Quantcast
Channel: ina inong's blog
Viewing all 194 articles
Browse latest View live

INGIN NYAMAN DAN AMAN NAIK BUS, IKUTI TIP DAN TRIK BERIKUT INI

$
0
0

Menempuh perjalanan dengan bus, terlebih untuk perjalanan antar kota antar provinsi bukan hal yang mudah. Terlebih bagi para solo traveler yang baru sekali bepergian ke kota yang sama sekali asing, perjalanan ini tentu terasa seperti sebuah tantangan yang cukup membuat jantung berdebar.

Perjalanan dengan bus juga menjadi tantangan tersendiri ketika Lebaran tiba, dan ketika kamu melakukannya di musim liburan panjang lainnya. Berbagai hal menarik dan juga menantang nyali bisa terjadi bersamaan pada musim ini. Dengan jumlah penumpang di terminal yang jauh lebih banyak daripada biasanya, banyak hal yang harus kamu perhatikan ketika naik bus pada musim-musim ramai.

Namun tak perlu takut naik bus. Agar perjalanan kamu nyaman dan aman, begini trik dan tipsnya.

PILIH BUS YANG PALING NYAMAN

sumber : ranggawarsitatour.co.id

Pertimbangkan armada yang paling banyak variasi dan kelasnya, kamu bisa memilih bus yang paling nyaman untuk perjalanan ke kota tujuan. Apakah itu kelas ekonomi, semi eksekutif atau yang mewah sekali, sesuaikan saja dengan jarak perjalanan dan juga kemampuan membeli tiketnya.

Saat ini sudah ada banyak bus murah meriah, masuk kelas ekonomi namun sudah dilengkapi AC dan kursinya pun nyaman. Pilihlah yang paling sesuai dengan bujet dan jangan lupa cek sejarah dari bus yang kamu tumpangi. Apakah armada tersebut dikenal ugal-ugalan di jalan atau tidak, yang harus menjadi pertimbangan sebelum membeli tiket bus.

WASPADA ITU NOMOR SATU

Ketika melakukan perjalanan dengan bus, kewaspadaan adalah hal utama. Jangan sampai lengah ketika di perjalanan, tetap fokus dan hindari membawa barang berharga dan perhiasan yang berlebihan. Waspada dimulai dari diri sendiri, baru kemudian waspada pada lingkungan dan orang lain yang sama sekali asing.

BERTEMAN DENGAN KRU BUS

sumber : @jaki_jetbus
Jika kamu bepergian sendirian menuju kota yang asing, berteman dengan kru bus adalah cara gampang untuk meningkatkan keamanan dan juga menggali informasi yang kamu perlukan selama perjalanan. 

JANGAN MUDAH TERIMA MAKANAN DAN MINUMAN DARI ORANG ASING

Selain waspada pada orang asing, hal penting lain yang harus kamu perhatikan ketika melakukan perjalanan jauh adalah tidak mudah menerima makanan dan minuman dari orang asing. Meski makanan tersebut nampak masih bersegel sekalipun. Lebih baik menolak dengan halus, tanpa menyinggung perasaan yang memberi.

CARI INFORMASI TENTANG BUS LEWAT TRAVELOKA

sumber : pixabay

Mencari informasi tentang bus yang akan dinaiki adalah hal wajib ketika kamu melakukan perjalanan ke luar kota. Semua informasi ini bisa kamu dapatkan dengan mudah jika membeli tiket bus di Traveloka. Detail perjalanan dengan bus yang kamu pilih bisa dilihat langsung di layar sebelum kamu melakukan pembayaran tiket bus.

Mulai dari jam berangkat, terminal keberangkatan, jalur yang dilalui, waktu tempuh dan terminal tujuan, semua ada di aplikasi Traveloka. Kamu bisa mengaksesnya dari mana saja dan kapan saja dengan mudah.

Dengan beli tiket bus di Traveloka, kamu bisa memilih bus yang paling nyaman dengan mudah. Jika batal berangkat, kamu bisa melakukan refund tiket bus dengan gampang pula.


Love,



FASILITAS AIR BERSIH UNTUK MASYARAKAT DI SEKITAR DANAU TOBA

$
0
0
sumber: maritim.go.id

Wateraid, NGO internasional yang concern pada masalah air bersih dan sanitasi sehat, menyajikan data (2016) bahwa Indonesia berada di urutan keenam dari 10 negara atau 32 juta orang di Indonesia masih kesulitan mengakses air bersih. Padahal air bersih memberikan peran penting dalam peningkatan kualitas hisdup masyarakat.  Kebersihan air tidak dapat dilihat dari permukaan saja, tetapi harus dipantau dari partikel terkecil hingga sampai pada tahap aman untuk dikonsumsi.

Pemerintah memperhatikan masalah ini sehingga membuat Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih (KSNP-SPAM).  Salah satu perusahaan swasta yang mendukung gerakan ini adalah PT Suri Tani Pemuka, anak perusahaan dari PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA), yang belum lama ini menginisiasi pembangungan filter air bersih di Danau Toba.

Siapa sangka danau terbesar di Indonesia dan terdalam kedua di dunia ini belum dimanfaatkan sebagai sumber air bersih oleh masyarakat sekitarnya, khususnya masyarakat Dusun Tiga Baru dan Dusun Sait Borno-Nagari Tambun Raya.  Masyarakat di sana biasanya mengambil air dari mata air, padahal mata air yang ada sering kering di musim kemarau dan jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka. Untuk itu PT STP membangun dan meresmikan filter air bersih Danau Toba di daerah Tambun Raya ini dan dengan sistem filtrasi ini, air Danau Toba bisa dimanfaatkan untuk air minum.
Sistem filtrasi yang dibuat STP adalah Ultra Filtration Water Treatment, dimana air Danau Toba melewati penyaringan berlapis untuk memastikan kualitas air yang dihasilkan stabil dan baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat,” jelas Rachmat. Secara periodik, diperlukan pemeliharaan atas filter air ini agar selalu dapat bekerja dengan optimal. “Sample air hasil filter ini juga telah diuji di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan dinyatakan memenuhi syarat untuk air minum.
Demikian keterangan dari Bapak Rachmat Indrajaya, selaku Direktur Corporate Affairs JAPFA.  Sedangkan Bitner Damanik, Pengulu Nagori Tambun Raya, mengaku senang dengan adanya bantuan filter air bersih tersebut.  Warga Nagori Tambun tidak perlu lagi mencari mata air yang belum tentu terjamin kualitasnya untuk mencukupi kebutuhan air bersih mereka.  Dengan memanfaatkan air dari Danau Toba kebutuhan warga akan air ersih dapat tercukupi.  Oleh karena itu, beliau sangat berterima kasih kepada perusahaan yang sudah peduli akan kebutuhan air bersih warga kami dan membuktikan air Danau Toba layak menjadi bahan baku air minum. 



Fasilitas ini selanjutnya akan dikelola oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Acara serah terima juga dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dinas Lingkungan Hidup Kab Simalungun, Camat Pematang Sidamanik, Pangulu Nagori Tambun Raya, warga masyarakat sekitar dan juga perwakilan perusahaan.

Kegiatan PT STP tidak hanya sampai di situ saja, dalam usahanya mendukung kelestarian lingkungan perusahaan yang bergerak di bidan budidaya perikanan ini turut berpartisipasi dalam kegiatan Gerakan Aksi Untuk Lingkungan (GAUL) Danau Toba dengan melakukan kegiatan penghijauan berupa penanaman 11.000 pohon di daerah tankapan air (DTA) Danau Toba seluas 20 Ha.


Dalam upayanya meningkatkan kualitas pendidikan, PT STP mengajarkan Bahasa Inggris untuk anak-anak di tingkat Sekolah Dasar.  Upaya ini sudah membuahkan hasil, terbukti anak-anak dari SDN Tambun Raya yang menjadi binaan PT STP sudah bisa menampilkan kebolehannya menari dan bernyanyi dalam Bahasa Inggris di acara peresmian filtrasi air bersih.

Untuk mengajarkan anak-anak untuk hidup sehat, PT STP  juga membangun toilet di SDN Tambun Raya dan SDN Parbalohan dan memberikan bantuan berupa alat-alat kebersihan sekolah. Upaya tersebut merupakan bentuk kepedulian STP terhadap lingkungan dan kesehatan. Di bidang infrastruktur yang lain, PT STP membangun jembatan sebagai salah satu akses jalan untuk menyambungkan daerah Tambun Raya dengan Tigaras.

PT Suri Tani Pemuka adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan yang berkomitmen untuk terus turut berupaya mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat.   Hal ini sesuai dengan visi perusahaan yang diusung, yaitu "Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama."

Good point!  Semoga upaya dukungan kesejahteraan masyarakat ini bisa menjadi contoh untuk perusahaan-perusahaan lainnya.


Love,



IPHONE X : PENANDA SATU DEKADE KIPRAH APPLE PHONE DI DUNIA

$
0
0

Demi apa coba jam 08.30 WIB udah nongkrong depan pintu masuk Mall Central Park, hari Jumat lalu.  Tanggal 22 Desember 2017, Bu! Mother's Day lho... nah ibu malah nongkrongin mall yang masih tutup.  Iya... kalau buibu lain sedang menikmati pagi hari ibunya dengan peluk cium, kartu, bunga, kue tart dari anak dan suami, kalau saya merayakan Hari Ibu dengan menuntaskan rasa penasaran pada produk terbaru iPhone yang disebut-sebut sebagai simbol momentum 10 tahun Apple phone ini.  

