja nih selama perjalanan.

    Bersyukur banget tiba di ICE sebelum hujan deras. Saya dan Keyaan enjoy berbaur di suasana Expo yang meriah. Si bocah dengan happy menjelajah dan paling betah di pavilion game dan tv cartoon. Ketemu deh sama teman-temannya sebangsa Pororo, Robocar Poli, Kongsuni, dkk. 

    It's a simple way... tapi lihat dia happy kok ikutan happy juga ya mama *looove Keyaan*
    source : dokpri

    Keyaan juga baik hati, mau-mau aja disuruh fotoin Mama bersama drama-drama kesayangannya
    walau sebatas poster doang
    source : dokpri
    Tapi saking lincahnya bocah itu bergerak sana-sini, sempat ada tragedi nih. Pertama, di Pavilion Anime. Keyaan hilang di tengah orang-orang yang lalu-lalang. Asli! dia lenyap dari pandangan mata. Anaknya emang nggak mau dipegangin dan lincah banget ke sana- sini, ampuuun deh, jantung rasanya mau berhenti. Akhirnya, dengan mengabaikan rasa malu, saya teriak-teriak aja manggilin namanya, berharap dia dengar suara mamanya dan nyamperin. Alhamdulillah cara saya itu berhasil, walau volume suara harus pol-polan saingan sama musik pengiring dance battle di panggung utama. Nggak berapa lama ada yang nepuk pantat, sambil nyengir. Dih, Keyaaaan...

    Kedua, dia blusukan di antara penonton di depan panggung utama. Ikut-ikutan nonton dance battle. Ya ampuuun, Dek, nonton mbak-mbak pakai rok mini jejingkrakan ala girl band apa nggak pusing? Setelah ikut berdesakan, ketemu juga si bocah dan langsung tarik aja tangannya. Ajak keluar dari hall, menuju lobby dan cari makanan. Aman deh.

    Nggak kerasa hari udah sore aja dan cuaca masih mendung. Setelah patah hati karena hanbok nggak ada yang cukup *udah yaaa nggak perlu dibahas* dan takut kemalaman, saya mengajak Keyaan pulang, karena perjalanan dari BSD ke Serang masih lumayan panjang.

    Tiba-tiba Keyaan nggak mau naik taksi ke halte tempat naik bus, katanya kalau naik taksi pusing *halah*, dan dia minta naik Gojek aja. Rupanya dia pengen nyoba naik gojek *yaelah Dek, sama aja kali dibonceng Papa cuma beda warna jaket doang* tapi tanggung pengen menyenangkan hatinya, jadi saya turut aja. Jadilah kami pun menumpang gojek.

    Apa mau dikata, di tengah perjalanan gerimis pun turun. Pak Gojek pun sigap meminjamkan jas hujan. Saya dan Keyaan pakai satu jas hujan bersama. 

    "Jas hujannya jangan nutupin dong, Ma. Keyaan mau lihat dunia."

    Halah, lihat dunia lah bahasanya. Pak Gojek sampai terkekeh. Oke fine, jadi jas hujan saya pakai sepotong plus ngerudungin Keyaan dari batas kepala sampe badannya. Kemudian terjadilah percakapan sebagai berikut:

    "Ma, tadi difoto sama artis ya."

    "Iya, emang kenapa?"

    "Bukannya yang baju putih ya, yang artis." (maksudnya Atikah Hasiholan)

    "Yang difoto sama Mama itu suaminya, abis Mama males difoto sama tante itu. Ketinggian, kasian dia nanti harus bungkuk-bungkuk." ( padahal emang minder aja :D )

    "Mama sih banyak makan sama minum kopi, minum susu dong biar tinggi..."

    Demi apa sih Dek harus ngomong gitu coba. Dan, hey... Pak Gojek kenapa bahunya terguncang-guncang gitu. Nggak tahu ya, Pak, kalau ngetawain penumpang itu termasuk pada pelanggaran hak konsumen. Uuuh... bawa bocah doyan ngoceh memang risikonya berat.

    Dan sesampainya di Serang kami juga nggak bisa langsung pulang ke rumah, karena saya ada janji juga sama teman. Sama anaknya teman, tepatnya, mau bantuin tugas wawancara. Katanya sih tugasnya harus mewawancara tokoh masyarakat. Lah saya tokoh apaan? Untungnya label pengarang buku cerita anak masih laku, proposalnya udah di-acc Bu Guru jadi sah dong wawancaranya :)))

    Sampai di rumah udah jam 21.15 WIB, capeknya baru berasa, POL!

    Whoaaam... ngantuk banget... untung ada Tempra jadi Saturdate saya sama Keyaan berjalan dengan sukses *lirik sebelah* yaaa udah tidur aja dia. Ya, udah saya juga mau tidur. Sampai ketemu di lain cerita ya...


    Love,





    "Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho."

    MEMILIH WARNA LIPSTIK DI #SEPHORAVIRTUALARTIST

    $
    0
    0



    Minggu lalu memilih warna lipstik jadi topik diskusi di sebuah grup WA yang saya ikuti. Penting banget ya lipstik aja sampai dibahas. Buat saya sih lipstik penting banget, secara lipstik udah jadi senjata wajib buat permak muka supaya (agak) enak dipandang *bwehehe*. Kedudukannya sama tinggi dengan pinsil alis, eye liner dan maskara. Pokoknya kwartet itu harus selalu ada di pouch kosmetik yang kubawa ke mana pun aku pergi.

    Pakar kecantikan bilang, sebaiknya warna lipstik itu disesuaikan dengan skin tone, bukan dengan warna baju. Tapi kebanyakan perempuan sepertinya masih menganut paham: sesuaikan warna lipstik dengan warna baju yang dipakai deh. Lalu gimana dong cara yang tepat memilih shade lipstik yang best on you itu?





    Kindra Mann, makeup artist selebriti dari Amerika (Vanessa Hudgens dan Rosario Dawson disebut-sebut sebagai klien tetapnya), ngasih bocoran bagaimana mengenali undertone kulit kita. Termasuk ke pink undertone (cool) atau yellow undertone (warm) kah. Cara yang paling gampang adalah dengan melihat warna urat nadi di pergelangan tangan. Kalau warnanya cenderung biru, itu tandanya termasuk kelompok pink undertone. Jika warna nadimu cenderung hijau, berarti kelompok yellow. Tetapi jika warna nadimu itu tampak antara biru dan hijau, itu tandanya skin's undertone-mu termasuk kelompok netral, artinya kamu cocok-cocok aja memakai shade dari kelompok pink atau yellow.

    Jadi menurut Ms. Mann ini, kelompok pink cocok mengenakan warna-warna dengan tone/warna dasar biru dan ungu. Maksudnya bukan lipstiknya yang plek-plekan warna biru ya, tapi warna dasarnya. Warna-warna pink yang mengarah ke ungu gitu lah kira-kira.  Dan untuk kelompok yellow, cocok memakai warna-warna yang hangat, seperti merah, light orange, brick, dan kawan-kawannya. (sumber: bustle.com)

    Khusus untuk kulit perempuan Indonesia yang eksotis, ada kelompok sendiri yang disebut sawo matang. Untuk undertone ini ada sepuluh warna yang dianggap sesuai, yaitu natural dengan tone mengarah ke nude, kemudian pink, peach, bronze, cokelat gelap, cokelat terang, merah, taupe (cokelat keabu-abuan), magenta, plum. (sumber: stronglola.com)

    Buat saya memilih warna lipstik itu susah karena harus nyobain langsung. Saya nggak pernah berhasil kalau milih warna cuma dioles di punggung tangan, pas dicoba ke bibir hasilnya jadi beda. Ya terima nasib dianugerahi bibir dengan warna gelap jadi agak repot memang memilih lipstik yang cocok. Tapi sebalnya kalau mau pilih-pilih warna, kadang di counter itu testernya udah pada abis, atau nggak tersedia sama sekali. Kalau pun ada, kadang-kadang stres juga lihat ekspresi SPG-nya yang deuh-lama-amat-sih-milih-lipstik-doang *hahaha katakanlah saya sensi*.

    Sekarang saya bisa milih-milih warna lipstik dengan santai, tanpa sebal, stres, sensi, maupun pegal kaki, sejak kenal Sephora Virtual Artist. Sebuah fitur yang didevelop oleh Sephora, khusus untuk memilih shade lipstik dari berbagai produk. Penasaran? Mari saya beri tahu.

    Pertama-tama akses website Sephora Virtual Artist. Nanti akan muncul menu-menu sebagai berikut:

    1.  Opening Page Sephora Virtual Artist


    2.  Menu Untuk Memasukkan Foto

    Sebetulnya ada option LIVE juga, jadi wajah kita bisa direkam langsung ke dalam fitur itu. Saya memilih upload foto karena malas harus dandan-dandan dulu. Kalau upload foto kan nyoba fitur ini masih dasteran dengan rambut dirol juga nggak masalah toh *dont try this at home* :D



    Ini tampilan setelah foto diupload ke fitur ini. Saya memilih foto dengan makeup natural. Di bawah foto ada menu 
    untuk SHARE jadi kita bisa mengunduh foto atau mengirimnya ke email, FB, Twitter dan Pinterest. COMPARE
    nanti akan dibahas tersendiri. RETAKE gunanya untuk mengubah mode menjadi live. REFINE untuk 
    mengedit shape bibir.

    Setelah foto terunggah, capture di atas akan muncul secara otomatis. Titik-titik di bibir itu bisa diatur sesuai keinginan, gunanya membentuk shape bibir supaya lebih bagus. Tidak disarankan menggunakan foto dengan senyum kelihatan gigi ya, coba aja deh, bakal aneh jadinya, soalnya nanti giginya ikut ke-shade :))

    3. Filter

    Filter ini optional, kita bisa membatasi pilihan berdasarkan jenis lipstik, brand yang kita inginkan, my favorites jika kita punya pilihan shade sendiri, tapi kita harus mengisi kolom berikutnya untuk menemukan shade yang kita inginkan. Saran saya pilihan itu nggak usah diceklis, nanti shade-shadenya otomatis muncul sendiri. Saya juga memilih filter ini dalam keadaan default, jadi brand lipstik yang muncul nggak cuma satu atau dua, dengan begitu koleksi warnyanya juga semakin banyak.



    4. Pilih Shade

    Di menu juga ada pillihan SURPRISE ME, fitur ini akan memilih secara otomatis shade lipstik untuk kita dari masing-masing shade group. Shade group yang tersedia di fitur ini adalah Red, Pink, Berry, Coral, Nude, Universal, dan Unconventional.


    Penasaran sama "surprise me" ini, jadi sebelum milih-milih sendiri, saya coba dulu menu ini. Dan hasilnya memang mengejutkan. Nggak bakal pede lah pakai shade-shade ini di dunia nyata :)))

    Otokeee... xixixi... tapi yang No. 2  lumayan ya... iya nggak sih? :))
    Kalau mau pilih warna sendiri caranya gampang, tinggal klik shade group yang diinginkan, nanti akan muncul koleksi shade menurut jenis lipstiknya: satin, matte, high shine, shimmer. Klik di kotak warna yang ingin dicoba, nanti warna bibir kita otomatis berubah sesuai dengan shade pilihan.

    Karena bibir saya berwarna gelap saya memilih untuk mencoba warna-warna matte, sesuai jenis lipstik yang biasa saya pakai. Koleksi warnanya memang lebih sedikit dibanding satin atau shimmer.

    Setelah shade terpilih, di bagian bawah akan muncul keterangan produk lengkap dengan harganya. Jika kita ingin membeli tinggal klik button SHOP dan secara otomatis akan terhubung dengan page online shop Sephora.


    5. Compare

    Kita bebas kok mau milih-milih, sama sekali nggak ada batasan. Asyik kan, dibanding nyoba-nyoba lipstik di mall sembari dikeselin mbak-mbaknya :))) Nah, kalau galau coba aja bandingkan shade pilihan dengan menggunakan menu compare. Caranya, setelah memilih warna yang cocok klik menu compare, bisa ditambahkan sampai empat pilihan. Di bawah ini adalah shade-shade pilihan saya.



    Walau udah nemu shade yang cocok, saya belum pengen berhenti pilih-pilih shade di fitur ini. Abis penasaran sih sama shade-shade yang jumlahnya ratusan apa ribuan ini ya  *gak ada keterangan* pokoknya banyak banget. Jadi pengen seru-seruan nyoba shade gotik ^ : ^


    Untung ada Sephora Virtual Artist ini, cita-cita saya mencoba lipstik jenis shimmer, yang shade-shadenya bikin gemas, girly-girly feminine gimana gitu (tapi sayangnya shimmer nggak kompak sama bibir saya) pun tercapai.


    Sungguh nggak match ya saya pakai shade yang nude ala ala gitu. Tapi, Miss Mann justru menyarankan untuk menghindari shade lipstik dengan nuansa kelabu, ashy dan yang terlalu pucat, karena membuat kulit tampak tidak sehat dan universally unflattering *jahahaha*.

    Anyway, kalau udah bicara warna kaitannya ke selera, yakan. Ulasan saya di atas hanya referensi semata. Urusan mau pakai shade apa yang bagaimana, kembali lagi ke pribadi masing-masing. Apapun pilihannya, yang penting bikin happy dan percaya diri waktu memakainya. 

    Sekian dulu ya, cerita petualangan saya bersama #SephoraVirtualArtist, daripada penasaran mending langsung coba aja. Menyenangkan kok, seperti di butik lipstik pribadi :)))

    Sampai ketemu di cerita biuti-biuti yang lain...