Saya bukan pengguna Apple phone sih, tapi yaitu penasaran aja why oh why ada sebagian dari masyarakat kita ini begitu cintanya pada iPhone, dari mulai CEO-CEO sampai dedek-dedek gemes yang masih nadah uang jajan dari ortu pun pengen pake iPhone, malah ada yang rela nggak makan siang di sekolah demi nabung buat beli iPhone *hebat*.

Dan ternyata ini nih alasan mengapa iPhone lebih disukai dibanding Android oleh penggemarnya, seperti dilansir website Home Credit Indonesia, September 2017:

SERBA SIMPEL, RINGAN, ELEGAN
Simplicity merupakan ciri khas setiap produk besutan Apple.  Mulai dari desain hingga sistem operasi semuanya serba simpel, ringan dan elegan.  iPhone lahir hanya dengan satu tombol "Home" aja di layar sentuhnya. Sistem operasi Apple phone nggak pernah kenal lambat atau nge-lag seperti yang sering terjadi pada smartphone android.  

BISA LANGSUNG UPDATE SISTEM OPERASI
Nggak seperti android yang OS-nya berjilid-jilid, jadi tiap ada OS keluaran baru kalau pengen ngikutin sih otomatis harus ganti hanphone kan.  iPhone nggak perlu jailbreak, pengguna iPhone bisa menikmati OS versi terbaru dengan HP yang sama.

APLIKASI TERBAIK
Sebelum muncul di android aplikasi keren semacam Instagram, Path, Facebook Moments itu munculnya ya di iPhone dulu dong.

PRODUK EKSLUSIF (PREMIUM)
iPhone hanya diproduksi oleh Apple aja, nggak seperti android yang dipakai oleh berbagai macam brand dengan range harga beragam.  Harga iPhone yang lebih mahal memberikan kesan bergensi bagi penggunanya.  Tapi sisi hematnya, aksesories iPhone bisa digunakan untuk segala jenis iPhone, dibanding aksesories android yang hanya bisa digunakan sesuai dengan tipe-tipe ponselnya.

Ooo... jadi itu alasannya, eksklusif... pantesan ada yang nekat beli produk refurbish juga *xixixi.... sssst....* tapi kalau tiga alasan di atasnya sih saya setuju dan mulai goyah nih dengan ke-android-an yang saya anut *bwahahaha*.

IPHONE X, IPHONE 8, IPHONE 8 Plus

Produk terbaru dari iPhone ini udah dirilis bulan November lalu, tapi baru beredar di belahan bumi Amerika, Eropa dan beberapa negara Asia seperti Singapura, Hong Kong, Taiwan, Tiongkok dan Korea.  Indonesia kapan?

Baru tanggal 22 Desember 2017 kemarin itulah, IPHONE X (dibaca iPhone Ten) ini hadir di Indonesia, dan saya salah satu saksi kehadiran perdana di bumi tanah air tercinta ini.  Nggak nyesel deh nongkrong pagi-pagi di iBox Mall Central Park untuk menyaksikan keseruan penjualan perdana iPhone X dan adek-adeknya, yaitu iPhone 8 dan iPhone 8 Plus.


Salah satu calon buyer iPhone X, bernama Pak Hary sempat curhat sebelum beliau memasuki antrian.  Bapak yang ramah ini menyayangkan informasi yang kurang soal launching iPhone X ini.  Beliau sempat searching di internet memastikan tanggal penjualan perdana iPhone X di Indonesia, tapi nggak nemu informasi yang jelas.  Makanya, ketika ada kesempatan ke luar negeri Pak Hary beli tuh iPhone X idamannya di sana, tapi kan risikonya kucing-kucingan sama petugas bandara.  Sempat cerita juga gimana caranya dia "ngumpetin" iPhone X-nya tapi saya nggak akan ceritain di sini ah ntar pada niru *bwahahahah*.  Untung aja pagi itu Pak Hary baca pengumumannya di harian Kompas, jadi dia langsung menuju Mall Central Park buat beli lagi iPhone X idaman. 

"Coba kalau promonya jauh-jauh hari kayak S****** S* dulu itu, seminggu sebelumnya gitu pasang iklan jadi saya nunggu aja keluar di sini, nggak beli di luar," sesal Pak Hary.

Beberapa menit sebelum iBox store dibuka, antrian udah mulai panjang.  Ketika MC mulai menghitung mundur waktu opening, saya kok ikut degdegan... hahaha... hasrat pengen ikutan beli ada  juga sih, tapi saldo rekening ngepas kartu kredit udah digunting semua *deritaaaa 😂 diam-diam mulai ngitung event berbobot dengan fee tebel... tetep kudu berkali-kali event, yakali kalo dapet terus itu juga 😂*

Seluruh crew iBox Central Park sudah siap siaga menerima bludakan fanboy dan fangirl-nya iPhoneX

Begitu TENG! waktu pembelian start, wuaaah rame banget, Pak Fadli the first buyer *yang emang udah anteng ngantre sejak entah jam berapa* dipersilakan masuk dan langsung memilih produk yang diinginkan.  Pak Fadli dari Slipi *halah berima* memilih iPhone 8 Plus Gray 64GB.  Dan ketika melihat Pak Fadli mencium iPhone idamannya, duh perasaan leganya kayak abis menyaksikan ijab kabul *wakakakak*.

Pak Fadli dari Slipi, the first buyer, iPhone 8 Plus 64GB Gray sudah di tangannya.

Kemudian Pak Hary sebagai second buyer mendapat giliran untuk memilih iPhone X idamannya.  Pak Hary memilih iPhone X Silver 256 GB.  Selamat ya, Pak, kalau jodoh emang nggak kemana.  Menurut pengakuannya, dia membeli iPhone X ini untuk hadiah.  Ooo... hadiah Natal dan Tahun Baru ya, Pak.  Saya juga mau kok Pak buat hadiah Lebaran nanti ya... *duh lupa ngasih kartu nama*.


Buat yang penasaran why oh why para fanboy ini rela banget antre-antre sejak pagi buta dan masuk lewat pintu belakang mall bareng para office boy, cek aja sendiri spesifikasi iPhone X dan iPhone 8/8 Plus yang bikin mereka jatuh cinta.  Sementara saya, ngayal babu dulu deh dikasih gratisan buat review #kode.

UYA KUYA BORONG IPHONE X

Saat lagi asyik-asyiknya mengcapture segala kegiatan dan tingkah fanboy eh ada juga kok fangirl-nya seru-seruan beli iPhone idaman mereka, kok tiba-tiba ada kehebohan.  Lhooo... siapa itu pria tinggi besar berkulit gelap tapi pede to the max pake training suit KUNING! ya sapa lagi kalo bukan Uya Kuya.  Dia nggak datang sendiri lho, tapi boyongan sekeluarga.  Bunda Astrid, Cinta dan Nino juga ikut.

Well, Uya Kuya sekeluarga memang pengguna iPhone.  Pengakuannya sih mereka udah pakai iPhone sejak seri 4, 5, 6 dan terakhir 7 Plus.  Sekarang ada iPhone X ya pengen juga memilliki.  Kapan lagi punya iPhone yang dijadiin simbol momentum 10 tahunnya kiprah Apple phone di dunia ya kan.

Uya bilang sempat terpikir membeli iPhone X ini langsung ke negara produsennya biar fresh from the oven gitu.  Di sana memang lebih murah, tapi garansinya kan susah.  Jadi Uya memilih membeli di Indonesia yang bergaransi TAM.

Nggak tanggung-tanggung Uya membeli 4 iPhone X 256 GB Silver sekaligus untuk sekeluarga.  Wowowow... nanggung Ya empat aja mah, satu lagi dong buat saya *hanya dalam hati takut disulap Cinta jadi box iPhone*.  Tapi nggak berat sih buat Uya, karena dia memanfaatkan promo CC yang bekerjasama dengan Erajaya Group selaku distributor resmi iPhone di Indonesia.



HARGA RESMI DI INDONESIA

Jadi berapa kah bandrol resmi iPhone X, iPhone 8 dan iPhone 8 Plus yang dijual di Indonesia?  berikut ini bocorannya.

iPhone X

Versi 64 GB: Rp 17.999.000
Versi 256 GB: Rp 20.799.000

iPhone 8

Versi 64 GB: Rp 12.599.000
Versi 256 GB: Rp 15.399.000

iPhone 8 Plus

Versi 64 GB: Rp 14.499.000
Versi 256 GB: Rp 17.199.000


Produk iPhone X, iPhone 8 dan iPhone 8 Plus bisa didapatkan di seluruh jaringan ritel Erajaya Group, meliputi seluruh outlet iBox, beberapa outlet Erafone dan beberapa outlet Urban Republic. Erajaya Group juga melayani customer yang ingin membeli melalui kanal online di erafone.com atau iBox.co.id. Menurut keterangan Bapak Djatmiko Wardoyo, Director of Marketing & Communication PT Erajaya Swasembada, alokasi pertama untuk penjualan online sudah HABIS hanya beberapa jam setelah launching. Wow! tapi jangan khawatir karena akan langsung ada alokasi berikutnya. 