    Love,



    CARA HEMAT TRAVELING UNTUK KELUARGA BESAR

    $
    0
    0



    "The world is a book and those who do not travel read only one page"
    (Augustine of Hippo)

    Jujur aja, traveling dalam pengertian liburan itu masih jadi barang mewah buat saya. Sebabnya kalau mau hitung-hitungan, biaya traveling yang harus disiapkan (kalau mau semua keangkut lho ya: bapak + ibu + empat anak) bakal nyamain uang pangkal PTN Negeri favorit,  itu pun  dengan destinasi masih di dalam pulau, kalau ke luar pulau budgetnya bisa sama dengan harga seekor sapi. Dengan demikian, kebutuhan traveling buat keluarga saya itu levelnya masih tersier.


    "Salah sendiri kenapa anaknya banyak."

    Jangan salahkan daku dong kalau punya anak banyak, saya kan menganut premis manusia hanya bisa berencana tapi Tuhan yang menentukan segalanya ^_^ . Daripada nyalahin kan mending kirim tiket dan voucher hotel, itu tindakan yang mendatangkan pahala loh *jahahaha*.

    Tapi sekarang ini saya (agak) menaruh harapan soal urusan traveling. Pasalnya traveling tampaknya nggak terlalu mahal lagi. Di era teknologi seperti sekarang ini, layanan wisata semakin canggih dan mudah diakses secara online. Portal-portal travel semakin banyak dengan harga penawaran yang beragam dan tentu saja bikin bahagia.

    Dengan berjayanya era travel blogging, informasi mengenai traveling pun semakin terbuka. Saya sampai bikin rangkuman tip dan triknya traveling murah dari berbagai sumber. Tapi poin yang saya highlight adalah cermat menentukan waktu traveling. Timing yang tepat adalah salah satu siasat untuk menghemat budget traveling.

    Kapan kah waktu yang tepat itu? Tentu saja kalau mau hemat hindari traveling pas high season, liburan panjang sekolah, libur hari raya, libur akhir tahun, dan long week-end. Dan timing yang tepat versi saya ada di pertengahan bulan Januari sampai dengan bulan Juni, dan awal September sampai dengan minggu kedua Desember *terinspirasi dari hitungan low seasonnya hotel-hotel di Bali* :D

    Kegiatan traveling ini harus week-day, karena kalau week-end harga tiket pesawat atau kereta api bakal lebih mahal, tiket masuk tempat wisata week-end juga lebih mahal dari hari biasa. Jadi menurut primbon versi saya, piknik itu paling pas dari Senin sampai Rabu aja, Kamis siap-siap untuk pulang. Empat hari tiga malam udah cukup.

    Ah, jadi semangat nih. Yuk mari kita mulai rancang budget. Dan bagan di bawah ini adalah hasil oret-oret saya untuk menentukan budget traveling bersama keluarga.


    Biaya harian itu mencakup makan, jajan, dan transportasi lokal plus tiket masuk lokasi wisata dan wahana permainan, kalau ada lebih bisa lah buat oleh-oleh. Area ini masih bisa diutak-atik kok, cari lebih banyak lokasi wisata yang gratisan, urusan makan nggak usah yang michelin star level lah ya, yang penting kuliner khas yang direkomendasikan tercapai.

    Yang agak susah hemat kayaknya jajan nih, tapi bisa disiasati dengan jajan cemilan khas daerah setempat, ini kan bisa jadi cara mengurangi biaya oleh-oleh. Kalau udah kenyang nyicip langsung, nggak penasaran lagi kan harus bawa-bawa ke rumah segala. Tapi suvenir yang suka bikin saya nggak tahan itu kain khas daerah setempat. Dan kain yang kualitasnya bagus harganya juga lumayan, jadi save budget demi ini :))

    Supaya biaya harian bisa dibuat besar, maka harus ada yang dipres di wilayah lain. Dalam hal ini yang saya korbankan adalah biaya menginapnya ^_^

    Eh, kok bisa prosentasenya dikecilin? Tapi kan nggak nyaman menginap di hotel murah? Ah masa? *hehehe*.  Sebenarnya, buat saya urusan bermalam juga penting. Saya nggak bisa tidur di tempat yang nggak nyaman, apalagi dengan kamar mandi jorok *iyukh*. Makanya untuk urusan yang satu ini, serahkan saja pada ahlinya yaitu Zen Rooms.

    source : zenrooms.com
    Grafis di atas menunjukkan customer's satisfaction guarantee dari Zen Rooms. Saya nggak harus menginap di hotel bintang lima tapi juga nggak "melati-melati" amat dong. Zen Rooms akan menyediakan kamar-kamar terbaik dari segi lokasi, fasilitas dan harga. Untuk mendapatkan tiga hal tersebut, Zen Rooms mengirimkan tim auditnya untuk memeriksa langsung kualitas kamar, jadi nggak hanya mengandalkan foto aja. Yang terpenting Zen Rooms menjamin lima standar kualitas yang bikin traveling jadi nyaman, yaitu: kamar bersih, tempat tidur nyaman, kamar mandi dalam, AC, dan koneksi wifi kencang. Wah, setuju banget itu, wifi is the most important thing for me *happy*.

    photo credit : zenrooms.com
    Zen Rooms berpartner dengan hotel-hotel budget terbaik di seluruh Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Sri Lanka, bahkan sampai ke Brazil. Zen Rooms juga mendapat predikat sebagai jaringan hotel budget dengan rating terbaik di Asia.

    Jangan kata di kota-kota besar ya, sampai ke Cibinong (Tangerang) aja ada lho jaringan Zen Rooms. Jyaah... ngapain traveling ke Cibinong segala, memang ada tempat wisatanya?

    Yeee... pengertian traveling kan bukan skala berlibur aja. Memang kebanyakan orang masih menafsirkan traveling = liburan, padahal dalam kamus bahasa Inggris definisi traveling itu adalah the act of going from one place to another. Nah, Zen Rooms itu nggak hanya digunakan untuk libur panjang aja,  liburan singkat pada saat week-end, perjalanan bisnis, atau sekedar kumpul-kumpul sama teman juga bisa.

    Walau harga di Zen Rooms udah bagus, tapi lebih bagusnya lagi Zen Rooms masih aja hobi ngasih promo-promo, bisa saya manfaatkan dong untuk menekan budget biar makin tipis. Ini contohnya:

    source : zenrooms.com
    Dan akhirnya tibalah saya pada kesimpulan kenapa memilih Zen Rooms dalam rencana traveling, ini dia...
    source : zenrooms.com
    Asyik kan, serasa punya asisten pribadi yang menyiapkan kebutuhan bermalam saya. Nggak perlu ribet telepon-telepon hotel atau browsing sana-sini lagi buat banding-banding harga. Menyusun rencana traveling pun jadi lebih efisien.

    Saya membayangkan, bersama Zen Rooms traveling makin asyik karena sleep well pay less sebab Zen Rooms adalah where smart travelers stay. 


    Love,

    INDONESIAN SOUTH SEA PEARL HARTA KARUN DARI KEDALAMAN LAUT SELATAN INDONESIA

    $
    0
    0




    Mutiara dalam lautan... Cendrawasih burung Irian...

    Kok jadi teringat lagu anak-anak jaman dulu ya *fokus*

    Mengapa mutiara nyaris nggak terdengar gaungnya dibanding berlian atau perhiasan dari emas dan perak? Berapa banyak orang Indonesia yang familiar soal mutiara atau perhiasan mutiara khususnya mutiara dari kerang laut? Saya rasa nggak banyak, termasuk saya :)

    Dan saya tersadar akan hal ini ketika mengikuti acara Pre-Event Gathering Indonesian Pearl Festival 2016 yang diselenggarakan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KPP) pada tanggal 12 Oktober 2016 lalu. Acara ini diadakan dalam rangka menyambut acara Indonesian Pearl Festival ke-6 bulan November mendatang, sekaligus menjadi forum bisnis di bidang kelautan dan perikanan.

    Selama acara berlangsung, saya diberi pengetahuan baru sekaligus menghidupkan kembali kenangan berkaitan dengan mutiara. Saya ingat, dulu mami saya punya seuntai kalung mutiara, saya suka banget kalau mami mengenakan kalung itu. Di mata saya mami kelihatan lebih anggun dan cantik.

    "The pearl is the queen of gems and the gem of queens"

    Saya rasa quotes tersebut ada benarnya. Ratu Elizabeth, Ratu Paola dari Belgia, Jackie Onasis, Grace Kelly, Lady Churchill, Coco Chanel adalah sederet wanita terkenal di dunia pecinta kalung mutiara. Ketika mengenakan kalung mutiara sebagai pelengkap busananya, mereka kelihatan cantik, anggun dan classy.

    Perhiasan mutiara di Indonesia sepertinya kurang populer, padahal Indonesia adalah salah satu penghasil mutiara terbaik di dunia. Mutiara milik Indonesia termasuk ke dalam jenis south sea pearl atau dikenal sebagai Indonesian South Sea Pearl alias ISSP.

    Mutiara jenis ini dihasilkan oleh kerang mutiara Pinctada maxima yang hidup di perairan yang berada di wilayah laut selatan. Filipina juga punya kerang jenis ini, tapi hanya dapat hidup di perairan bagian selatan saja (Pulau Palawan). Di Australia juga ada, tapi hanya ditemukan di laut utara sampai barat saja. Bandingkan dengan Indonesia yang seluruh wilayah laut selatannya bisa menjadi tempat hidup kerang Pinctada maxima ini, dahsyat kan.

    Sejarah Mutiara Indonesia

    Kita menengok ke belakang sebentar yuk supaya tahu sejarah mutiara di Indonesia. Dan ternyata mutiara sudah menjadi perhatian sejak tahun 1800. Pada tahun tersebut keluar peraturan pemerintah Hindia Belanda di bidang perikanan yang pertama, mengenai pengelolaan tiram mutiara dan terumbu karang. Kemudian seorang saudagar dari Banda Neira mempersembahkan hadiah mutiara sebesar telur burung merpati kepada Ratu Emma (yang saat itu berkuasa di Belanda), dan dipercaya sebagai mutiara laut selatan terbesar di dunia *Epik sekali*.

    Pada tahun 1921 Dr. Sukeo Fujita, seorang peneliti dari Jepang mengadakan penelitian di P. Buton. Ia mengambil tiram mutiara dari laut Arafura, dan berhasil menghasilkan mutiara laut selatan hasil budidaya yang pertama pada tahun 1928. Kemudian Mitsubishi membuka perusahaan budidaya mutiara di Indonesia sampai tahun 1938. Setelah tahun itu kegiatan budidaya terhenti akibat perang. Mulai tahun 1970 budidaya mutiara dihidupkan kembali menggunakan kerang alam. Tahun 2005 Indonesia menjadi produsen terbesar di dunia tetapi nilai jualnya hanya menduduki peringkat ke-2. Tahun 2008 harga mutiara jatuh menyebabkan banyak perusahaan budidaya yang tutup. Penyebab lain adalah penurunan kualitas air akibat dari global warming effect.

    Tak Kenal Maka Tak Sayang

    Ada empat jenis mutiara yang diklaim sebagai mutiara terbaik di dunia, yaitu South Sea Pearl, Akoya, Black Tahitian, dan Fresh Water Pearl. Perhatikan perbandingan dari keempat jenis mutiara tersebut.
    Perbandingan ukuran dari empat jenis mutiara
    image credit : pearlparadise.com
    Dari bagan di atas sudah kelihatan kan keunggulan dari south sea pearl (SSP). Ukuran terbesar bisa mencapai diatas 16 mm tapi jarang terjadi. Varietas south sea pearl menghasilkan dua jenis warna yaitu gold dan silver. Indonesia diklaim sebagai produsen south sea pearl terbesar di dunia, 50% produksi SSP dunia berasal dari Indonesia.

    Sayangnya Pinctada maxima di Indonesia sudah termasuk kategori species langka. Oleh karena itu KPP memberikan himbauan agar ISSP tidak diambil dari kerang alam. ISSP sekarang dibudidayakan dengan bantuan tangan manusia. Berikut ini adalah rangkaian prosesnya.

    source : pesona.co.id
    Proses budidaya ISSP bukanlah hal yang sederhana dan bisa diambil hasilnya dalam waktu singkat. Pertumbuhan kerang mutiara sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor: kondisi perairan, temperatur, PH, salinitas, plankton, dan lain-lain. Dari pembibitan sampai masa panen memakan waktu kurang lebih empat tahun. Satu kerang Pinctada maxima hanya menghasilkan satu mutiara, dengan persentase keberhasilan hanya 70% saja dari seluruh jumlah kerang yang dipanen.

    Menurut Ibu Nelia, dari Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi), hal ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga ISSP menjadi tinggi dibanding jenis mutiara lainnya. Beliau menyampaikan hal tersebut pada saat pertemuan dengan media dan Blogger di acara Pre-event Gathering IPF 2016 lalu.

    Selain proses budidaya, nilai sebutir mutiara ini tentu saja ditentukan oleh grading-nya. Kriteria penentuan grading tergantung pada lima hal berikut:
    1. Bentuk (shape)
    2. Kilau (luster)
    3. Permukaan (surface)
    4. Warna (color)
    5. Ukuran (size)


    Sangat disayangkan bahwa ISSP belum menjadi primadona di negeri sendiri. Sebabnya mungkin ya masalah harga yang tinggi itu. Sebagai gambaran, Anthony Tanios (Asbumi) memberikan keterangan pada tahun 2014 harga ISSP mencapai USD 10 per gram (sumber: Kontan online). Wow! Ukuran berat satu butir mutiara itu disebut momme, 1 momme setara dengan 3,75 gram. ISSP yang sudah menjadi perhiasan harganya akan lebih tinggi lagi.