Don't you dare difoto pake iPhone X ini kalau belum perawatan wajah, ketajaman kameranya busyet dah kalau nggak pake beauty mode itu sproten (flek) sama pori-pori jelas banget.  Jadi dilema, beli iPhone X dulu apa ngelaser pipi dulu 😂


Ini dia penampilan asli iPhone 8 dengan layar 4.7" dan kakaknya iPhone 8 plus dengan layar 5.5"

Konon sebelum launching resmi iPhone X di Indonesia, ada dua seleb tanah air yang udah pamer memiliki iPhone ini di akun medsosnya, inisialnya Tante ND dan Mbak S... nah lho siapa tuh.  Pertanyaannya, darimana asal atau di mana mereka membeli iPhone X yang notabene termasuk barang mewah ini? Mungkin kucing-kucingan juga dengan petugas bandara? 😁

Anyway, membeli barang mewah itu hak segala bangsa yang merdeka asal ada duitnya. Cuma, jangan lupa bayar pajaknya ya. 


Love,


MASYARAKAT DANAU TOBA TERSENYUM MENYAMBUT PASOKAN AIR BERSIH

$
0
0
sumber: maritim.go.id



Wateraid, NGO internasional yang concern pada masalah air bersih dan sanitasi sehat, menyajikan data (2016) bahwa Indonesia berada di urutan keenam dari 10 negara atau 32 juta orang di Indonesia masih kesulitan mengakses air bersih. Padahal air bersih memberikan peran penting dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat. 
Dari 32 juta orang di Indonesia yang disebut itu, di antaranya adalah masyarakat Dusun Tiga Baru dan Dusun Sait Borno-Nagari Tambun Raya. Warga kedua dusun itu biasanya mengambil air bersih dari mata air yang cukup jauh letaknya dari tempat tinggal mereka, belum lagi kalau musim kemarau mata air itu rawan kekeringan. Asal tahu aja ya, Dusun Tiga Baru dan Dusun Sait Borno-Nagari Tambun Raya ini letaknya dekat dengan Danau Toba.

What?! Danau Toba? Siapa sangka danau terbesar di Asia Tenggara dengan kedalaman sekitar 505 meter, dan menampung volume air sebesar 240 kilometer kubik ini belum dimanfaatkan sebagai sumber air bersih oleh masyarakat sekitarnya. Bisa jadi karena selama ini fokus masyarakat pada Danau Toba itu hanya aspek pariwisata dan sumber daya alam di sektor perikanan dan pembangkit tenaga listrik.

Padahal air Danau Toba baik dan tidak mengandung unsur pencemaran. Dengan sedikit sentuhan teknologi, Danau Toba bisa dijadikan sumber air bersih, bahkan layak untuk dikonsumsi.

Karena alasan ini, di Danau Toba sekarang dinisiasi teknologi Filter Air Bersih yang sudah teruji kemurnian airnya di laboratorium. Masyarakat sekitar yang kurang pasokan air bersih, tidak perlu lagi mengambil air di mata air pegunungan. Berkat teknologi filtrasi, masyarakat sudah bisa memanfaatkan air di Danau Toba untuk kemudahan hidup sehari-hari seperti untuk sumber air minum, mengolah masakan, mencuci pakaian, dan manfaat air bersih lainnya.




Love,



5 MANFAAT MEWARNAI YANG BISA BIKIN HIDUPMU LEBIH CERIA

$
0
0


Suatu hari saya nonton serial televisi S.W.A.T -- u yeah, saya memang penggemar film pria-pria berseragam dan bersenjata dengan aksi heroiknya membasmi kebatilan 😍 -- di mana salah satu adegannya bikin saya termenung.

Adegan itu menggambarkan percakapan Deacon, member pasukan SWAT, yang memberikan nasihat kepada sipir penjara yang sedang ketakutan dan stres, karena terpaksa membunuh seorang narapidana.  Saat itu kondisi penjara chaos, narapidana-narapidana berontak dan berhasil menguasai penjara.  Nasihat Deacon itu kok ngena juga buat saya.

"When I first got this job, somebody told me that I'm gonna see some rough things and I'm gonna have to do some rough things.  Every cop needs a chair.  It's whatever you to use to decompress."

Setiap orang pasti bakal menghadapi "rough things"-nya sendiri-sendiri. Bahkan seorang ibu rumah tangga pun pasti punya rough things yang harus dihadapi dan diatasinya.  Jadi, saya pikir setiap orang, yes, setiap orang butuh "kursi" itu, termasuk saya.  Kenapa? 

Sebab ketika berbagai kesulitan dalam pekerjaan dan dalam hidup (kok dalem, sih) sudah memenuhi ruangan dalam otak, saya pikir berbahaya kalau terus-terusan ada di dalam ruangan itu.  Saya butuh keluar sebentar dan duduk di kursi yang nyaman, untuk mengurangi atau bahkan melenyapkan tekanan yang ada. Saat kantong tekanan sudah kosong, saya akan siap lagi untuk kembali ke ruangan semula.  Jadi anggap aja, kursi itu dibutuhkan untuk menjaga kewarasan, supaya larinya nggak jadi depresi.  

Bagaimana dengan kamu?

Saya percaya kursi tiap orang bakal berbeda satu sama lain.  Dulu, kursi saya adalah buku.  Seiring bertambahnya usia, membaca malah jadi sumber stres baru, karena kesal baca kok yaaa... nggak tamat-tamat.  Ya, gimana mau cepat selesai, baru selembar dua lembar mata udah berat.  

Selanjutnya kursi saya adalah drama Korea dan variety shownya.  Setelah mengalami tekanan dan kelelahan, index kebahagiaan saya bakal naik lagi setelah bertemu Oppa-oppa ganteng nan kelimis di drama-drama favorit.  Tapi, seperti penyakit perkawinan yang datangnya setiap lima tahun, sekarang saya mulai dilanda bosan.  Dari yang tadinya seminggu full, semua judul ditonton tanpa jeda, sekarang hanya satu dua aja yang paling menarik plotnya.

Sampai kemudian radar perhatian saya menangkap ada fenomena yang menyenangkan di media sosial.  Banyak teman yang "memamerkan" karya art-nya lewat media sosial.  Jadi, teman-teman saya itu punya hobi dadakan mewarnai, tapi bagus-bagus banget hasilnya.  Tahun kemarin memang sedang happening buku mewarnai untuk usia dewasa.  Yang paling saya ingat judulnya "Secret Garden".  

Kok ada sih yang menerbitkan buku mewarnai untuk dewasa?

Sebagian orang mengatakan bahwa kegiatan mewarnai itu termasuk bagian dari art theraphy.  Tetapi ada juga yang membantahnya, karena art theraphy 'kan butuh kerja dua orang, yang diterapi dan juru terapinya.  Ya sudahlah ya nggak usah jadi bahan war baru deh masalah ini.  Yang pasti, peneliti-peneliti dari John Hopkins University dan bahkan Editor dari sebuah jurnal yoga terkenal di Amerika, menyatakan bahwa mewarnai adalah alternatif lain dari kegiatan meditasi, seperti yang dilansir oleh media online CNN.com.

Setelah searching sana-sini ke berbagai sumber, saya ambil lima manfaat praktis yang bisa diraih untuk membuat hidup menjadi lebih ceria lewat kegiatan mewarnai.  Nggak percaya? silakan disimak penjelasan berikut ini:

1. Menurunkan level stres

Alasannya? Mewarnai ini menenangkan amygdala.  Jadi amygdala ini bagian dari otak yang berhubungan dengan respons terhadap rasa takut atau stres.  Dengan menstimulasi bagian otak ini untuk tetap tenang, maka perasaan takut atau stres itu nggak bakal terpicu.  Begitulah kira-kira cara kerjanya.

2. Menurunkan level kecemasan

Bukankah stres itu pemicu segala perasaan-perasaan cemas? Kalau lagi stres, bawaannya kan: duh kalau begini gimana... kalau begitu gimana... kalau ini kalau itu... terus aja jadi pikiran.  Iya, kan?
Balik lagi ke point 1, kalau stres-nya sudah teratasi otomatis kecemasan-kecemasan juga hilang.

3. Melatih otak untuk fokus

Saat mewarnai perhatian tertuju pada objek yang akan kita beri warna.  Otak tidak menerima perintah untuk melakukan hal lain dan memikirkan hal-hal di luar keinginan kita untuk memberi warna pada objek itu.  Kegiatan mewarnai ini juga melibatkan dua fungsi otak yang harus saling berkomunikasi, yaitu logika dan kreativitas.  Momen ini yang akan melatih otak kita untuk fokus mengorganisasi dan mencari solusi, ketika kita sedang menghadapi satu masalah.

4. Bahagia menjadi diri sendiri

Buku mewarnai adalah priviledge untuk diri sendiri.  Bebas.  Jangan pedulikan pendapat orang lain soal teknik mewarnai atau pilihan warna yang kamu terapkan.  Apalagi mikirin pendapat kritikus seni.  Itu terlalu jauh.  Mewarnai itu untuk mencari kesenangan, bukan mendatangkan stres dalam bentuk yang lebih artistik.


Ini contoh freedom creativity dan stress relief ala Ina Inong.  Kapan lagi punya karakter Kesatria yang fashionable, ketika Negara Api menyerang baju zirah tetap ada sentuhan pink-nya dong.