    Masyarakat awam jika diminta memilih beli perhiasan emas, berlian atau mutiara, tentu memilih emas dan berlian. Sebab dua jenis perhiasan tersebut mudah dijual kembali, jadi ada nilai investasinya. Sedangkan mutiara belum banyak yang tahu kalau jenis high quality semacam ISSP ini, nilai investasinya bisa menyamai bahkan melebihi berlian.


    photo credit : eliedesign.com

    Jika orang awam disodori perhiasan mutiara seharga puluhan juta rupiah, pasti shock, karena nggak akan menyangka ada seuntai kalung mutiara seharga uang muka rumah bahkan seharga mobil. Ini wajar terjadi karena masyarakat biasa mungkin hanya mengenal mutiara air tawar yang bisa didapat dengan harga jauh lebih murah. Berkaitan dengan hal ini, perlu adanya upaya edukasi agar masyarakat Indonesia mengenal ISSP lebih dalam lagi.

    Dengan kondisi demikian, nggak terlalu heran kan jika ISSP ini lebih banyak disalurkan untuk komoditi ekspor. Prosentasenya sangat besar dibandingkan untuk peredaran pasar lokal. Pasar lokal sendiri, paling hanya dilirik oleh penggemar atau kolektor perhiasan mutiara dan turis mancanegara.

    Kabar baiknya angka statistik volume dan nilai ekspor ISSP meningkat di tahun 2014 dan 2015. Volume ISSP mencapai 56,2% dari produksi SSP dunia, dengan nilai ekspor mencapai 31,2 juta dolar AS.

    Namun demikian, dalam satu kesempatan Menteri KPP Ibu Susi Pudjiastuti menyampaikan ketidakpuasannya. Menurut beliau mestinya nilai ekspor ISSP jauh lebih besar dari itu. Karena dibandingkan dengan Australia yang mengklaim produksi SSP-nya 13% dari produksi SSP dunia, nilai ekspornya mencapai 122 juta dolar AS. Wah! bedanya jauh sekali. Bu Susi memperkirakan ekspor ISSP itu bisa mencapai 200-300 juta dolar AS, dan rendahnya nilai ekspor ISSP itu disebabkan masih banyak ekspor ilegal sehingga tidak tercatat. Kabar ini dikeluarkan oleh suaramerdeka.com.

    photo credit : ebay.com
    ISSP adalah salah satu produk kelautan dengan nilai jual yang tinggi. Dalam pidatonya di acara pre-event Gathering IPF 2016, Bu Susi berpesan untuk memperkuat bisnis serta investasinya, yang tentu saja butuh keterlibatan banyak pihak. Investor, supplier, pengusahanya, birokrasi. Beliau juga menegaskan kalau perlu libatkan perbankan dan BUMN. Mutu dan harga ISSP harus bisa bersaing di pasar lelang internasional.

    KPP sendiri sejak tahun 2015 sudah turut berperan dalam usaha pembudidayaan kerang mutiara ini dengan program penyebaran benih melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) dan mendorong pemerintah daerah untuk menerbitkan peraturan zonasi atau tata ruang. Sebab budidaya mutiara memerlukan lokasi yang bebas limbah dan pencemaran lainnya (sumber: Kontan online).

    Lestarikan Indonesian South Sea Pearl

    Kalau urusan budidaya untuk orientasi bisnis sudah ditangani pemerintah dan pengusaha, bagaimana dengan pelestarian kerang mutiara yang alaminya. Sepertinya kita juga bisa membantu usaha pelestarian ini dengan cara paling sederhana, yaitu dengan menjaga kebersihan laut Indonesia termasuk pantainya.

    Sepertinya ada positifnya juga ya mitos Ratu Pantai Selatan itu. Dengan keberadaan Nyi Ratu, orang kan jadi segan untuk merusak laut (khususnya laut selatan) karena takut kena kutukan Nyi Ratu *haha*. Seandainya benar Nyi Ratu itu ada, tugasnya berat lho menjaga laut selatan itu, karena ternyata di kedalamannya terdapat harta karun yang luar biasa. Si mungil yang cantik, berkilau dan bernilai tinggi, yaitu mutiara laut selatan Indonesia.

    Semoga dengan cerita saya ini, teman-teman bisa turut merasa bangga (seperti yang saya rasakan) dan tersadarkan betapa kita bangsa Indonesia ini diwarisi begitu banyak keindahan yang berharga. Maka kewajiban kita untuk turut menjaganya, jangan sampai tahu-tahu diklaim oleh negara lain. Sakit kan.

    Kalau teman-teman penasaran dan ingin menyaksikan sendiri keindahan Indonesian South Sea Pearl ini, kunjungi Indonesian Pearl Festival 2016, yang akan diselenggarakan mulai tanggal 9 - 13 November 2016 di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan. Di sana banyak event yang menarik seputar ISSP, seperti klinik mutiara, lelang mutiara, pameran perhiasan south sea pearls. Kita bisa bertemu dengan para pelaku usaha mutiara, karena event tersebut akan menjadi ajang promosi Indonesia sebagai penghasil mutiara dunia dan memperkuat branding "Indonesian South Sea Pearl (ISSP)". 

    Sampai ketemu di sana ya!



    Love,





    Sumber tulisan:
    1. Bahan Materi Lomba Tulis Blogger (Usaha Budidaya Mutiara Indonesia)
    2. Press release Pre-event Gathering IPF 2016
    3. Sumber-sumber lainnya

    BUDAE JIGAE MENU BARU DI MUJIGAE RESTO

    $
    0
    0

    onara onara ajuona
    gadara gadara ajugana...

    Annyeong haseyo...

    Tuh kan lagi-lagi ingat Jang Geum begitu terima email dari Mujigae. Email yang bikin hati langsung melonjak gembira, soalnya Mujigae mengundang saya untuk mencoba menu baru yang belum lama ini dilaunching, yaitu Budae Jigae.

    Maka, berangkatlah saya ke Lippo Mall Kemang, hari Sabtu lalu. Sebenarnya dikasih option sih sama Mujigae (baik ya), mau makan di outlet mana aja yang terdekat. Dasar udik, karena belum pernah ke Lippo Mall Kemang, jadi saya pilih outlet resto yang ada di sana. Maksud hati sih sekalian liha-lihat mall-nya. Daaan... ternyata LMK ini, kalau nggak bawa kendaraan sendiri, cukup melelahkan buat menempuhnya. Soalnya kendaraan semacam bajaj nggak boleh masuk sampai ke depan lobby. Saya pun harus hiking dulu dari bagian belakang mall itu sampai ke pintu utama, dengan menghabiskan waktu kira-kira 10 menit-an... lebih sih kayaknya, jauh kan... di tengah rintik hujan pula. Byuuuh...

    Tapi rasa lelah kelar begitu lihat penampakan Mujigae Restoran di lantai 3, dan disambut senyum Oppa ganteng dan Eonni cantik berhanbok warna pink cerah. Damai hati ini. Segera saya dipersilakan menuju meja yang sudah disiapkan untuk para bloger undangan.

    Ternyata di meja itu sudah hadir dua orang travel bloger muda ceria, Leny dan Adlien dari Travel Blogger Indonesia. Ya udah kenalan dan akhirnya chit-chat seru sama mereka. Eh, tiba-tiba di layar ada penampakkan Oppa G-Dragon dan TOP, wowowow... duduk pun tambah anteng.


    Adlien menawari saya order minuman dulu sambil nunggu yang lain, dan dengan antusias membantu saya memesankan minuman lewat Ipad yang tersedia di meja. Saya sih oke-oke aja, Adlien dengan baik hati menunjukkan caranya order "online" itu, saya pun dengan khidmat mendengar penjelasannya *seolah-olah saya belum tahu, padahal saya udah pernah sih makan di Mujigae outlet lain, jadi tahu cara order pake gadget gitu... hihihi... peace ya Dil, i love you kok*

    Ki-Ka : Banana Milk with Matcha puding (recommended), Jeju Orange (highly recommended), Choco Banana Milk (so-so)
    harga berkisar IDR 15.000 - IDR 18.000-an
    Kemudian bloger yang lain pun berdatangan satu per satu, ada Ocit aka Citra Rahman, Dede aka Ruslan (sapa gitu ya panjangnya) mereka geng-nya Leny dan Adlien. Mbak Anne dari IFB, terus Liza Baking Foodie, dan terakhir Setyaningsih. Kita semua nunggu Pak Danang, Communication Executive-nya Mujigae. Lumayan lama juga, sampai akhirnya kita "dikasih makan" hehehe... tanpa nunggu Pak Danang datang, karena ternyata beliau dapet musibah dalam perjalanan menuju LMK *turut prihatin ya, Pak*

    Nggak pakai nunggu lama makanan pun bermunculan *asyiknya di Mujigae tuh gini, dari order sampai makanan datang nggak jadi emosi karena kelamaan*.

    Kami diberi paket lima porsi makanan wajib, yaitu si menu baru #BudaeJigae dan lima porsi lagi bebas milih. Wow, 10 porsi! padahal kami cuma ber-delapan plus bocah kecil yang lagi ngedate sama mama-nya *siapa lagi kalo bukan Keyaan, iya yang ngatain kalau Mama pake kerudung item kayak Valak, iya dia...* hahah soalnya pada hari itu saya pakai kerudung hitam, entah kenapa pengen aja, tapi belakangan nyesel, mau makan-makan cantik kok kayak mau ziarah kubur ah.

    Paket Bulgogi 1 - udah lengkap nih ada nasinya, Korean Fried Chicken, side dish kimchi dan japche plus bulgoginya tentu saja, harga sekitar IDR 38.000-an belum tax. Eh kita pesan 2 porsi abis dua kubu pengen juga nyicip :)))
    Toppoki Beef Special ini enak bangeeedh... isinya rice cake, sosis, fish cake plus saus toppoki yang mantep banget, harganya... IDR 30.000-an deh (kalo gak salah) :D saking enaknya lupa nginget harga *maaap*
    Ini dia Jjangmyeon, makanan terfavorit kedua setelah Topokki yang sering muncul di drama korea atau variety show-nya. Akhirnya aku pun bisa ikutan nyicip... dan enyaaak *apa sih yang gak enak buat gue... kikikikkk* harganya juga gak mihil-mihil banget kok
    Satu porsi bebas lagi Dede pesan chicken bibimbap, ini udah pernah saya bahas di review Mujigae yang lain. Dan lagi pula sebelum difoto, bibimbap-nya udah habis duluan :)))

    Dan sekarang tiba waktunya reveal sang primadona, the new menu... jeng jeng jeng... ladies and gentlemen ini lah diaaa... (((BUDAE JIGAE))) 


    Ketika makanan nyaris habis, Pak Danang pun hadir dengan raut wajah yang kayaknya masih shock gitu. Iya, ternyata musibahnya cukup mendebarkan. Tapi bersyukur masih diberi keselamatan ya, Pak...

    Setelah mengamati dan mencicipi, Budae Jigae ini isinya terdiri dari mie, sosis, irisan kornet, irisan tahu, daging cincang, makaroni dan kimchi. Disajikan dalam ketel kecil di atas kompor imut yang menyala, bersama nasi dan kimchi (untuk paket). Harga satu paket Budae Jigae ini sekitar IDR 46.000 belum tax dan porsinya besar lho... cukup untuk dimakan 2-3 orang (porsi perempuan).

    Tadinya saya pikir Budae Jigae ini semaca makanan fusionnya Korea atau hasil modifikasi gitu, ternyata ada cerita bersejarah dibalik terciptanya makanan ini *tsaaah*.

    Pada masa pendudukan Korea Selatan oleh tentara Amerika, tentara Korsel mengalami kelaparan karena kurangnya pasokan bahan makanan. Mereka pun menjarah gudang persediaan makanan tentara Amerika dan menemukan banyak makanan kalengan. Karena nggak tahu cara memasaknya, mereka campurkan makanan kalengan itu bersama ramyun. Jadilah Budae Jigae ini, makanya makanan ini terkenal juga dengan sebutan "army stew"

    Soal rasa jangan ditanya deh pokoknya enaaaaaaaaaaaaaaaak... kaldunya terasa lebih kental dari ramyun karena ada irisan kornet, sosis, dan daging cincang. Rasa kuahnya segar dari campuran kimchi. Kalau masalah pedas dari gochujang (pasta cabe) bisa diatur lah ya, sesuai level kepedasan yang kalian mampu.

    tapi memang ya kalau dipikir-pikir, makan-minum di Mujigae itu nggak terlalu mahal, soalnya satu porsi itu bisa dishare 2-3 orang. Belum lagi rasa yang dijaga keontetikannya, walau kata Pak Danang sih bahan-bahannya berasal dari supplier lokal tapi untuk bumbu semacam bubuk-bubukan dan saus-saus itu dibeli langsung dari Korea. Nggak heran kalau Mujigae berhasil meraih gelar "Top Brand" tahun 2016 untuk restoran Korea, menyisihkan tujuh resto saingannya.