5. Bahan dekorasi gratis

Jaman sekarang DIY-DIY untuk dekorasi rumah itu betapa semaraknya, ya kan?  Tapi nggak semua orang punya punya modal dan ketabahan untuk melakukannya (baca: termasuk saya).  Nah, buku mewarnai adalah solusi paling praktis.  Tinggal sobek lembarannya, beri pigura, voila! kamu sudah punya hiasan dinding.  Kalau kamu terlalu malu untuk mengakui karyamu sendiri pada tamu-tamu yang datang ke rumahmu, bilang aja itu karya anak bungsu atau anak sulung saat berumur tujuh tahun. LOL.

Melihat manfaat-manfaatnya, kegiatan mewarnai ini memang cocok  dijadikan kursi baru.  Saya jadi tertarik juga mencoba kursi baru ini.

Speak of the devil, minggu lalu saya dapat kiriman paket lengkap untuk mewarnai, wohooow senangnya.  Ibarat pepatah, pucuk dicinta ulam pun tiba.

Kemasannya model gift box, jadi kalau ada yang ulang tahun atau apa gitu terus pengen ngasih kado, ini cocok banget nih.  Isi paketnya lengkap, ada buku mewarnainya, ada connector pen yang terdiri dari 20 warna, juga ada buku kecil petunjuk teknik arsiran.  


Isi box Faber-Castell Colour to Life

Buku kecil ini, bisa meningkatkan level kekerenan saya di depan ilustrator naskah cerita untuk anak-anak yang saya tulis.  Sekarang saya bisa request seperti ini, "Nanti colouring-nya pakai teknik contouring, ya."  Dijamin ilustrator saya pasti kaget, soalnya pengetahuan teknik arsiran saya selama ini kan cuma sebatas ngarsir alis aja. 

Tapi, ya, nggak tahu juga sebetulnya ada berapa teknik arsiran yang ada di dunia ini, di buku ada lima teknik arsiran yang dicontohkan.  Lumayan lah buat variasi.




Bentuk connector pen-nya seperti spidol dengan ujung lancip.  Mudah sekali diaplikasikan, semudah mengaplikasikan spidol eyeliner.  Dijamin mewarnai pun mulus tanpa khawatir keluar garis.  Tapi ini mungkin perasaan saya aja ya, saat menggunakan connector pen itu berasanya kok nggak sama.  Ada yang terasa keras, ada yang empuk gitu dipakai mengarsirnya.  Contohnya connector warna kuning neon (stabilo) itu keras, sedangkan yang merah empuk. Apakah memang berbeda fungsinya, saya kurang paham.  Secara keseluruhan peralatan ini mengasyikan, gara-gara keasyikan mewarnai saya jadi lupa masak lho. 

Tapi ada lagi yang lebih asyik dari seri Colour to Life ini, yaitu Faber-Castell mengembangkan aplikasi untuk penggunaan di ponsel dengan menerapkan teknologi Augmented Reality (AR).  Udah pada tahu dong kalau teknologi AR ini dipakai untuk aplikasi-aplikasi game 3D, sehingga games tampak seperti nyata.  Aplikasi ini sudah bisa diunduh dengan mudah di Google Play Store dan Apple Store.



Dengan menggunakan aplikasi tersebut, setelah mewarnai pengguna bisa memindai gambar hanya dengan ponsel saja.  Pengalaman pertama lumayan butuh konsentrasi juga untuk memindai gambar.  Tapi, percayalah selanjutnya ketika feeling kamu udah ikut main buat mengambil jarak yang pas, segalanya akan menjadi mudah.  








Setelah proses scan berhasil, karakter pada gambar akan berubah menjadi karakter 3D (life based character), selanjutnya pengguna bisa memainkan karakter yang dipilih untuk bermain game, atau berinteraksi langsung.  Asli lho, itu karakternya bisa digerakkan sesuai keinginan.  Lucu banget, jadi kayak punya mainan baru.  

Dan! bagi penggemar selfie, ini kabar baik untuk kamu.  Karakter-karakter lucu itu bisa diajak selfie juga.  Gaya selfie kamu bakal lain daripada yang lain dong.  Ada lima karakter yang bisa jadi teman selfie kamu. Duh, boleh dong berharap, Faber-Castell bakal ngeluarin karakter kartun K-POP stars buat next series.




Sebetulnya produk ini didedikasikan untuk anak-anak.  Aplikasi Colour to Life ini diyakini bisa meningkatkan koordinasi otak dan tangan, meningkatkan level konsentrasi pada anak, menstimulasi respons, menyeimbangkan otak kiri dan kanan, melatih dan meningkatkan kecepatan berpikir anak-anak.  Sayangnya, Keyaan belum tertarik nih sama peralatan ini.  Dia kurang telaten memindai, maunya terima beres aja main game-nya.  

Tapi kalau diperhatikan, manfaatnya seiring dengan manfaat-manfaat mewarnai yang saya paparkan di atas, jadi orang dewasa juga boleh dong ikutan pakai produk ini 😁.  Sementara Keyaan belum tertarik pakai, Mamanya dulu deh daripada mubazir.

Di mana kalau pengen beli produk ini?

Beberapa hari yang lalu, saya ke toko buku, mau beli keperluan sekolah si Bungsu.  Di rak peralatan gambar saya lihat kotak yang familiar.  Eh, rupanya produk ini sudah tersedia juga di kota kecil seperti tempat tinggal saya sekarang ini, apalagi  di kota besar terjamin pasti tersedia  di toko-toko buku besar, semacam Gramedia.  Tapi, kalau lagi mager, coba cek di Tokopedia, di sana juga tersedia.  Di toko buku yang saya datangi itu, produk ini dibandrol dengan harga 114K rupiah. Worth it lah ya...




Tapi model connector pen gitu kan cepat habis.  Kalau udah habis terus dibuang? Duh sayang, ya... Jangan khawatir, Buibu, produk ini mendukung gerakan hemat anti mubazir.  Biarpun sudah habis tintanya, tapi connector pen bisa beralih fungsi menjadi mainan bongkar pasang.  Anak-anak pasti suka, lihat deh contoh di bawah ini.






Well, demikianlah cerita saya dalam rangka "finding new chair", eh, tertambatnya di colouring.  Nah, buat yang lagi bosan dengan kursi lamanya, atau barangkali ada yang sama sekali belum menemukan kursinya, coba deh mewarnai.  Selain mengasyikan, menyehatkan jiwa juga.  



Love,



KESEMPATAN NONTON DRAMA MUSICAL MAMMA MIA, ONCE IN A LIFE TIME

$
0
0


Sudah hampir seminggu berlalu tapi belum bisa move on dari keseruan nonton drama musical Mamma Mia.  Ya, kapan lagi coba bisa nonton pertunjukan musikal kisah yang sudah mendunia, apalagi yang diproduksi perusahaan musikal terkenal semacam West End London ini, bisa jadi sekali seumur hidup.


Barangkali kalau di Indonesia, kisah Mamma Mia ini sudah lebih dulu diperkenalkan lewat  film bioskop yang dibintangi Meryl Streep dan Amanda  Seyfried, jadi nggak terlalu asing.  Tapi, sebetulnya drama musikal Mamma Mia yang diproduksi oleh perusahaan pertunjukan West End London ini sudah perform sejak sepuluh tahun lalu.  Aslinya, kisah drama musikal ini dirangkai dari lagu-lagu hits milik ABBA, grup musik terkenal asal Swedia.  Kalau kamu generasi tahun 70s atau 80s pasti familiar  dengan grup musik ini,  tapi kalau generasi 90s apalagi milenial rasanya kurang tahu ya,  coba  tanyain deh sama Papa atau Mama kamu, siapa tahu mereka fans grup musik lawas ini.

Sebelum nonton pertunjukan aslinya, saya berkesempatan untuk hadir di acara Media Day yang diselenggarakan oleh promotor.  Di acara itu, kita yang hadir diberi kesempatan untuk merekam dan foto-foto cuplikan adegan, soalnya nanti di pertunjukan aslinya kita nggak boleh lho foto apalagi merekam, walau yeaaah... ada aja yang melanggar *kezel*.

Terus abis cuplikan show, kita juga bisa ngobrol-ngobrol sama artis-artis pendukungnya. Rata-rata mereka fun.  Dan ternyata di pertunjukan aslinya itu ada bagian-bagian yang menyelipkan humor, karena kesehariannya pun mereka kelihatannya kocak, jadi pas bagian humor itu natural aja, penonton juga jadi terpancing ketawa bareng deh.  

Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta media day, jadi ketahuan kalau drama musikal ini sudah melanglang buana ke 38 negara dan dari keseluruhan pertunjukan bisa meraup lebih dari 5 juta penonton.  Wow!


Mereka juga buka rahasia resep sukses pertunjukan yang mereka anut,  apalagi kalau bukan latihan-lathan-  dan latihan.  Bahkan untuk menghadapi international tour semacam di Jakarta ini,  mereka akan melakukan latihan intensif selama 4 minggu.  Dan hasilnya memang tidak mengecewakan.

Yang membuat saya kagum stamina artis-artis utamanya, saat pertunjukan premier tanggal 28 Agustus itu,  ngakunya  mereka belum  24 jam landing  di Jakarta, hari sebelumnya mereka  selesai perform di Toronto,  tapi pas perform apalagi Shona White yang memerankan Donna Sheridan (Ibunya Sophie) suaranya stabil dan powerful. Keren.  Walau nggak heran juga sih seharusnya,  karena Jeng Shona ini artis panggung senior dan pernah diganjar penghargaan Ronald White Prize for Acting Through Song, semacam penghargaan untuk artis-artis musikal kali ya.  

Dan yang paling berharga adalah Nick  Grace, Associate Producer tur Mamma Mia yang mengungkapkan kepuasan atas kualitas venue pertunjukan indoor yang berlokasi di Taman Ismail Marjuki ini. 


PREMIER DRAMA MUSICAL MAMMA MIA

Setelah degdegan selama perjalanan menuju TIM  karena Bapak Grab ini harus  mengambil arah memutar menghindari jalan yang kena aturan ganji-genap,  akhirnya saya sampai di TIM setengah delapan lewat dikit,  30 menit sebelum pintu ruang pertunjukan dibuka. Begitu sampai langsung nuker tiket ke panitia.  

Nggak terlalu crowded sih suasananya, mungkin karena masih hari pertama dan rata-rata yang hadir juga undangan mungkin ya (termasuk saya).  Beberapa selebriti  nasional juga kelihatan seliweran nih.  Dan jam 20:00 WIB  pintu ruangan dibuka,  tapi pertunjukan baru dimulai sekitar  lima belas menit kemudian.  Menurut saya sih ini kemaleman ya, soalnya pertunjukannya juga lama dua jam setengah plus waktu jeda 20 menit,  walhasil ada saat di  mana  adegan percakapan saya merasa bosan dan mengantuk, kemudian kembali semangat setelah ada lagu-lagu lagi.

Setting panggung minimalis banget, tapi fleksibel untuk diubah-ubah jadi setting interior dan eksterior. Panggung dibantu tata cahaya juga sih, tapi ya nggak spektakuler banget.  Anehnya,  saya sih kok merasa lebur ya, kayak deket gitu dan ikut ada di dalam situ.  Berasa jadi tetangganya Donna dan Sophie Sheridan yang ikut tahu tentang kehidupan sehari-hari mereka.


Disclaimer untuk para orang tua, sebaiknya nggak bawa anak-anak di bawah 18 tahun ya, karena kisah ini bukan untuk anak-anak.  Pertunjukan ini dibumbui dengan humor-humor ala dewasa dan adegan mesra antara Sophie dan Sky yang bikin ehm... ehm...

Secara keseluruhan saya memuji pertunjukan ini asyik, seru, dan tetap mengharukan pas adegan antara Donna dan Sophie menjelang pernikahan. Juga adegan love confessionnya Donna pada Sam, bikin tahan napas, ikut sesak di dada karena menyembunyikan perasaan cinta sekian lama, dan rindu...*lah ini kok malah curcol*.  Applause  juga karena selama pertunjukan yang dua minggu ini mereka  nyanyi live tanpa  lipsing yea gaes... keren.

Sayangnya,  penonton Indonesia kurang eksresif ya, paling ikut ketawa sopan kalau ada dialog atau adegan yang lucu.  Tapi pas closing,  mereka  tampil dengan nyanyian dan gaya panggung yang asyik,  kok nggak ada yang ikut nyanyi, dance, sambil berdiri gitu... saya kan merasa gatel sendiri pengen ikut nyanyi-nyanyi... tapi nggak ada temen kecuali anak dan keponakan yang ikut  nonton. Eh yang lain malah pada sibuk ngerekam video...ahelaaah...

Baiklah, kalau penasaran nonton aja deh ya, masih ada waktu kok sampai tanggal 9 Desember 2018.  Hari Senin-Kamis pertunjukannya jam 20:00 WIB,  tapi kalau hari Sabtu dan Minggu ada dua  kali waktu pertunjukan.  Untuk informasi lengkapnya langsung aja ke www.mammamiajkt.com 

Oke gaesss... selamat menonton.

Love,


6 JURUS MEMULAI USAHA DARI FUTRI ZULYA

$
0
0


Siapakah Futri Zulya atau lengkapnya  Futri Zulya, S.Mn, M.Bus ini?

Sebelumnya saya juga kurang mengenal Ibu Futri ini,  beruntung saya mendapat undangan acara #ZWomanTalk dari Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) hari Kamis lalu.  Lewat acara ini saya diperkenalkan pada sosok Ibu Futri secara komprehensif, sebagai seorang perempuan yang menyandang status sebagai isteri, ibu, sekaligus pemilik beberapa usaha yang bernaung di bawah PT Batin Medika Indonesia.

Sebetulnya dunia bisnis (walau masih kecil-kecilan) nggak asing buat saya.  Beberapa tahun lalu, saya sempat memiliki bisnis rumahan retail baju muslim.  Tapi nggak bertahan lama karena saya yang kurang tekun dan cepat bosan *ngaku dosa*.  Sekarang, kalau lihat teman-teman yang seangkatan ketika memulai bisnis sudah menuai buah ketekunan mereka, diam-diam menyesal juga.

Tapi kalau dipikir-pikir, selain kurang tekun pada saat saya memulai bisnis dulu itu juga kurang didasari oleh ilmu.  Nah, di acara talkshow itu  Ibu Futri memaparkan jurus-jurus memulai bisnis dari A sampai Z, lengkap, dan mencerahkan banget.  Saya jadi sadar, bisa jadi pangkal kegagalan bisnis saya dulu itu adalah tidak memahani lima langkah yang harus dilakukan pada saat akan memulai usaha. 


Teh Ani Berta, founder ISB mendampingi Ibu Futri Zulya yang menjadi pembicara di acara #ZWomanTalk

Apa saja enam langkah untuk memulai usaha yang dipaparkan oleh Ibu Futri, silakan disimak pemaparan berikut ini:


1. PASSION

Penting banget mengenali passion atau bidang yang menjadi minat kita, supaya kita tidak terjebak memulai usaha karena ikut-ikutan.  Usaha yang bakal sukses itu tentu saja yang kita kuasai betul bidangnya, bukan hanya karena semata-mata  sedang ngetren.  Begitu yang disampaikan Ibu Futri.  Kalau dipikir-pikir ya betul juga, jangan hanya karena cilok pedes berlevel lagi digemari, kita terus ikutan bikin usaha sejenis.  Padahal menciptakan rasa pedas yang enak sekaligus aman di perut itu perlu ilmu juga, kalau nggak pakai ilmu salah-salah kamu  cuma bikin mules orang doang,  kalau sudah begitu mana ada yang repeat order kan.

Selain passion, membuat usaha itu bisa juga datang dari kebutuhan yang tidak terpenuhi.  Ibu Futri berbagi pengalamannya ketika beliau susah menemukan sekolah untuk anak-anak yang sesuai dengan kriterianya, dari situ timbul ide mendirikan Kids Republic School, sekolah untuk tingkat preschool dan taman kanak-kanak.  Awal berdiri muridnya hanya beberapa orang saja, itu juga dari kalangan saudara sendiri.  Sekarang muridnya sudah mencapai 300 orang.  Wow!


2.  YOU CAN'T DO ALL

Butuh support system.  Yeah, Mom, walaupun kepanjangan MOM masa kini itu katanya Master of Multitasking, tetap aja Mom, kita punya keterbatasan karena tangan kan cuma dua. Jadi jangan malu mengakui kalau kita ingin serius berbisnis, butuh bantuan dan dukungan dari pihak lain.  Dukungan moril dari suami sudah pasti bakal membuat tenang kan.  Bantuan dari asisten rumah tangga juga penting, supaya urusan rumah tangga termasuk menjaga anak-anak nggak bikin konsentrasi terpecah pada saat kita butuh fokus mengurus usaha kita.  Tentu saja set-up support system ini butuh kecermatan supaya nggak menimbulkan masalah di tengah jalan.

Tetapkan prioritas.  Karena kita memiliki keterbatasan, tentukan perencanaan bisnis yang sesuai dengan keterbatasan kita.  Ibu Futri menegaskan bahwa memiliki bisnis yang fast grow itu baik, tapi harus sustainable juga di masa mendatang.  Artinya, bisnis yang baik itu pesat pertkembangannya tapi terurus sehingga  berkelanjutan, begitu kira-kira.


3. BUSINESS PLANNING AND RESEARCH

Nah ini! Kadang-kadang kita kalau mau memulai usaha itu, kalau kata orang Sunda mah "saprungna"ajah, maksudnya ya mulai-mulai aja tanpa ada perencanaan yang matang.  Contohnya, saya... ^-^ jangan ditiru ya start up model begini.  Mengapa  business plan atau perencanaan usaha itu penting? Seperti yang sudah disebutkan di atas,  supaya usaha kita terukur sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan kita. Lagi pula kalau business plan-nya jelas memudahkan kita untuk mengurusnya.  Yang terakhir, dengan business plan yang rapi kita siap untuk menjaring investor.




Maksimalkan penggunaan internet untuk melakukan riset.  Dengan riset yang maksimal kita jadi tahu tren pasar, mencari supplier atau vendor yang bisa mendukung usaha, menentukan harga jual, dan yang paling penting kita mendapatkan SWOT analysis untuk mengetahui keunggulan produk, titik lemah bisnis kita, kesempatan-kesempatan apa yang bisa kita dapat dan ambil,  juga ancaman apa yang bisa terjadi terhadap usaha kita sehingga  bisa diambil langkah untuk mengantisipasinya.