    Ada satu lagi yang (katanya) bikin penasaran khalayak, Mujigae kan diklaim sebagai restoran Korea halal tapi kok nggak ada label MUI-nya. Saudara-saudaraku sekalian, proses mendapatkan sertifikat halal itu tak semudah menghabiskan satu porsi toppokki, tapi adaaaa aja prosedur yang susah, misalnya MUI mensyaratkan resto-resto itu memakai vendor yang ada dalam list mereka. Banyak resto yang nggak bisa meet dengan requirement semacam ini, sebabnya harga yang diberikan vendor nggak masuk dalam anggaran mereka. Termasuk Mujigae pun kendalanya demikian. Yo wis ya... yang penting niat mencari sertifikasi halal sudah diupayakan.

    Nah, dengan cerita saya di atas, terhapus sudah kan rasa penasarannya. Mari kita menikmati sajian makanan Da Jang Geum ini dengan hati tenang dan damai. Kalau cemas nggak jadi daging lho makanannya... *bercermin... mungkin sekali-kali saya harus cemas kalau makan*

    Eh hampir lupa, dalam rangka promo Budae Jigae, Mujigae resto mengadakan challenge yang diberi judul #MUJIGAEMUKBANG



    RULES: follow @mujigaeresto di Instagram. Beli #BudaeJigae di outlet Mujigae mana saja, kemudian buat video pendek sekreatif mungkin kamu lagi makan #BudaeJigae ini, terus upload fotonya di akun instagram kamu, jangan lupa tag akun IG Mujigae dan kasih hestek #MujigaeMukbang. Ada voucher makan sebesar Rp. 25.000 untuk satu akun.

    Saya punya bocoran cara mendapatkan voucher banyak dengan efektif lhooo*hahahah... dikepruk Pak Danang nanti ah* dikepruknya pake voucher lagi sih mau aja :)))

    Sekian petualangan saya menyantap tiga jenis makanan Korea plus Budae Jigae, sang primadona *usap-usap perut*, siapa yang mau ke Mujigae... ajak-ajak saya lagi ya... :D


    Love,



    BLOGGER'S MOVEMENT: SEBARKAN PROGRAM 3 ENDS KPPPA LEWAT KEKUATAN KONTEN

    $
    0
    0

    Usia saya di dunia blogging baru 1 tahun kalau dihitung dari masa aktif. Walau masih "bayi" pencapaian saya di dunia baru ini (bagi saya) semakin menyenangkan. Setelah Blogger Camp di tahun lalu, tahun ini event yang paling heboh dan berkesan adalah acara yang diselenggarakan oleh Serempak.


    Acara yang mengambil tema "The Power of Content" ini diadakan pas tanggal 27 Oktober, bertepatan dengan Hari Blogger Nasional. Wah! dan saking semangatnya, dari malam sebelum berangkat saya udah sibuk fashion show di depan si Kembar dalam rangka minta advise baju yang mau dipakai. Pasalnya panitia acara menetapkan dress code dengan tema ciri khas daerah asal masing-masing *baru sadar saya nggak punya batik Banten setelah 20 tahun tinggal di sini*, untung masih ada koleksi yang mendukung tema dresscode-nya.

    Walau harus menempuh perjalanan jauh, lucky me nggak terlambat  sampai di venue. Teman-teman Blogger-wan lagi sibuk pakai kostum. Para Blogger-wati cantik-cantik banget, saya yang balita berbaur dan berkenalan dengan kakak-kakak Blogger yang baru bertemu. Masih sempat foto-foto dan lihat-lihat booth dari sponsor, yang mendisplay produk masing-masing. Tadinya pengen di-nail-art-in tapi takutnya lama dan acara keburu mulai.

    Subjek dalam foto: Jun Joe Winanto, blogger-wan muda berbakat,
    terpercaya dan unggul di kelasnya
    source : dokumentasi pribadi
    Kurang lebih jam 10.00 waktu BINUS (venue acara di BINUS FX Senayan) acara pun dimulai. Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya *untung masih hapal* momen ini sempat bikin tercengang kemudian terharu. Saya sih gitu orangnya kalau dengar lagu kebangsaan dinyanyikan secara koor gitu suka merinding sendiri.

    Stop Kekerasan Pada Perempuan dan Anak

    Setelah Indonesia Raya berakhir, talkshow pun dimulai. Degdegan nggak sabar menyimak talkshow ini, habis pembicaranya aja sampai lima orang dan keren-keren semua. Talkshow ini dimoderatori oleh Ibu Martha Simanjuntak, selaku Ketua Pokja Serempak dan founder IWITA. Serempak adalah portal penyedia konten seputar perempuan dan anak, maka isi diskusi pun nggak jauh dari permasalahan perempuan dan anak yang ada di Indonesia.

    Pembicara pertama adalah Ibu Ratna Susianawati, dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Beliau mengulas peran dan kedudukan perempuan dan anak di Indonesia. Bahwa perempuan masih dianggap makhluk lemah dan banyaknya kasus anak yang mengalami kekerasan fisik dan seksual.

    Inilah yang memicu KPPPA untuk menerbitkan program 3 ENDS Plus:

    1. Mengakhiri tindak kekerasan pada perempuan dan anak-anak.
    2. Mengakhiri perdagangan perempuan dan anak-anak.
    3. Mengakhiri ketidakmampuan ekonomi/finansial.

    Dan satu plus-nya yaitu, tahun 2017 nanti Pilkada akan berlangsung dan KPPPA memberikan perhatian terhadap agenda ini. KPPPA mengharapkan angka kesenjangan keterlibatan perempuan di kancah politik dibandingkan laki-laki bisa diminimalisir.

    photo credit : globalindonesianvoices.com
    Bu Ratna menegaskan, perempuan sesungguhnya menyimpan kekuatan potensi yang besar. Keberhasilan pembangunan sebetulnya bergantung pada peran perempuan Indonesia. Nggak pada nyadar ya... sebabnya adalah keberhasilan pembangunan membutuhkan SDM yang berkualitas. Siapa yang berperan penting menyiapkan SDM ini kalau bukan perempuan terhadap anak-anaknya.

    Belum kelar merenungkan uraian dari Bu Ratna, Kang Maman Suherman, penulis buku, notulen handal dari ILK udah bikin saya tercubit-cubit. Tuturan kata dari Kang Maman bikin saya terhanyut (sampai lupa nge-live tweet, maafkan saya Serempak).

    Beberapa kalimat dari Kang Maman yang saya akan ingat terus: Kasus pemerkosaan itu masalahnya bukan dari rok mini tapi otak pelakunya yang mini. Nah! dengar itu laki-laki berotak ngeres, segera disapu ya yang kotor-kotor di kepalamu, sebelum sesuatumu itu disetrum sampai layu *biarin sadis juga*.

    source : dokumentasi pribadi
    Perempuan please jangan berkutat di wilayah 4P aja dong: Peraduan (jadi pemuas shahwat semata), Pinggang (sibuk sama berat badan), Pigura (cantik gak cantik aja yang dimasalahkan), Pergaulan (ngobrol gak jelas, gosip, dll). Seharusnya P ke-5 yang diekspose, apakah itu? PILAR yap, perempuan jadilah seperti pilar untuk keluarga dan negara. Berdiri kokoh menghadapi segala tantangan. Ini, nyambung ya dengan yang disampaikan Bu Ratna, peran perempuan dalam keberhasilan pembangunan tadi.

    Kekuatan perempuan itu luar biasa, itulah sebabnya Tuhan memberikan tugas melahirkan pada perempuan. Perempuan bertarung nyawa untuk melanjutkan kehidupan *tsaaah... my eyes got teary. Kalimat ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan perempuan. Pelecehan seksual terhadap perempuan itu bukan menyoal kejahatan semata tetapi melukai rasa kemanusiaan. Penegasan yang getir.

    Kaitannya dengan tema "The Power of Content" ini, Kang Maman mengharapkan teman-teman Blogger mulai menulis tentang kondisi perempuan dan anak di Indonesia ini. Supaya masyarakat lebih aware pada kasus-kasus yang memprihatinkan itu. Benar kata Bu Ratna, masyarakat Indonesia lebih ribut kalau dolar naik daripada ada berita anak dibawah umur yang menjadi korban kekerasan seksual masal.

    Dan penutup dari Kang Maman yang paling akan saya ingat sepanjang hayat dikandung badan adalah cantik itu ejaannya bukan K-U-R-U-S tapi O-T-A-K. Hidup Kang Maman!

    Talkshow ini diselingi penampilan yang menghibur dari penyanyi-penyanyi muda berbakat, jadi setelah hela-hela napas akibat penuturan Bu Ratna dan Kang Maman, agak segar juga dihibur penyanyi muda ceria bersuara empuk kayak kue bantal.

    Branding for Blogger

    Pembicara selanjutnya adalah Ibu Inna A. Murwani, Deputy Head of Marketing Binus Business School yang membawakan topik mengenai branding. Blogger juga perlu loh branding. Ibu dosen ini kelihatannya galak-galak gimana gitu, tapi aslinya kocak.

    Dibuka dengan mengutip peribahasa Gajah mati meninggalkan apa? GADIIING... harimau mati meninggalkan apa? BELAAANG... Blogger mati meninggalkan? Voucheeeer... *eh*

    source : dokumentasi pribadi
    Tulisan yang kuat dan bermanfaat itulah yang akan menjadi warisan jika seorang Blogger sudah almarhum. Raga boleh fana tapi tulisan akan abadi *tsaaaah...*. Tulisan yang kuat itulah yang menjadi modal branding untuk seorang Blogger. Bagaimana membranding blog? Inilah tips dari Ibu Inna.

    Poin 1, 2, 3, 4... 6? 5 nya mana? Saya mah suka gitu sih orangnya ^ : ^
    source : dokumentasi pribadi
    Jadi yang kelima adalah tampilkan image (gambar) atau foto-foto yang mendukung isi postingan. Gambar atau foto itu membantu meningkatkan kekuatan konten dengan bahasa gambar.

    Seriously, penuturan Bu Inna membuat saya terbuka mata hati dan pikiran *halah* betapa pentingnya membangun branding dan harus serius dilakoni.

    Update Soon For The Best Content

    Sesi ini dipandu oleh Teh Ani Berta, Sosmed Aktivis dan Sekjen Iwita. Di awal penuturannya, Teh Ani berbagi pengalaman selama menekuni dunia blogging ini. Dari kegalauannya memilih antara kerja kantoran dengan menjadi freelancer. Tapi, komitmen yang kuat pada pilihan sebagai freelancer membawanya pada pencapaian yang menyenangkan, di antaranya menjadi pembicara di forum internartional.

    Ani Berta dengan ulos kebanggaan
    source : dokumentasi pribadi
    Uraian teh Ani juga menyentuh ranah "attitude" Blogger. Teh Ani menegaskan supaya Blogger kalau diundang ke suatu event harus mengerti timbal baliknya apa, tentu saja menulis reportasenya. Jangan samakan menghadiri event seperti kondangan, datang, makan-makan, yu dadah yu babay... dapet amplop lagi :))))

    Penuturan Teh Ani selanjutnya banyak membuat saya tertampar *plak-plak* terutama poin: jangan menunda-nunda penulisan reportase sehabis menghadiri acara. Huhuw... reportase ini aja baru 3 hari berhasil saya tulis karena masih ada pr yang lain *maafkan... next time akan lebih baik lagi*

    Beruntung Teh Ani berbagi tips supaya terhindar dari perbuatan nista seorang Blogger, nunda-nunda tulisan dan kemudian blaaaas... nggak ditulis sama-sekali.

    source : dokumentasi pribadi

    source : dokumentasi pribadi
    Masih dalam lingkung tema yang dikampanyekan KPPPA dan Serempak, Teh Ani menghimbau untuk mulai menulis konten-konten yang mendukung woman empowerment.

    source : dokumentasi pribadi
    Awas ya kalau ada yang bikin postingan dengan judul "100 janda lahir di Banten setiap bulan" (contoh). Maksud hati bikin judul bombastis biar trafik nanjak, tapi kok melukai harkat keperempuanan. Jangan dong ya, Mas-mas Blogger-wan (Blogger-wati mah udah pasti nggak kan ada deh yang bikin judul begini).

    Supaya Blog Banyak Pembaca

    Pak Irwin Day menjadi pembicara penutup. Beliau adalah pakar IT yang menggawangi Nawala Project, produser DNS Nawala, layanan untuk pengguna internet yang ingin menghindari akses situs-situs yang mengandung pornografi, judi, phising dan malware.

    source : dokumentasi pribadi
    Pak Irwin ini juga seorang blogger. Sayangnya blognya sudah nggak aktif selama tiga tahun terakhir ini. Blognya Pak Irwin (di masa jayanya) bisa mendapat kunjungan minimal 1000 pv per harinya. Apa sih, tipsnya bikin blog rame pengunjung? Ini dia tips dari Pak Irwin:

    1. Ada unsur edukasi
    2. Mengandung informasi
    3. Menghibur
    4. Menginspirasi

    Nah! itu dia...

    Setelah selesai paparan dari para pembicara, dibuka sesi tanya-jawab, sayangnya hanya tiga orang saja yang diberi kesempatan untuk bertanya *yakaliii kalau semua dibolehin nanya, acara bisa selesai subuh*. Dan tiga orang penanya itu berhak mendapatkan bingkisan cantik dari Vienna Cosmetic.

    Selamat Mas Dede, Mbak Donna dan dedek mahasiwa dari Binus
    source : dokumentasi pribadi
    BUNGKUS!

    Sebelum acara benar-benar berakhir, dilakukan penyerahan kenang-kenangan dari penyelenggara kepada pengisi acara, disambung dengan penampilan dari Mr Luck band yang bikin suasana jadi mengharu-biru karena lagu-lagunya yang bikin baper. Suara vokalisnya juga bole laaa...

    Setelah dua lagu berakhir, acara dilanjutkan dengan penyerahan bingkisan untuk tiga orang penanya dan pengumuman pemenang live-tweet, live instagram dan The Best Dresscode

    source : dokumentasi pribadi



    Keluar dari ruangan ternyata ada kejutan menanti. Tim Serempak menyiapkan kue tart ulang tahun untuk para Blogger, dan yang didapuk memegang kue tart kehormatan itu adalah duo best dresscode... cieeeeee Jun... *hihi... Bu Martha bisa aja deh*


    Oke, demikianlah pengalaman seru saya hari Kamis kemarin di Binus FX Senayan. Sampai ketemu lagi di cerita kumpul-kumpul bareng Blogger lain kesempatan ya...


    Love,





    DARI LOMBA BLOG "MENGGUNJING TETANGGA": IBU-IBU AYO SEKOLAH

    $
    0
    0
    photo credit : riverpost.id

    Awalnya ketika membaca informasi mengenai lomba ini di blog Duniabiza sempat mengernyit juga, tapi saya gak mau negative thinking dulu, saya baca S&K-nya sampai habis, barulah saya menangkap maksud dan tujuan dari lomba ini. Jujur aja, saya sempat galau, karena banyak status yang menyuarakan keraguan untuk ikut ajang lomba ini, sebabnya apalagi kalau bukan karena temanya. Menggunjing kan konotoasinya mengarah pada perbuatan yang buruk.


    Ada seorang teman penulis yang jujur-jujuran nggak mau ikut lomba ini karena takut "menodai" biografinya. Katanya, apa jadinya kalau nanti di biografi tercantum"Juara Lomba Menggunjing Tetangga" *hahaha... yakin menang, Mas?"

    Tapi, kalau saya ikut menerapkan pemikiran seperti itu, saya sudah ikut-ikutan negetive thinking dong, sedangkan prinsip saya sekarang ini ingin menerapkan hidup sehat jasmani termasuk pikiran. Kalau saya nggak ikutan lomba ini dengan alasan yang sama, nggak match sama prinsip hidup kan.

    Untuk menghapus perasaan galau, saya meniupkan dalam benak kalau kata "menggunjing" itu maksudnya supaya eye-catchy aja, semacam gimmick lomba. Dan akhirnya saya pun menulis tentang seorang tetangga, yang seringkali disalahpahami sikapnya oleh tetangga yang lain, tapi saya melihat sisi positif darinya dan ingin meniru kegigihannya.

    Berikut ini cerita saya,

    Tinggal di satu kawasan dengan orang asing memang banyak tantangannya. Harus banyak sabar dan toleran, apalagi jika kebetulan “dijodohkan” dengan tetangga yang kelakuannya bikin pengen lempar sendal aja bawaannya, atau lebih parah pengen langsung jinjing koper, pindah ke lain tempat.
    Menggunjing tetangga salah satu kegiatan pelepasan emosi. Apalagi kalau ketemu sama kawan senasib sependeritaan akibat ulah satu orang yang sama. Wiii… obrolan saling tukar informasi bisa sampai berjam-jam dan nggak berasa kalau energi negatif sudah menguasai kita. Kalau nggak ada lawan ngobrol, menggunjing tetangga bakal lebih viral lagi karena curhatnya pindah ke media sosial. Walah…
    Yang saya tulis di atas itu, pernah saya lakukan. Namun, syukurnya saya cepat sadar dan memperbaiki diri. Capek juga menghabiskan energi untuk hal-hal negatif. Sudah lelah nggak dapat manfaatnya lagi. Maka, saya mengalihkan energi negatif dengan mengamati dan ternyata sebetulnya banyak hal positif yang bisa kita dapat dari sekeliling kita. 
    Nah, mumpung ada kesempatan, saya mau berbagi cerita tentang salah satu tetangga yang sukses menginspirasi saya. Namanya Ajeng Nuraeni Patonah, saya memanggilnya Ajeng karena usia kami sebaya dan kami cukup dekat. Tetangga yang lain ada yang memangilnya Teh Ajeng atau Bu Adi (nama suaminya Adi). 
    Saya kenal Ajeng sudah lama. Kami berteman sejak tahun 1997, keluarga kami termasuk angkatan pertama yang menempati komplek tempat kami tinggal. Pada saat itu saya masih bekerja kantoran dan jarang kumpul-kumpul dengan tetangga kecuali acara arisan saja. 
    Tahun 2005 saya berhenti bekerja dan full time ada di rumah. Sejak saat itu saya semakin dekat dengan Ajeng dan satu orang lainnya, namanya Ari. Akar keluarga kami yang berasal dari suku Sunda semakin mengeratkan pertemanan kami. Hampir tiap hari, kalau urusan rumah masing-masing sudah beres, kami menghabiskan waktu bersama. Bancakan (makan siang) bersama atau hanya sekadar rujakan menjadi agenda kebersamaan kami.
    Tetapi lama kelamaan kegiatan seperti itu membuat saya bosan juga. 
    Akhirnya saya membangkitkan hobi lama, membaca, dan kemudian merambah ke dunia kepenulisan, sampai sekarang. Walau demikian hubungan kekerabatan saya dan Ajeng tetap berlanjut, sedangkan Ari pindah ke Bandung. 
    Dari obrolan-obrolan kami, saya jadi paham kalau Ajeng semasa sekolah adalah anak yang aktif dan senang berorganisasi. Ajeng aktif di kepramukaan dan pernah menjadi Ketua OSIS di sekolah menengah. Kemudian Ajeng pindah dari Limbangan, Garut ke Bandung untuk meneruskan sekolahnya di sebuah SMA negeri. Saya juga tahu di sekolah Ajeng termasuk murid yang populer karena anaknya memang supel, mudah bergaul dengan siapa saja.

    Setamat SMA Ajeng melanjutkan kuliah di sebuah perguruan tinggi. Sayang di tahun kedua, Ajeng memutuskan untuk menunda kuliahnya. Alasannya, pada saat itu ibu Ajeng sakit dan perlu perawatan yang intensif. Orang tua Ajeng tinggal di Limbangan, Garut dan membutuhkan perawatan rumah sakit di Bandung. Awalnya, Ajeng merawat ibunya sambil kuliah, tapi kemudian sakit ibunya semakin parah sehingga butuh perhatian lebih serius. Kondisi kakak-kakak Ajeng yang sedang dalam masa penyelesaian kuliah tidak memungkinkan untuk merawat ibu, sedangkan dua orang adiknya masih kecil-kecil. Akhirnya, Ajeng lah yang berkorban menunda kuliahnya demi bisa merawat ibunya.

    Kemudian ibunya punya keinginan, sebelum meninggal ingin melihat Ajeng menikah dulu. Saat itu Ajeng sempat berpikir, kalau menikah dulu kapan bisa meneruskan kuliahnya. Tetapi karena tak ingin mengecewakan ibunya, Ajeng akhirnya memutuskan menikah dengan harapan setelah menikah dia bisa meneruskan kuliahnya. 
    Namun, cita-cita Ajeng harus melalui jalan yang panjang dan berbelok-belok dulu. Setelah ibunya meninggal, Ajeng disibukkan oleh urusan rumah tangga dan anak-anak yang lahir kemudian. Belum lagi, Ajeng terbentur masalah izin dari suaminya yang masih keberatan kalau Ajeng meneruskan kuliah karena takut urusan keluarga terbengkalai. Kuliah bukan tertunda lagi tapi sudah harus dihentikan sama sekali. Ajeng mengalah, walau diam-diam masih menyimpan keinginan untuk kembali kuliah. 
    Setelah merawat ibu kandungnya, kemudian Ajeng pun harus melewatkan hari-harinya dengan merawat ibu mertuanya yang sakit dan penyakitnya juga cukup berat. Tanpa merasa terbebani, Ajeng merawat ibu mertuanya seperti merawat ibu kandungnya sendiri. Beberapa tahun dihabiskan Ajeng dengan merawat dua keluarga sampai ibu mertuanya juga meninggal. 
    Setelah anak keduanya menginjak usia sekolah (TK), di usia yang sudah tidak muda lagi, Ajeng mengutarakan lagi keinginannya untuk meneruskan kuliah. Karena sudah tak ada yang diberatkan lagi, suami Ajeng pun mengizinkan. Dengan bantuan dari kakak iparnya yang menjadi dosen, akhirnya Ajeng bisa kuliah kembali di sebuah sekolah tinggi di Bandung. Dan demi mencapai cita-citanya itu, Ajeng rela pulang pergi Serang-Bandung setiap akhir pekan, guna mengikuti kegiatan perkuliahan.
     
    “Ajeng mah udah puas ngurus orang tua. Ibu, Bapak, Ibu Mertua semuanya diurus oleh Ajeng. Sekarang waktunya Ajeng mewujudkan impian diri sendiri, pengen maju sekolah lagi.”
     
    Luar biasa melelahkan itu sudah pasti. Komitmen itu penting. Konsistensi juga harus. Demikianlah yang dijalani Ajeng selama aktif kembali ke bangku kuliah. Berbagi tugas dengan anggota keluarga yang lain lah yang meringankan langkahnya. Beruntung Ajeng memiliki suami yang pengertian dan anak-anak yang mandiri, sehingga Ajeng leluasa untuk mewujudkan cita-citanya. 
    Faktanya, bukan cita-cita lamanya saja yang memotivasi dirinya untuk kembali ke bangku kuliah. Dari cerita Ajeng, pertanyaan anak-anaknyalah yang memotivasinya untuk meraih gelar sarjana. Jadi suatu hari, anak sulungnya bertanya kenapa Mamih (panggilan anak-anaknya untuk Ajeng) bukan sarjana, padahal saudara-saudara Mamih yang lainnya sarjana. Ajeng menjelaskan sambil bercanda kalau mamihnya bukannya bodoh jadi nggak kuliah, tapi ada alasan lain dan diceritakanlah seperti yang sudah saya ceritakan di atas. 
    Ketika dia memiliki kesempatan kembali ke bangku kuliah, Ajeng ingin menunjukkan pada anak-anaknya, bahwa dia yang sudah berumur bisa dan masih semangat buat belajar, maka anak-anaknya yang masih muda pun pasti bisa dan harus lebih giat lagi belajar. Dia memberikan contoh untuk anak-anaknya. Keren deh Mamiiih… 
    Dan memang dampaknya pada anak-anak pun menggembirakan. Mereka menjadi termotivasi dan berprestasi di sekolahnya. Anak sulungnya saja menembus sekolah paling favorit di kota kami.

    Setelah lulus kuliah, Ajeng ingin mengamalkan ilmunya di lingkup yang lebih luas. Kebetulan dari teman pergaulannya yang luas ada tawaran untuk mengelola sekaligus mengajar di satu lembaga pendidikan untuk usia dini. Klop banget, karena Ajeng mengambil kesarjanaan di bidang pendidikan. Akhirnya, Ajeng pun terjun ke dunia pendidikan. 

    photo credit : FB Ajeng

    Sepertinya Ajeng menemukan kembali dunianya yang hilang. Ajeng yang dekat dengan anak-anak sekarang menjadi pengajar. Dia yang dulunya aktif berorganisasi sekarang mengelola lembaga pendidikan, otomatis sesekali akan mengikuti pelatihan untuk guru, berhubungan dengan pihak-pihak lain di bidang kependidikan, bertemu dengan kolega dari sekolah-sekolah lain. 
    Ah, senangnya sekarang dunia Ajeng nggak melulu hanya di lingkungan komplek. Dulu kalau keluar rumah paling jauh ke rumah saya, karena rumah saya letaknya paling ujung di komplek kami. 
    Dan dengan energinya yang nggak ada habis-habisnya plus kreatifitasnya yang nggak pernah putus, Ajeng pung mengajar murid-muridnya sampai meraih berbagai prestasi di ajang lomba antar sekolah.

    photo credit : FB Ajeng
      
    Begitu pula di antara para guru. Walau usia Ajeng mungkin jauh di atas rata-rata usia guru baru yang masih muda-muda, tapi keceriaan Ajeng cepat menular. Pokoknya, di mana pun ada Ajeng pasti suasana jadi seru.

    photo credit : FB Ajeng
      
    Melihat perkembangan Ajeng, saya menyadari tak ada kata terlambat untuk mengembangkan diri. Bagi yang merasa sudah pasrah hanya sebagai ibu rumah tangga saja, apalagi merasa terpaksa dan terjerumus, segera enyahkan pikiran negatif di benak Anda. Pikiran seperti itu sangat salah. 
    Tak ada kata terlambat untuk terus belajar. Kata sekolah di judul, saya maksudkan dalam pengertian “belajar”, apakah itu di lembaga formal atau non formal. Pendidikan untuk mengembangkan diri bisa diusahakan dengan niat yang serius dan tentu saja ikhlas untuk bekerja keras. Habiskan waktu dengan hal-hal berguna dan bermartabat daripada menghabiskan waktu di rumah tetangga dengan gosip yang itu-itu juga. 
    Jika niat dan kerja keras sudah mampu dijalani, selanjutnya tinggal manfaatnya saja yang kita terima, dan jika ingin semakin lengkap, bagikan juga manfaat itu ke masyarakat. Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain?

    Sebab itulah saya membagikan pengalaman hidup Ajeng ini, semoga menjadi penggugah kesadaran dan memotivasi bagi siapa saja yang masih merasa terhambat untuk meneruskan pendidikan, khususnya para ibu rumah tangga.