"Menjalankan usaha itu seperti belajar naik sepeda, kalau jatuh ya bangkit lagi, terus saja begitu sampai lancar."

4. EXECUTE

Lakukan!  Setelah langkah-langkah yang di atas terpenuhi, yang terakhir apalagi kalau bukan menjalankan usaha itu.  Apalah artinya business plan setebal novel Harry Potter tapi usahanya nggak dijalankan alias mandeg.  Usaha itu harus terpampang  nyata, bukan hanya impian semata... *look who's talking*  😅

Penuturan Ibu Futri mencerahkan dan menumbuhkan lagi secercah harapan untuk  memulai lagi usaha.  Apalagi menghadapi kebutuhan-kebutuhan jaman sekarang yang bikin dompet merintih, butuh kecerdikan untuk mensiasati kebutuhan-kebutuhan itu dengan  menambah penghasilan.  Tapi, usia ideal memulai dan mengembangkan usaha itu adanya di range 20 - 40 tahun, lha terus saya yang sudah mencapai usia forty something ini tak pantas untuk memulali usaha?  Ya, tinggal dialihkan saja  keinginan yang menggebu ini pada anak muda yang berminat memulai usaha, misalnya anak, keponakan,  siapa lah yang bisa dipercaya.   Ini sih menurut pendapat  saya aja, tapi make sense  kan?


Apa yang perlu diperhatikan setelah usaha berjalan?


5. Innovation & Follow Market Trend

Selain memperhatikan passion, ibu dua orang anak ini juga menyarankan untuk membaca tren yang sedang ramai menjad perhatian orang.  Bisa jadi kecakapannya membaca kebutuhan wanita yang ingin selalu tampil cantik, sehingga mendorong tren perawatan kecantikan dengan skincare yang harganya terjangkau, yang mendasari ide bisnisnya di bidang kecantikan dengan mendirikan Z Beauty.

Inovasi penting.  Dengan inovasi yang kita ciptakan itulah produk usaha kita menjadi unik dan memiliki perbedaan dengan produk usaha sejenis.   Seperti yang dilakukan Ibu Futri di usaha kecantikan ini, inovasi yang diberikan oleh Z Beauty adalah pelayanan perawatan tubuh yang datang ke rumah. Nah, di mana Moms yang kelelahan itu pada umumnya suka mager, jadi malas ke salon, Z Beauty menawarkan service di rumah, enak-e... apa saya buka cabang aja gitu ya di Serang ^-^.  

Tidak berhenti di situ,  perempuan yang mengawali bisnisnya di bidang pemasaran alat-alat masak ini ,terus berinovasi dengan mengembangkan perawatan kecantikan di klinik dengan peralatan mutakhir, yaitu Z Glow.  Sebagai pengembangan bisnis dari kedua bisnis ini, sekaligus untuk mendapatkan tenaga-tenaga  terapi kecantikan yang berkualitas, Ibu Futri ini mendirikan Z Beauty Academy.  Sangat inspiratif, Bu Futri... saya salut dan kagum padamu.


6. Pemisahan Budgeting Rumah Tangga & Bisnis

Di awal,  perempuan berusia 33 tahun ini sudah menegaskan, untuk memiliki bisnis  yang sehat, kondisi keuangan kita otomatis harus sehat dulu.  Alasan paling logis adalah supaya uang nggak tarik-tarikan kesana kesini. Modal usaha dan keuntungan bisa-bisa habis, kesedot urusan rumah tangga juga.

Bagaimana  cara  menghindarinya? Pisahkan rekening keuangan rumah tangga dengan rekening keuangan usaha.  Kunci keuangan yang sehat adalah cermat dalam mengelola pendapatan.  Contoh pengelolaan pendapatan ideal versi Ibu Futri bisa dilihat pada bagan berikut ini:
Pengembangan Diri Karyawan

Ada satu sesi yang membuat saya terpana.  Sesi kesaksian dari salah seorang karyawan Ibu Futri yang bernama Ibu Titi.  Beliau membagi pengalamannya selama bekerja di perusahaan Ibu Futri.  Ibu Titi ini salah seorang beauty therapist.  Dari yang tadinya seorang yang bisa dibilang tidak punya keahlian, sekarang  beliau sudah menjadi leader. Secara periodik  dia bersama terapis-terapis yang lainnya mengadakan pertemuan di kantor, untuk mendiskusikan kendala-kendala yang terjadi di lapangan dan mencari solusinya. Kegiatan ini tentu saja mengasah keterampilan leadershipnya.   
Bahkan dengan nada bangga Ibu Titi berkata kalau sekarang dia sedang belajar menggunakan laptop.  

Dengan demikian, terbukti perhatian Ibu Futri terhadap karyawan-karyawannya tidak terbatas hanya pada produktivitas saja, tetapi juga pengembangan diri mereka untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian yang menunjang pekerjaan.  Dari segi kesejahteraan  pun Ibu Titi mengakui mendapat peningkatan.  Sekarang para terapis yang bergerak di lapangan sudah mampu untuk membeli rumah dan kendaraan.  Inspirasi  tingkat lanjut, nih, Bu.  Bravo!

Ibu Titi sedang memberikan testimoni betapa beruntungnya beliau setelah menjadi karyawannya Ibu Futri ini.  Semoga makin berkah ya, Bu Titi.

Quality Time Untuk Keluarga

Jangan ditanya deh sesibuk apa perempuan yang memiliki beberapa usaha ini,  walau demikian Ibu Futri selalu meluangkan waktu yang berkualitas untuk kedua anaknya.  Menurut pengakuan pemilik label fashion muslimah Illiyyunaabaya ini, jika sudah pulang kantor dirinya didedikasikan sepenuhnya untuk anak-anaknya. Setiap week-end sudah menjadi jadwal tetap  untuk mengajak anak-anak jalan-jalan.  Nggak perlu jauh-jauh, yang penting ada waktu bersama-sama dengan anak-anak, begitu katanya.

Dalam urusan pendidikan, Ibu Futri punya cara sendiri untuk memantau kemajuan anak-anaknya.  Beliau menyediakan buku agenda yang harus diisi oleh guru-guru les anak-anaknya, sebagai laporan kemajuan belajar mereka. Nah, sesibuk apapun Buibu, tetapi pengawasan kegiatan anak-anak jangan sampai kendor  ya, Bu.  Strategi Ibu Futri ini bisa ditiru.

Lengkap sudah cerita saya tentang memulai usaha versi Ibu Futri Zulya, gimana? Tercerahkan juga kah?  Timbul minat untuk memulia usaha juga? Kalau saya sih yes,  malah dari kemarin sudah mulai ngobrol ke  anak yang pengen merintis usaha kuliner sesuai passionnya.  Iya siapa tahu kan kalau tekun, peruntungan juga mengikuti.  Aamiin.


Love,



CARA MUDAH MENCARI TRAVEL INSURANCE KE NEGARA-NEGARA SCHENGEN

$
0
0

Gara-gara baca tulisan Fahmi, travel blogger pemilik akun twitter @catperfahmi ini, hasrat traveling ke luar negeri membara kembali. Jujur saja, saya sempat kena virus idealis, sebelum traveling ke luar negeri, kenapa nggak puas-puasin dulu traveling di dalam negeri. Tapi, kalau dipikir-pikir apa yang dibilang Fahmi lewat tulisannya itu ada benarnya juga. Indonesia kan luas banget, ada 17.000 pulau, yakali kalau mau dijelajahi semua bakal ngabisin berapa tahun? Mengingat umur sudah nggak muda lagi, ya turunin lah kadar idealisnya, kalau nggak gitu mungkin saya nggak akan punya kesempatan traveling ke luar negeri.
Terus mau ke mana kalau saya traveling ke luar negeri? Ibarat pepatah sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, saya memasukkan negara-negara Schengen untuk dikunjungi ke dalam bucket list “what I want to do before die”.

Jadi, negara-negara Schengen ini adalah negara-negara di Eropa yang menjalin kerjasama visa dalam perjanjian yang disebut Schengen. Jumlahnya ada 26 negara, dan Subhanallah-nya negara-negara yang menjadi “kecengan” saya termasuk di dalamnya. Di antaranya yang paling saya idamkan adalah Norwegia dan Austria.  