    Begitulah kira-kira cerita tetangga yang menginspirasi saya. Menjadi role model yang positif nggak harus nunggu dapet award atau jadi tamu Kick Andy dulu... dari hal yang kecil pun asal pikiran kita nggak keburu diisi oleh hal-hal negatif, insya Allah ada hal luar biasa yang bisa kita petik hikmahnya.

    Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi siapa pun yang membaca, terutama teman-teman ibu rumah tangga yang sudah merasa stuck dan merasa susah untuk sekolah/belajar lagi.


    Love,









    MASAK TUNA ALA PESTA ADAT

    $
    0
    0

    Sekarang ini masakan Manado sudah sama populernya dengan masakan Padang. Di Jakarta sudah banyak restoran masakan Manado dan selalu ramai pengunjung. Bukan hanya dari kalangan sendiri, tapi juga masyarakat umum. Saya pernah menyaksikan booth masakan Manado yang dipenuhi karyawan kantor yang sedang makan siang, dan masih diantre di food court sebuah pusat belanja. Ikan bakar bumbu rica-ricanya memang tampak menggiurkan.

    Kesempatan mencicipi masakan Manado datang ketika ada acara keluarga. Rasanya cocok dengan selera saya yang suka masakan pedas dan gurih. Kemudian pengetahuan soal masakan Manado saya bertambah berkat tetangga yang tinggal di depan rumah. Mereka pasangan suami isteri beda suku. Sang suami asli dari Banten, sedangkan isterinya berasal dari Manado. Sang isteri, yang saya panggil Mami Jesica ini, orangnya ramah dan senang berbagi cerita, terutama tentang daerah kelahiran dan tentu saja makanan khas daerahnya.

    Dari Mami Jesica saya jadi tahu macam-macam masakan khas daerah Manado. Ada yang dimasak woku. Woku ini juga ada macamnya, yaitu woku belanga, woku daun dan woku santan. Bumbu rica-rica yang mirip dengan bumbu balado. Posanah yang cara memasaknya khas karena daging atau ikan yang sudah dibumbui dimasukkan ke dalam bambu, kemudian bambunya dibakar, dan ada satu masakan unik yang disebut tinorangsak, masakan khas dari daerah Minahasa.



    Tinorangsak ini terhitung masakan langka, sebab hanya dimasak bila ada hajatan besar saja. Pesta adat bakal terasa ada yang kurang, jika tinorangsak tidak tersaji di meja hidangan. Memasak tinorangsak tidak bisa dibilang mudah. Jika mengikuti pakemnya, bahan dasar yang sudah diberi bumbu dimasukkan ke dalam bambu khusus, dan dibakar di api besar yang berkobar-kobar (seperti api unggun). Itu sebabnya, tinorangsak hanya dimasak pada acara-acara istimewa saja.

    Dalam resep aslinya, masakan ini berbahan dasar daging (yang tidak boleh saya makan sesuai dengan ajaran keyakinan yang saya anut) dan bumbunya dicampur darah si hewan. Ini mengingatkan saya pada masakan tanah leluhur Papi saya, yaitu saksang, masakan daging cincang yang bumbunya juga dicampuri darah. Sama seperti tinorangsak, saksang juga menjadi sajian khas pesta adat Batak. Masakan Minahasa dan Tapanuli ada kemiripan juga rupanya.

    Karena keistimewaannya sebagai simbol pesta adat, saya jadi tertarik untuk mencoba memasaknya. Tetapi tentu saja saya tidak bisa menggunakan bahan dasar sesuai aslinya. Setelah mencari informasi lewat Google, ternyata bahan dasar tinorangsak bisa diganti dengan daging ayam atau ikan.

    Kebetulan saya sedang berusaha meningkatkan kesukaan makan ikan pada anak-anak saya, sebab anak-anak kurang suka makan ikan. Masakan ikan yang mereka sukai hanya ikan digoreng kering dengan sambal sebagai pendamping. Saya pikir ikan bumbu tinorangsak ini bakal jadi varian menu ikan yang lain dari biasanya. Dan saat makan bersama, saya akan menceritakan latar belakang masakan tinorangsak ini. Ide membudayakan makan ikan sambil mengenalkan kekayaan budaya daerah lain di Indonesia, boleh juga ya...

    source : kesehatanpedia.com
    Niatnya saya ingin menggunakan ikan cakalang, supaya sentuhan Minahasa-nya lebih kental, tapi karena ikan cakalang susah didapat di sini (harus pesan khusus ke Jakarta), akhirnya pilihan jatuh pada ikan tuna. Ikan tuna mudah didapat karena dijual di supermarket. Memang harga ikan tuna beku per 1 kg-nya lebih mahal dari harga daging sapi, tapi sekali-kali sebagai selingan tidak apa-apa kan. Daging ikan tuna banyak dan kandungan nutrisinya juga terjamin baik.
    source text : resipotory.unand.ac.id
    Selain kandungan nutrisinya itu, ikan tuna paling banyak direkomendasikan untuk dimasak dengan bumbu tinorangsak. Dan satu lagi hal yang penting, ikan tuna termasuk salah satu potensi sumber daya alam bidang perikanan Provinsi Sulawesi Utara (sumber: sulutprov.go.id), jadi masih mewakili "ke-Minahasa-annya" kan.

    Kendala kedua, saya kesulitan menemukan bambu khusus untuk memasak. Kebanyakan bambu yang dijual di sini, jenis untuk bahan bangunan. Kendala ketiga resep lengkap tinorangsak. Saya sudah lama hilang kontak dengan Mami Jesica, jadi apa boleh buat saya pun bertanya pada Google lagi. Akhirnya setelah browsing sana-sini, saya mendapat referensi resep tinorangsak dari salah satu website masakan Manado, yang masih memegang pakem resep aslinya. Tip yang diberikan di website tersebut, tinorangsak ini bisa dimasak dengan cara dikukus dan rasanya akan mendekati rasa aslinya.


    Untuk penyuka seafood dan makanan pedas, tinorangsak ikan tuna ini bisa menjadi alternatif menu. Rasanya tidak sama dengan ikan pepes khas sunda. Tinorangsak bumbunya terasa lebih kuat, harum dari kemangi, daun pandan dan daun jeruk menambah segar aroma masakan. Pedasnya juga menggugah selera, pas banget dimakan dengan nasi hangat. Untuk yang sedang diet karbo, masakan ini bisa menjadi menu pilihan, karena dimakan tanpa nasi pun cukup mengenyangkan.

    Barangkali ada yang ingin mencoba memasak tinongrangsak ikan tuna, berikut ini saya  sertakan resepnya. Gampang kok membuatnya, saya aja yang anti ribet kalau masak enjoy membuat tinorangsak tuna ini.

    • BAHAN
    500 gr ikan tuna potong (bisa dipotong lagi bentuk dadu atau disuwir)
    2 buah jeruk nipis diambil airnya (satu untuk melumuri ikan, satu untuk campuran bumbu)
    1 buah daun bawang besar dipotong kasar
    1 genggam daun jeruk buang tulangnya
    1 lembar daun pandan dipotong 4 bagian
    1 lembar daun kunyit biarkan utuh
    1 ikat daun kemangi
    1 batang serai besar diiris kasar
    3 sdm minyak goreng
    garam secukupnya
    gula secukupnya
    daun pisang untuk membungkus

    • BUMBU 
    8 butir bawang merah
    1 sdm jahe halus/parut
    1/sdt kunyit bubuk
    8 buah cabe hijau

    • CARA MEMBUAT
    - Cuci ikan tuna sampai bersih, tiriskan, kemudian lumuri dengan air jeruk nipis dan garam. Biarkan sebentar.
    - Sambil menunggu ikan siap, tumbuk kasar bumbu. Jangan diblender sampai menjadi bubur ya, kalau malas menumbuk pakai ulekan tradisional, gunakan food processor atau blender juga bisa dengan teknik on-off-on-off supaya tekstur bumbu lebih kasar.
    - Siapkan daun pisang, cuci bersih dan garang sebentar di atas api supaya lunak.
    - Setelah ikan siap, campur semua bahan dan bumbu kemudian dibalurkan ke ikan tuna. Biarkan selama kurang lebih 15 menit supaya bumbu meresap.
    - Setelah bumbu meresap, bungkus ikan tuna dengan daun pisang.
    - Kukus hingga matang.

    Eh, tapi saya jadi kepikiran, mungkin kalau ingin aroma asapnya lebih kental seperti dibakar, bisa dipanggang di atas anglo kali ya. Oke, next time saya akan coba cara seperti itu.

    Sekian cerita saya masak-masak ala pesta adat Tanah Minahasa. Semoga satu saat nanti kitorang bisa bakudapa sambil makang-makang sadap langsung di sana ya.


    Love,




    SEWING IS FUN: MENJAHIT TIDAK MENAKUTKAN LAGI

    $
    0
    0


    Persinggungan saya *tsaaah* dengan dunia jahit-menjahit dimulai ketika saya masih kanak-kanak, sekitar usia sekolah dasar. Mami membuka usaha jahitan di rumah. Bukan terima jahitan dari perseorangan gitu, tapi pesanan khusus dari butik-butik di kota Bandung. Pihak butik akan menyediakan bahan-bahan yang sudah dipotong, kemudian di rumah tinggal jahit. Semacam konveksi gitu deh.


    Waktu itu ada tiga orang tukang jahit, peralatannya juga cukup lengkap sampai mesin obras dan mesin kancing aja punya sendiri. Saya sesekali suka diajak Mami kalau belanja kebutuhan jahit (kalau nggak salah) di Pasar Jopankar *bener gak sih nulisnya ya* lupa dimana lokasi pastinya Pasar Jopankar ini, kalau nggak salah di sekitar alun-alun Bandung. Hmmm... masih ada nggak ya tempat itu.

    Tapi, waktu kecil itu saya trauma sama mesin jahit. Dengar bunyi dinamo (pedal jahit) dan bunyi jarum mesin jahit yang gerak turun naik dengan cepat itu saya takut. Apa yang membuat saya parno sama mesin jahit, saya juga udah lupa. Tapi biasanya kalau saya takut sama alat-alat yang digerakkan oleh listrik, pasti gara-gara pernah kesetrum.

    Kemudian sejarah jahit-menjahit saya nyambung lagi ketika duduk di bangku SMA. Jaman itu kelas satu masih mendapat pelajaran keterampilan, salah satunya menjahit dan tugasnya menjahit rok. Karena keterbatasan waktu dan mesin jahit yang tersedia di sekolah, tugas menjahit boleh dikerjakan di rumah. Demi kepraktisan, saya bawa kain tugas saya ke Pasar Kosambi, di sana banyak penjahit-penjahit handal yang dengan kecanggihannya menjahit rok lurus hanya sekedipan mata aja. Oke, ini perbuatan kurang baik ya adik-adik, jangan ditiru.

    Setelah itu blaaas... nggak lagi-lagi terlibat dengan urusan jahit-menjahit kelas berat kecuali jahit kancing dan ngesom (apa dong istilah bahasa Indonesianya) jahitan baju atau rok yang lepas.

    Asli saya bukan istri binangkit-- julukan dari bahasa Sunda untuk perempuan-perempuan yang serba bisa dalam hal keterampilan terutama memasak dan menjahit, syarat menjadi menantu idaman jaman dulu-- memasak sekadar bisa dan bukan ahli, menjahit ya itu tadi. Apalagi setelah profesi "vermak lepis" :)))) semakin marak, ya saya tinggal mengandalkan mereka aja.

    Tapi, waktu melihat pengumuman ada workshop jahit yang diadakan Kriya Indonesia bekerjasama dengan Brother, hati saya kok tergerak untuk mendaftar dan berterima kasih banget karena diikutsertakan oleh Mbak Astri. Jadilah saya menjadi salah satu peserta workshop jahit yang bertempat di booth Brother di arena Pekan Raya Indonesia minggu lalu.

    Begitu datang, langsung disuruh latihan dulu menjahit lurus di secarik kain. Eh, kok saya langsung klik sama mesin jahitnya. Asli nggak ada perasaan takut-takut dan parno. Saya coba pedalnya, ternyata empuk dan suaranya halus banget, nyaris nggak ada suaranya. Bodi mesin jahitnya juga user-friendly dengan perpaduan warna ice-cream vanila dan strawberry... girly dan manis. Saya suka.


    Dalam kesempatan workshop ini kami akan menjahit outer (pakaian luar). Mbak Astri sudah menyediakan pola dasar (dengan size untuk LD 100), bahan, dan peralatan jahit. Asyik...



    Kemudian dengan telaten, Mbak Astri membimbing kami memasang pola dan menggunting bahan. Agak keringetan sih pas masangin jarum pentul untuk merekatkan kertas pola ke bahan, soalnya jarum pentulnya kurang tajam... hehehe...


    Setelah bahan dipotong, proses me-lader pun dimulai dengan bantuan alat bergerigi dan kertas karbon berwarna. Gunanya untuk menandai garis jahitan. Supaya jahitan nggak melenceng sana-sini. Kejadiannya garis lader saya nggak bertemu sempurna antara bagian yang satu dengan yang lain, sebabnya menggunting bahannya aja nggak bisa lurus... hehehe... begitulah, saya memang nggak pernah lulus mata pelajaran menggunting tanpa garis, pasti mencong.

    Walhasil jahitan saya melenceng nggak jelas dari garis yang wajar. Nggak sampai di situ aja kedodolan saya, saking asyiknya dan merasa gaya udah bisa menjahit... lubang tangan juga saya jahit... bwahahahah... Untunglah Bu Guru Astri sabar orangnya, dengan tekun akhirnya beliau menangani jahitan saya yang amburadul.

    Selama workshop ini saya enjoy banget dan happy aja bawaannya. Walau sambil bercanda seru karena ada Jun The Clown yang hobi banget ngegodain Mak Tina *eh tapi Jun juga sigap menolong dengan menjadi tukang obras dadakan* tapi kami tetap fokus pada pekerjaan. Ada hal lain yang membuat saya terbantu banget dalam workshop ini, yaitu mesin jahit Brother. Mesin jahit Brother ini user-friendly banget seperti yang sudah saya bilang di atas.

    Ini dia keunggulan mesin jahit Brother, yang keberadaannya sudah berumur lebih dari 100 tahun. Yap, mesin jahit Brother sudah diproduksi sejak tahun 1908, saudara-saudara...
    • Sistem gulung sekoci dan memasukkan benang ke jarum dengan cepat.
    • Lubang kancing otomatis dalam empat tahap saja.
    • Fungsi jahitan yang sudah terinstal di dalam mesin.
    • Pengaturan gigi/gauge atau set yang bisa dinaik-turunkan
    • Penyesuain panjang dan lebar jahitan.
    • Pemotong benang otomatis.
    • Dan fitur-fitur lainnya




    Disamping model baju yang kami jahit memang simpel aja dan berkat bantuan mesin jahit Brother yang cepat, maka pekerjaan pun lancar jaya. Kain yang dijadikan contoh warnanya hitam tanpa corak, jadi Mbak Astri memberi arahan untuk membuat pemanis di outer kami. Caranya dengan menambahkan jahitan luar. Kami menggunakan fungsi jahitan/stitches no. 10. Gampang banget instalnya di mesin jahit Brother ini, tinggal putar tombol di atas sebelah kanan ke F (lihat foto mesin jahit yang utuh di atas) kemudian putar tombol di badan mesin jahit ke angka 10, selesai.


    Hasil jahitannya tampak seperti bordiran. Sementara yang lain memilih warna putih untuk pinggirannya, sementara saya memilih warna merah. Bukan antimainstream, soalnya ada benang merah nganggur di salah satu mesin jahit, Mbak Astri udah keburu duduk di situ pas mau ngasih contoh pada saya, ya udah lanjut deh... tapi hasilna manis juga kok.




    Ih, saya tekun banget loh dan berasa menjadi "istri binangkit" dalam dua jam saja. Ternyata seru juga ya menjahit. Tentu sudah pada tahu dong kalau menjahit ini bisa menjadi peluang bisnis. Selain baju, masih banyak lahan jahit yang bisa digarap seperti craft, boneka kain, dekorasi rumah, tas kain, dll. Beberapa teman yang memang tipe istri binangkit sudah mulai menekuni usaha jahit rumahan ini. Fighting!



    Buat saya pribadi, tujuan ikut belajar menjahit ini selain trauma healing, punya juga sih cita-cita membuat dekorasi rumah sendiri, seperti sarung bantal kursi, taplak meja, ya... semacam-semacam gitu deh, kalau bikin baju sendiri entahlah ya... :)))

    Selain mesin jahit, brother juga mengeluarkan produk-produk lainnya yang mendukung kegiatan jahit menjahit itu.

    Mesin jahit dan bordir


    Mesin bordir otomasis berbasis komputer

    Mesin bordir berbasis komputer

    Mesin obras

    Ada keuntungan lain kalau membeli mesin jahit Brother ini. Setiap pembelian satu unit mesin jahit akan diberi bonus suku cadangnya, seperti  gambar di bawah ini.


    Dengan hadirnya mesin jahit Brother model baru ini, kegiatan menjahit semakin praktis. Body mesin jahit yang berbahan ringan mudah dipindahkan, jadi menjahit nggak perlu tempat khusus seperti jaman dulu akibat meja mesin jahit yang berat. Sekarang menjahit bisa di mana aja, mau di kamar tidur, di dapur sambil nunggu masakan matang, di ruang tengah sambil nonton televisi, tapi kalau di kamar mandi saya gak menyarankan... *siapa tahu ada yang nekat lagi sembelit, sambil nunggu sesuatu keluar pengen sambil ngejait* jangan ya... nanti kesetrum kan berabe.

    Menjahit nggak susah kan? tertarik kan? Yuk dicoba menjahit dengan mesin jahit Brother. Share hasil jahitanmu di sosmed ya...


    Ini dia murid-murid padepokan jahit yang ceria dan berbakat :))
    Sampai ketemu lagi!


    Love,

    KARENA GELISAH MAKA SAYA MENULIS

    $
    0
    0

    Kalimat di atas saya kutip dari kalimat yang diucapkan salah seorang guru menulis saya. Bagi saya, kegelisahan yang tidak dituangkan, mengganggu ketentraman jiwa. Batin bergejolak. Segala pertanyaan, pernyataan, kesal, marah, harus bagaimana, berdesakan di kepala.


    Dua peristiwa yang paling membuat saya gelisah adalah ketika pilpres dan aksi damai tanggal 4 November kemarin. Apa yang membuat saya gelisah?

    Ketika pilpres, terus terang saya bingung menentukan pilihan, waktu itu saya cenderung memilih golput. Namun, ketika para ulama besar ramai-ramai mendukung salah satu kandidat dengan ikhlas, maka saya pun menentukan pilihan. Pertimbangan saya, para ulama itu tidak akan sekadar memilih. Proses itu tentu sudah melewati pemikiran yang mendalam dengan ilmu-ilmu yang mereka miliki.

    Tahun ini, satu kejadian memicu sejarah. Jujur, ketika kejadian itu mencuat, saya tidak mengambil sikap apa pun. Malah saya menganggap hal itu biasa aja. Karena saya menganggap toh yang mengucapkannya juga "si anu", yang jelas-jelas bukan orang yang patut di-concern-in (bagi saya). Bahkan, ketika timeline mulai ramai pun saya masih nggak terpengaruh. Kalau yang mengucapkan kata-kata itu dari golongan JIL, reaksi saya akan berbeda.

    Namun, sikap saya goyah ketika melihat Aksi Damai II tanggal 4 November. Saya kacau... melihat sedemikian banyak umat muslim yang berbondong-bondong berjuang, berkorban harta, bahkan berkorban nyawa (meninggal karena kecelakaan di tol Cipali). Hati gemetar... mata menghangat... melihat foto-foto lautan warna putih di bundaran HI itu.

    Betapa salah saya bersikap.

    Kemudian... rentetan postingan yang membuat hati patah. Pertama, postingan teman di Path, foto bus rombongan dari Solo yang mengalami kecelakaan di tol Cipali. Captionnya menertawakan. Disambung dengan status-status di Facebook. Saya bertahan dan berusaha tak terpengaruh. Saya tak peduli ketika suara miring teman-teman muslim membela "si anu". Tapi pertahanan saya bobol ketika teman-teman mulai menulis status-status bernada hujatan, hinaan, dan pelecehan terhadap para ulama-ulama dan imam-imam yang turun ke jalan dalam aksi itu.

    Sedih dan takut, itu yang saya rasakan.

    Sedih ketika teman-teman sudah mulai kehilangan kepercayaan pada ulama-ulama kita. Sedih karena menganggap yang mereka lakukan adalah kebodohan. Mau aja ditunggangi sebuah partai untuk menjegal "si anu" atau mendongkel "si beliau" dari posisinya sekarang. Prasangka buruk yang luar biasa.

    Saya menulis banyak status menyuarakan opini dari perasaan saya yang kacau-balau itu. Walau saya sadar... ilmu pun masih cetek. Level ke-Islaman saya  pun masih rendah. Sosok kemuslimahan saya pun masih jauuuuuh dari ideal. Dosa-dosa ini kalau kata orang Sunda mah geus salaput hulu (udah sampe kepala), luber malah. Tapi hati saya sakit.

    Saya tidak tahan ketika mereka mengatakan aksi itu adalah tindakan yang sia-sia, bodoh, dangkal, dsb. Ilmu kita mungkin belum sampai jika kita nggak bisa mengerti kenapa mereka bisa sampai turun ke jalan, meneriakkan tuntutan untuk satu tujuan. Tapi tolong jangan mencerca. Ruh jihad fi sabilillah mereka nggak bisa dibandingkan dengan logika: lebih baik waktunya dipakai mencari nafkah buat keluarga.

    Kita mungkin nggak akan mengerti mengapa seorang Muhammad Ridwan Abdurrahman rela berperang ke Syuriah, kemudian meninggal di sana. Tapi jangan lantas kita berbicara, bodoh banget pergi jauh-jauh cuma nyodorin nyawa.

    Ilmu kita belum sampai untuk mengerti ketika kakak sang syuhada berkata dengan bangga bahwa adiknya telah syahid dan menjemput bidadari. Mungkin yang ada dalam pikiran kita, hanya seorang pemuda yang mati konyol. Bisa jadi Abu Jibril (ayah Ridwan), lebih bangga anaknya menjadi syuhada daripada jadi menteri. Kita mungkin bahkan ikut-ikutan mencap dia sebagai teroris karena berperang bersama orang-orang yang dicap teroris oleh bangsa Barat.

    Dan kemudian saya melihat foto Abu Jibril yang pingsan karena gas air mata, diberi tulisan "pingsan karena nggak kebagian nasi bungkus".  Wow, luar biasa sekali mental illness orang yang membuat meme serupa itu. Mental illness yang sama jika ada muslim yang melihat meme tersebut adalah sesuatu yang kocak.

    Jika ilmu kita belum sampai untuk mengerti kenapa ada yang bersibuk-sibuk mengumpulkan dana untuk Palestina, tapi jangan terus berkomentar, "disini juga masih banyak yang butuh ngapain jauh-jauh ke sana."

    Terus terang, memahami hal-hal demikian bagi saya pun berat karena berbenturan dengan logika. Namun, saya menyadari sepenuhnya bahwa jika kita terus mengedepankan logika, keimanan kita akan terkikis. Kita lupa ada yang ghoib yang mengawal kehidupan kita di dunia ini. Bukan ghoib yang mengarah ke hal-hal mistik.

    Kemudian status-status bernada... entahlah apa yang ada di pikiran penulisnya, semacam: "kok jadi banyak ustaz atau ahli agama dadakan ya". Analisis saya, si penulis ketika membaca sesuatu tentu menyadari, yang dibacanya itu sesuai dengan ajaran agamanya, makanya dibilang ustaz atau ahli agama. Saya yakin yang dibacanya tentang kebenaran. Tapi mengapa ada penolakan dan ketidaksukaan diberi kabar kebenaran?

    Kedua, keluhan-keluhan bahwa timeline penuh dengan status panas. Benarkah? timeline saya diselingi berita kelahiran, berita yang sedang liburan, berita yang menang lomba, dan artikel-artikel lainnya. Hati-hati...

    Tahukah Anda yang menulis dua hal bernada demikian dampaknya bisa luar biasa. Kenapa? orang-orang akan mulai menarik diri. Mulai malu mengeluarkan pendapat yang mengarah pada kebaikan, karena takut "mengganggu" timeline orang lain. Karena takut dicap sok agamis, sok paling beriman, sok paling benar sendiri. Bahkan teman-teman yang saya anggap lebih dalam ilmunya dari saya, memilih untuk tidak ikut-ikutan dan diam. Ini sangat menakutkan buat saya.

    Hal tersebut sempat saya rasakan ketika jaman pilpres. Saya merasa tersindir habis-habisan setiap kali ada yang menulis status yang bertentangan dengan apa yang saya tulis (padahal entah untuk siapa). Saya tidak percaya diri. Dan kemudian saya meng-insyafkan diri untuk diam dan mulai pelan-pelan menarik diri dari dunia perstatusan yang berbau agama, bangsa dan negara  :)))

    Begitulah, saya jadi korban perang pemikiran yang salah satu pemicunya adalah status-status demikian. Melemahkan hati dan pikiran. Kita jadi segan untuk saling menasihati. Kita enggan lagi untuk berbagi demi kebaikan. Kita... menjadi orang-orang yang merugi. Kita lupa, ada hidup setelah mati.


    Love,


    MANFAAT MADU UNTUK ANAK AKTIF

    $
    0
    0


    Buibu ada yang punya anak laki-laki usia balita sampai dengan 12 tahun? Usia yang lagi aktif-aktifnya bergerak ya, Bu. Pulang sekolah main sama teman-teman, main sepeda lah, main bola lah, apa lah apa lah... hehe... pulang sore leleran keringat... bau asem... kulit gosong... *di sini kan hawanya panas, Bu. Kalau siang teriknya mana tahan...*


    Duh, ikut capek nggak sih, Bu, ngeliatnya. Tapi, harus disyukuri juga ya kalau anak aktif begitu, berarti badannya lagi sehat toh. Lain halnya kalau sedang kurang sehat. Anak kelihatan lemas, tiduran aja, malas makan, malas ngapa-ngapain. Sedih juga melihatnya kalau udah gitu.

    Nah, Buibu, ternyata selain asupan makanan yang teratur ada bahan lain yang bisa membantu menjaga stamina anak, yaitu madu. Madu mengandung fruktosa, zat pemanis alami yang menjadi sumber energi. Fruktosa memberikan energi untuk anak dalam waktu yang lebih lama dibanding sumber energi dari karbohidrat, sehingga anak memiliki stamina yang baik untuk bergerak dengan aktif, bermain, berlari-lari. Madu juga baik untuk membantu meningkatkan sistem imunitas dalam tubuh anak, sehingga memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Nggak susah kan, dan pada umumnya anak-anak suka minum madu, sudah nature-nya anak-anak kan suka makanan dan minuman manis.