Fjord, Norway (source: blog.routeperfect.com)

Lalu bagaimana caranya bisa mendapatkan visa Schengen ini?  Ya, tentu saja apply dong ah. Tetapi, menurut pengalaman travel-travel blogger visa ini agak susah didapat, selain urusan administratif yang nggak boleh cacat sama sekali, juga iringilah dengan banyak berdoa.
Nah, syarat administratif ini apa aja sih? Ya, tentu saja ada dokumen-dokumen yang harus dilengkapi. Dan ini nggak boleh ada yang miss barang selembar pun.  Kalau urusan dokumen aman, ada lagi syarat yang nggak bisa ditawar yaitu travel insurance. Yap, syarat pengajuan visa Schengen itu, pemohon harus memegang polis asuransi senilai minimal 30.000 Euro atau minimal 400 juta kalau dirupiahkan.  Ini hukumnya wajib.
Lihat sisi baiknya,  dengan memiliki asuransi perjalanan kita bisa mengantisipasi keadaan darurat yang berpotensi terjadi selama traveling, seperti kerusakan sampai kehilangan bagasi, penundaan jadwal penerbangan, sampai yang terpahit jika kita mengalami gangguan kesehatan yang membutuhkan perawatan dan kecelakaan selama perjalanan.    
Duh, tapi pasti ribet nih ngurus-ngurusnya, belum lagi kan harus survey dulu ke beberapa perusahaan asuransi untuk mencari premi termurah tetapi memberikan nilai klaim tertinggi.  Wajar kan, namanya juga prinsip ekonomis.
Untung saja seorang teman menyarankan supaya mencari produk travel insurance di Futuready. Futuready itu apa sih? Ternyata dia itu semacam supermarket khusus produk-produk asuransi. Futuready sendiri nggak mengeluarkan produk asuransi, melainkan sebagai wadah perusahaan-perusahaan asuransi yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan asuransi yang bernaung di Futuready juga nggak sembarangan, mereka perusahaan asuransi yang kredibel sebut saja Axa Mandiri, Simas, Lippo Insurance, Mega Insurance, Tokio Marine dan lain-lain.  
Kalau kita cari asuransi perjalanan Schengen di Futuready, dengan mudah kita bisa mencari harga premi termurah dengan pembayaran klaim tertinggi.  Konon di Futuready ini kita bisa mendapat harga premi sekitar 500 ribuan saja tetapi nilai klaim yang dibayarkan mencapai 3 milyar.  Survey harga juga gampang, tinggal klik, penawaran dari berbagai perusahaan asuransi terpampang di depan mata. Membandingkan harga semudah itu tanpa ribet harus telepon sana sini atau mendatangi kantor-kantor asuransi.

Salzbug,  Austria (source: blog.eurail.com)
Setelah mendapatkan harga premi yang cocok dengan coverage yang sesuai kebutuhan, langkah selanjutnya tinggal melakukan transaksi. Bertransaksi melalui Futuready bisa dilakukan di mana saja, pakai gadget apa saja, asal ada  koneksi internet dan kuota tentu saja. Sepraktis itu. Lagipula Futuready ini sudah memiliki lisensi dari OJK dan bagian dari rantai bisnis AEGON, salah satu perusahaan asuransi terbaik di dunia. Dengan demikian bisa dipastikan dan terjamin keamanannya.
Lumayan nih, beli produk travel insurance di Futuready berperan penting menjadikan apply visa Schengen satu langkah lebih mudah dan cepat, tinggal menyiapkan dokumen lainnya dan menggemukkan tabungan *haha*.  
Oke, semangat ah, Austria semoga kita segera berjumpa… The hills are alive… with the sound of music...

Love,




RAHASIA ANTARA AKU, KEA dan ASUS

$
0
0


“Mama!”

Sosok mungil yang manis itu tahu-tahu sudah berdiri di kamarku.  Aku sedikit terkejut tapi cepat kututupi dengan senyum cerah.

“Hai, Kea, sudah siap?”

“Semua sudah siap, Ma, kecuali Mama.  Lagi apa sih, Ma?” ucapannya meluncur sambil membanting badan mungilnya ke atas kasur. 

“Mama lagi merapikan dulu alat-alat makeup bekas pakai tadi.  Lima menit aja,” pintaku dengan nada semanis mungkin melihat bibirnya yang sudah membentuk kerucut.

“Oke deh, Kea tunggu di mobil ya.  Papa sama Dik Arkan udah daritadi nunggu di mobil,” cetusnya sambil bangkit dari tempat tidur.

Aku hanya mengangguk sambil mengelap meja rias yang kotor karena bubuk bedak tabur yang berhamburan.

“Kea bawain tas Mama deh,” katanya lagi sambil menyambar tote bag merah maroon yang menggeletak di atas tempat tidur.

Aku terkesiap.  Dadaku berdebar.  Tadinya aku akan mencegah Kea, tapi di sisi lain ada yang menahanku.  Aku takut Kea malah curiga.  Anak itu sudah terbiasa membawakan tas tanganku jika sedang bepergian, kalau tiba-tiba dilarang bakal aneh untuknya dan aku belum menyiapkan jawaban jika nanti dia menatapku dengan pandangan kenapa-Kea-nggak-boleh-bawain-tas-mama.

“Oh, iya… iya… makasih ya, Sayang,” ucapku lemah sambil mengawasi Kea.

Gadis kecilku tak memberikan respons.  Dia tampak biasa saja.  Bahkan keluar kamar sambil melompat-lompat  dengan tas yang disandangnya di bahu.  Diam-diam aku melepas napas lega.  Tapi ini belum berakhir.

Sesuai janjiku, lima menit kemudian aku sudah membuka pintu mobil.  Mataku terbelalak dan nyaris menjerit saat melihat tas besarku ada di bawah dasboard berdesakan dengan goody bag yang berisi makanan ringan.  Untung saja masih bisa kutahan.  Duh… Kea…

Sambil berusaha tenang aku meraih tas dan duduk di samping suamiku yang siap menyetir.  Tanpa sadar kupeluk tas erat-erat sambil mengusap-usap bagian depan tas.

“Ehm….” Suamiku berdehem. 

Aku meliriknya dan langsung merasa sebal melihat senyum gelinya.  Tentu saja suamiku tahu rahasia yang kusimpan.  Dia malah mengedipkan matanya.  Mungkin maksudnya ingin menenangkan diriku.  Dengan hati masih terasa lemah, aku memberikan isyarat untuk berangkat.

Perjalanan liburan ini harus menyenangkan dan tanpa cela.  Kea sudah bermurah hati mengabulkan permintaanku agar liburan kali ini jangan pergi ke tempat yang jauh.  Aku mengusulkan Bandung sebagai destinasi liburan akhir tahun.  Di Bandung pun sekarang banyak tujuan wisata baru yang menarik.  Sesungguhnya aku belum sepenuhnya lega saat Kea menyetujui usulku.  Masalahnya, aku sedang berada di tengah kondisi pekerjaan yang tidak bisa diperkirakan kebutuhannya.  

***

Aku melirik jam tangan.  Setengah sembilan.  Ketiga orang yang berharga di mataku ini sudah pulas.  Napas mereka turun naik dengan teratur.  Suara dengkur halus terdengar bersahutan.  Rupanya mereka sangat kelelahan.

Kami tiba di Bandung sudah agak sore, jadi suamiku memutuskan untuk langsung menuju hotel. Setelah check in, malas juga mau jalan-jalan keluar hotel, akhirnya diputuskan kami akan menghabiskan waktu sore hari berenang dan bermain di kolam renang hotel saja.

Saat sedang santai sambil menikmati Iced Americano, aku melihat ada pesan masuk di aplikasi Whatsapp.  Buru-buru kubuka sambil melirik ke arah kolam.   Anak-anak masih anteng  berlayar di atas balon air berbentuk unicorn yang sedang hits. Dengan cepat kubaca isi pesan terbaru dari nama yang sangat kukenal.  Pesannya pun singkat saja, Mbak cek email ya.  Fyuuuh... terjadi lagi deh. 

Pelan-pelan aku turun dari tempat tidur.  Mematikan televisi dan lampu.  Aku duduk di depan meja tulis. Dadaku berdebar, menahan perasaan tegang.  Kutarik napas kemudian mengembuskan lewat mulut.  Dengan hati-hati kutarik sesuatu yang kurahasiakan dari dalam tas.

Laptop! Walau ada perasaan bersalah saat kulirik Kea yang sedang tidur nyenyak, tapi mau bagaimana lagi.  Sebagai penulis yang naskahnya sedang dalam proses naik  cetak, harus siap kapan saja dihubungi oleh editor  jika ada revisi atau proses proof layout, ilustrasi, dan cover.  Dan pekerjaan-pekerjaan itu harus segera diselesaikan, kalau tertunda otomatis mempengaruhi jadwal cetak.


Kejadian seperti ini pernah terjadi saat liburan tahun lalu.  Seharian aku sibuk di kamar hotel karena ada permintaan revisi dari editor.  Aku jadi tidak bisa menemani anak-anak ke satu tempat wisata.  Kea sempat ngambek dan bilang tidak mau kejadian seperti itu terulang lagi.  Makanya liburan kali ini dia mengajukan syarat, aku tidak boleh membawa laptop dan bekerja selama liburan.  Tapi, bagaimana mungkin?

Aku sempat curhat pada Mila, sahabatku, waktu kami ngopi bareng sebelum keberangkatanku.  Aku menceritakan dilemaku pada Mila.  Awalnya dia menertawakan.  Tapi, melihat wajah memelasku sepertinya dia kasihan juga.

“Tenang, Not, gue punya solusinya,” katanya dengan nada geli, pasti karena ekspresi wajahku yang memperihatinkan.

“Apa?” balasku sebelum menyeruput latte yang tinggal setengah cangkir.

“Ini….”

Mila mengeluarkan laptop dari dalam tas yang dibawanya.  Mataku langsung membesar.  Ah, kok cakep banget sih laptopnya.

“Ini, Not, bakal senjata rahasia, lo,  ASUS ZenBook S UX391UA,” ujarnya dengan bangga.