    Tapi bagaimana dengan pertumbuhan dan kecerdasannya? Haruskah minum vitamin pendamping untuk membantu pertumbuhan dan meningkatkan kecerdasan anak? Dobel deh pengeluaran. Hahaha... ibu-ibu memang mikirnya selalu ke situ ya.

    Buibu nggak perlu khawatir karena sekarang ada produk madu paket lengkap, yaitu Grow n Health. Dalam satu botol madu, anak dapat merasakan 3 manfaat sekaligus, yaitu menjaga stamina dan daya tahan tubuh, meningkatkat nafsu makan, dan membantu kecerdasan. 






    Tiga manfaat tersebut didukung oleh kandungan yang terdapat dalam madu Grow N Health, yaitu:

    Ekstrak Ikan Gabus

    Ikan gabus mengandung protein tinggi dan albumin. Albumin berfungsi untuk meregenerasi sel mati, jadi baik untuk membantu mempercepat proses pengobatan, terutama penyembuhan luka.

    Ekstrak Kulit Manggis

    Secara umum kulit manggis bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun ada manfaat lain yang lebih spesifik, yaitu untuk mengurangi gangguan asma, gangguan hiperaktif, efektif untuk alergi makanan, dan membantu proses pembentukan tulang dan gigi.

    Ekstrak Temulawak

    Temulawak mengandung zat aktif yang disebut curcumin. Curcumin merupakan antioksidan yang kuat. Fungsinya untuk mencegah kerusakan sel-sel tubuh, guna mendukung tumbuh kembang anak. Baik juga untuk melancarkan pencernaan. Membunuh bakteri dan virus yang berpotensi mengganggu pertumbuhan anak secara optimal.

    CARA MEMBELI GROW n HEALTH

    Untuk saat ini madu Grow n Health belum dijual secara bebas, jika tertarik untuk membeli bisa dilakukan langsung melalui website http://grownhealth.co.id/index.

    1. Pilih Menu ORDER PRODUK



    2. Isi Formulir elektronik yang tersedia.


    Begitulah Buibu cara membeli madu Grow n Health, untuk transaksi selanjutnya pihak produsen akan menghubungi pembeli melalui email. Atau bisa langsung menghubungi customer service (CS) Grow n Health melalui whatsapp di nomor 08783446422.

    Harga 1 botol madu Grow n Health IDR 75.000 volume 200 ml. Jangan lupa kalau memesan cantumkan kode KBGNH062 ya Buibu... nanti dapat potongan harga sebesar 10%. Lumayan kan, Buibu...


    Disclaimer

    Ibu-ibu yang masih menganut paham jadul ada yang sudah memberikan madu sejak anaknya masih bayi, bahkan sejak lahir karena menganggap madu baik untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi. Namun AAP (American Academy of Pediatrics) tidak menganjurkan pemberian madu untuk anak di bawah usia 1 tahun. Mengapa?

    Alasan menunda pemberian madu sampai anak berusia diatas setahun bukan karena kekhawatiran kemungkinan terjadinya alergi makanan atau tersedak pada anak, akan tetapi oleh karena adanya penyakit yang cukup serius yaitu Botulisme Bayi (Infant Botulisme). Meskipun kejadiannya jarang, tetapi Botulisme dapat berdampak hebat. Sebab dapat menyebabkan kelemahan/paralisis otot, termasuk otot pernafasan, sehingga si kecil mengalami gangguan pernafasan yang dapat berujung kepada kematian.Botulisme bayi disebabkan oleh karena bayi menelan makanan yang terkontaminasi oleh spora Clostridium Botulinum. Spora tersebut menyebabkan tumbuhnya bakteri dalam usus bayi yang menghasilkan toksin Botulisme. Biasanya makanan yang terkontaminasi spora adalah makanan yang tidak diolah dengan baik atau makanan kaleng yang sudah kadaluarsa. Selain makanan yang terkontaminasi, ternyata Madu juga merupakan media yang baik untuk tumbuhnya spora C.Botulinum.Akan tetapi mengapa konsumsi madu bisa berbahaya pada bayi, sedangkan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa tidak? Jawabannya terletak pada kematangan saluran pencernaan. Bayi dibawah usia 1 tahun belum memiliki intensitas asam yang cukup dalam sistem pencernaan untuk menangkis racun Bakteri Clostrium Botulinum. Sehingga dapat mengakibatkan keracunan. (sumber : dokteranakku.net)
    Enaaah... Buibu, sekarang udah jelas kan manfaat madu untuk anak, jadi bukan ayahnya aja yang dikasih madu, Buibu, ya ayahnya juga penting sih, biar kuat kan... ehm... ehm... kuat kerja maksudnya lho, Buibu... 😀

    Mulai sekarang berikan madu Grow n Health untuk si kecil ya Buibu, jadi semua sehat dan kuat, ya anak ya ayahnya... Buibu juga happy kan?


    Love,

    CARI HIBURAN SEKALIGUS BELAJAR "VALUE OF LIFE" DARI DRAMA KOREA, BISA? BISA DONG...

    $
    0
    0


    The Gentleman of Wolgyesu Tailor Shop adalah salah satu drama korea yang sedang saya tonton. Temanya tentang drama keluarga. Struktur cerita berawal dari tailor kecil milik Mr. Lee. Usaha tailor tersebut sudah dirintis sejak tahun 1917 oleh ayah Mr. Lee.  Mr. Lee ingin agar usaha tailornya diteruskan oleh anak laki-lakinya, Dong Jin. Tapi, Dong Jin, yang pada saat itu sedang menjadi pejabat sementara CEO di perusahaan aparel besar milik mertuanya, menolak dengan alasan usaha tailor kecil seperti itu sudah tak ada harapan lagi. Sekarang orang jarang menjahit setelan di tailor, mereka lebih memilih membeli setelan jadi di departemen store.

    Mr. Lee yang kecewa dengan keputusan Dong Jin, kemudian memutuskan meninggalkan rumah. Ia berkelana dengan membawa misi ingin membuatkan setelan untuk orang-orang yang tidak mampu. Namun sesungguhnya ada hal lain yang ia sembunyikan dari keluarganya.

    Setelah mengalami berbagai peristiwa yang membawanya pada kehilangan pekerjaan dan perceraian, Dong Jin pun berubah pikiran. Ia membatalkan niat untuk menjual toko tailor milik Mr. Lee. Kemudian ia belajar mengelola usaha tailor ayahnya. Selama mengelola tailor itulah Dong Jin menemukan pengalaman yang membuatnya sadar, bahwa usaha tailor ayahnya sangat istimewa. Salah satu pemicu adalah pertemuan dengan pelanggan-pelanggan ayahnya, Dong Jin mendapat pencerahan bahwa setelan yang dibuat ayahnya, bukan hanya sekedar sepasang jas dan celana, tetapi ada kisah-kisah yang menyentuh di balik setelan itu. 

    Drama korea sering dipandang sebelah mata. Kebanyakan orang yang belum pernah menonton drama korea, berpikiran kalau drama korea itu rata-rata temanya romance yang cheesy atau picisan. Saya nggak menyangkal, memang banyak tema seperti itu, tapi saya menemukan tema cheesy pun bisa jadi menarik dan nggak bikin bosan, sebabnya karena akting pemainnya yang bagus dan plot ceritanya juga kuat. Untuk jenis drama seperti ini, yaaa… saya anggap hiburan aja. Hitung-hitung pleasure escape dari kehidupan yang melelahkan ini 😄

    The Gentleman of Wolgyesu Tailor Shop ini termasuk drama panjang (50 episode), tapi sejauh ini saya belum merasa bosan dan malah semakin penasaran. Kenapa coba? sebabnya dalam drama ini banyak nilai kehidupan yang tersirat. Lewat dialog seorang ayah dan anak laki-lakinya, tersampaikan petuah soal sikap sebagai laki-laki sejati. Teladan tentang etos kerja, loyalitas, passion, dan ketulusan digambarkan lewat karakter karyawan perempuan bernama Yeon Shil. Percik-percik percintaan yang lugu tapi manis ditambahkan sebagai bumbu penyedap.


    source : dramacool.com
    Lewat tontonan yang ringan, saya jadi pembelajar. Selain nilai-nilai kehidupan, berbagai sifat manusia diperlihatkan lewat karakter-karakter yang dimainkan, apakah itu oleh pemain utamanya maupun pemain pendukungnya. Seru.  Dengan menonton drama korea, saya sering mendapat pencerahan dan ide baru.

    Coba kalau saya harus baca buku. Rata-rata buku-buku bertema pengembangan diri itu tebal-tebal, sekarang saya cepat capek dan bosan kalau baca buku serius.  Ikut seminar motivasi?  ah BIG NO buat saya. Udah biayanya mahal,  saya terlalu malas mendengarkan orang ngoceh berjam-jam.

    Dan sebagai seorang penulis, saya juga banyak diuntungkan dengan menonton drama korea. Saya bisa belajar gratis membuat penokohan dan membangun plot cerita yang kuat, menarik, berisi, namun nggak kehilangan sisi hiburannya. Dengan begitu saya bisa menerapkan prinsip-prinsip yang sama untuk novel.

    Sebetulnya, nggak hanya drama korea aja sih yang saya tonton. Beberapa variety show produk korea juga saya suka. Memang seru ya? buat saya sih iya, selain ide-ide kreatifnya, kemasannya juga menarik. Walau variety show nyanyi-nyanyi misalnya, tetap ada sisi lucunya dan udah pasti human interestnya yang menarik perhatian saya. Saat menonton variety show mereka, saya bisa terbahak-bahak karena materi yang lucu, tapi ada juga momen yang membuat saya menitikkan air mata haru. 

    Terus kalau nonton drama korea itu gimana caranya? Pake DVD ya? Atau download? Wah, kalau download ngabisin berapa kuota tuh? Hahaha… dan semua pertanyaan itu asli ditanyakan oleh beberapa  teman yang penasaran kenapa saya bisa update terus soal perdramaan ini.

    Dulu sih iya, paling saya nonton drama korea yang tayang di televisi. Tapi biasanya stasiun televisi suka nggak konsisten, masalahnya paket drama itu kan harus dibeli dan itu tergantung banget sama budget mereka. Dan saya juga nggak selalu bisa nonton drama korea lewat DVD, karena membeli dvd-nya sangat tergantung kepada isi dompet saya 😀

    Untungnya sekarang #IndonesiaMakinDigital, terbukti dengan fasilitas internet yang semakin mudah diakses. Sejak berlangganan Indihome, acara menonton drama korea dan K-shows lainnya lancar tanpa kendala. Tapi kan kuotanya tetap aja terbatas. Siapa bilang? Indihome adalah layanan triple play dari Telkom, yang menyediakan High Speed Internet (internet super kencang), Interactive TV (Usee TV) dan Phone(telepon rumah). Satu layanan dengan tiga keuntungan. Dan yang paling menguntungkan bagi saya tentu saja fasilitas internetnya.

    Diakses dari kendedes.uzone.id situs untuk mengecek tagihan layanan Indihome
    Lihat sendiri kan besarnya kuota internet yang disediakan oleh layanan Indihome. Di rumah, ada lima orang pengguna internet aktif. Saya, suami, dua anak perempuan usia sekolah menengah yang selalu butuh sumber untuk menunjang tugas-tugas sekolah mereka yang segambreng dan bocah 7 tahun yang gemar menonton tutorial game favoritnya serta unboxing mainan-mainan di Youtube. Bayangkan jika saya harus berlangganan internet dengan mengandalkan paket data. Berapa jumlah kuota yang kami butuhkan per bulannya? Berapa besar biaya yang harus disediakan?

    Dengan kuota dari Indihome itu, saya bisa mengakses situs-situs penyedia tayangan drama online dan menonton drama-drama korea favorit dengan merdeka. Saya juga bebas mengunduh drama-drama favorit saya, juga film-film lepas yang bagus untuk ditonton ulang jika ada waktu luang. Walau semua anggota rumah mengakses internet bersamaan, dengan Indihome semua akses lancar tanpa buffering.

    Jumlah tagihan bisa dilihat di situs kendedes.uzone.id
    Dengan "harga" segitu, nggak cuma dari internetnya saya diuntungkan. Kalau Usee TV, jujur aja nggak terlalu sering digunakan, keuntungan ketiga yaitu bonus 1000 menit telepon lokal dan interlokal ke sesama telepon rumah. Hari gini masih pakai telepon rumah? Lho, justru dengan adanya fasilitas itu, saya bisa menghemat pulsa ponsel. Saya bisa berkomunikasi dengan anak sulung yang lagi kuliah di Bandung lewat telepon rumah dengan leluasa. Ada lagi bonus telepon yang lain, yaitu menelepon ke ponsel yang menggunakan nomor Telkomsel, tidak dikenakan biaya alias gratis. Dengan demikian saya bebas ngobrol sepuasnya dengan ibu saya yang tinggal berjauhan.

    Harapan saya sih, semoga kedepannya pelayanan Indihome semakin baik, zero failure, dan nggak ada kebijakan-kebijakan baru yang mengganggu ketenteraman pelanggan. Jadi saya semakin betah bersahabat dengan Indihome.



    Love,



    Viewing all 194 articles
    Browse latest View live