“Tapi, masa gue kudu tiba-tiba beli laptop gitu? Model gini kan pasti harganya lumayan.” Tiba-tiba aku merasa lemas.




Laptop yang tipis itu tergeletak menantang di atas meja.  Warna deep blue  yang stylish menggodaku untuk  meliriknya beberapa kali.

“Iya, sih… dua puluh enam jeti, Not,” balas Mila sambil ngakak.
“Tuh, kan, duh nggak ada bujet kali, mana mau liburan lagi,” keluhku pasrah.
“Tenang, Not, nggak usah panik, gue pinjemin laptop ini deh,” ujar Mila santai.
“BENERAN? Ehm….” 

Buru-buru aku mengecilkan suara karena beberapa pengunjung kafe melirik ke arahku.  Mila terkekeh.  Puas banget melihat aku menahan malu.  Tapi dia mengangguk juga.

“Serius, lo, Mil?”
“Iyaaa… Nyonya… kalem aja, laptop gue kan banyak,” cetusnya tanpa tedeng aling-aling.

Sombong sih, tapi memang kenyataannya begitu.  Mila kan blogger handal, influencer papan atas, selebriti media sosial, kalau urusan barang sponsor sudah pasti bertaburan.  Belum lagi prestasinya di ajang lomba blog, tidak heran kalau hadiah lomba juga bertaburan.  Yang bikin kubangga sebagai sahabatnya, sebagian barang-barang itu dia berikan pada yang membutuhkan, entah kerabatnya atau siapa saja pokoknya yang dia nilai pantas untuk menerima.  Pantas rejekinya mengalir terus. 

“Mil, gue pengen nyium elo, Mil.  Buat gue aja apa, Mil, permanently.  Ada yang warna merah nggak?”

“Mulaiiii deh, ngelunjak….” Mila ngakak lagi.

“Nggak nyangka gue, lo bawa-bawa laptop tadi.  Tas lo aja tipis gitu.”  Aku meraih laptop di atas meja sambil menunjuk tas kulit model postman berukuran sedang dengan dagu.

“Hari gini, Not, masih bawa-bawa laptop pake backpack. Nggak baek, Not, buat kesehatan punggung.  Sekarang udah jamannya yang tipis-tipis model ZenBook ini.  Kalau lo bawa ini, cukup taro aja di tas lo, nggak perlu pake tas khusus buat laptop,  jadi Kea nggak bakal nyadar kalau lo bawa laptop juga.” 

Saran Mila itu agak menyesatkan sih, tapi buat aku yang lagi berada di tengah kondisi darurat, apa boleh buat dengan terpaksa kuterima saran Mila.

“Ringan banget ini, Mil.  Ini bukannya ultrabook ya, Mil?” Aku menimang-nimang laptop dengan sebelah tangan.

“Sebenernya ini type ZenBook terbaru.  Tapi karena tebalnya aja cuma 12,9 mm terus beratnya juga sekiloan gitu ya sah sah aja kalau mau dibilang ultrabook juga,” jelas Mila.

“Serius, lo, Mil, mau minjemin ultrabook ini ke gue?”

“Jyaaah… udah ah nggak jadi aja  deh kalo lo cerewet,” balas Mila sambil tergelak.

Buru-buru aku memasukkan ultrabook Mila ke dalam tas, yang untungnya pas.  Sambil terkekeh Mila menyerahkan adapter ultrabook padaku.  Aku menghabiskan latte dengan perasaan senang.


Untung ada Mila.  Ultrabook pinjaman ini ringkas dan ringan.  Pantas saja Kea tidak curiga saat membawakan tasku.  Aku memang senang menggunakan tas  berukuran besar dan tidak ringan,  karena selau banyak item yang kumasukkan ke dalam tas setiap bepergian.  

Dengan penerangan seadanya dari lampu meja, aku memeriksa sekujur bodi ultrabook ini mengingat cara Kea meletakkan tasku di mobil, dan aku juga beberapa kali sempat lupa kalau ada ultrabook di tasku, jadi menaruh tas juga kurang hati-hati.

Mulus.  Ah, lega... tapi belum full.  Kubuka layarnya dan sempat kaget ketika bagian keyboard secara otomatis membentuk sudut.  Wah, inovasi baru nih, biasanya kan laptop datar-datar saja posisinya.  Kemudian kutekan tombol power sambil berdoa semoga tidak memakan waktu lama.  Dan, wow! proses boot-nya cepat sekali dan dalam satu kedipan windows sudah terbuka di depan mata.  Aku melirik sebentar  ke arah tempat tidur.  Tidak ada yang bereaksi.

Sekarang rasa lega sudah 100%, sebab ultrabook bisa menyala  dengan baik artinya memang perangkat ini terbukti tangguh.  Jadi ingat  keterangan Mila saat kuutarakan rasa khawatirku, karena aku orangnya nggak terlalu apik, gradak-gruduk gitu, agak berisiko kalau dipinjami barang mahal.  Tapi  Mila meyakinkanu, ASUS ZenBook S UX391UA ini sudah lolos pengujian ekstrim dengan standar  militer.  Drop test, vibration test, altitude test, hingga penggunaan dalam suhu tinggi dan terendah, jadi body-nya  itu sudah tersertifikasi military grade.  Wih, ultrabook level  Rambo ini mah.

Aku menyesuaikan terangnya layar.  Aku bisa mengetik dengan nyaman dalam gelap karena keyboard sudah menyediakan fitur backlight.  Segera aku menghubungkan laptop dengan wifi hotel.  Koneksi internet dengan fitur WIFI dual band 802.11ac ini bikin tenteram karena dijamin koneksi internet lancar nggak terputus-putus gitu. 

Kok bisa tahu sih sampai fitur koneksinya segala bukannya itu laptop pinjaman ya?  Barusan cek dulu apa sih keunggulan ultrabook ini, habis penasaran sih.

Oke, sekarang cek email dari Mbak Ika, editorku.  Mata sudah terlatih membaca cepat, jadi cukup beberapa detik saja sudah tahu apa yang diminta.  Tapi, revisinya kok lumayan banyak, dan aku nggak bawa buku-buku referensi! Jangan panik, fokuuus… googling *hehe*.  Walau kepepet, googling lah dengan penuh tanggung jawab, cari sumber yang terpercaya dong.  Itu prinsip aku kalau riset bahan tulisan.

Tapi sebelum meneruskan kerja, aktifkan dulu fitur quite fan.  Mila bilang, fitur ini membuat kipas dalam ultrabook ini bekerja dengan lebih senyap, nggak berisik seperti… laptop pribadiku *uhuk*.  Eh, beneran lho sesudah mengaktifkan quite fan, perangkat ini senyap banget, anteng nggak mengeluarkan bunyi.  Fyuuuh… bisa bekerja dengan tenang tanpa khawatir mengganggu yang lagi tidur. 

Baiklah, sekarang cari referensi.  Butuh searching, browsing,  dan buka banyak website, kuat nanjak  nggak nih ultrabook.  Tapi, masa nggak sih, tadi ngintip spesifikasinya perangkat ini performanya didukung oleh processor intel core i7-8550U dengan kecepatan pemrosesan sampai 40 GHz.  Dan benar saja, aku klak-klik sana sini, buka ini-itu, sampai akses Youtube juga, nggak kerasa ada sepuluhan laman yang kubuka dan laptop ini masih anteng-anteng saja, kalem,  loading nggak pake lama apalagi menunjukkan tanda-tanda hang. Aman.

Setelah mendapatkan bahan yang cukup, kumulai proses revisi.  Aku memindahkan file naskah dari flash disk ke ultrabook Mila.  Perangkat ini dilengkapi tiga port USB Type-C, menurut keterangan di spesifikasinya, dua di antaranya adalah port Thunderbolt 3 dengan kecepatan transfer data yang tinggi.  Oke, aku nggak paham  artinya, nanti tanya Mila deh kalau sudah balik ke Jakarta.  Selain itu port USB tadi bisa digunakan sebagai display output juga, jadi ultrabook ini bisa dihubungkan ke monitor ekstra atau projector jika diperlukan.



Dan selama bekerja aku jadi menyadari fungsi bagian keyboard yang membentuk sudut ini, apa ya istilahnya, kalau nggak salah Mila  bilangnya Ergolift Design deh, mengetik jadi tidak cepat capek, karena posisi keyboard yang ergonomis, mengetik bisa dilakukan dengan punggung tegak.  Dan karena bodi ultrabook ini terangkat sedikit gitu, sirkulasi udara dalamperangkat juga jadi lebih baik.

Kulirik lagi jam di tangan, angka digital menunjukkan pukul 09:55, itu tandanya tidak sampai dua jam pekerjaanku sudah selesai.  Tapi, sebentar, masih ada permintaan Mbak Ika untuk mengecek cover dan ilustrasi.  Wah, ini kadang bikin salah paham soal warna, soalnya aku sering minta warna lebih ditajamkan lagi padahal kata Mbak Ika itu sudah maksimal.  Apa karena resolusi layar laptopku berbeda ya dengan penerbit.

Tapi begitu buka file cover calon buku di ultrabook ini, jreng! Aku langsung takjub.  Warnanya bagus banget dengan ketajaman yang pas.  Penasaran kuintip lagi spesifikasi layarnya.  Ow, pantas saja layar ultrabook ini sudah dirancang full HD (1920x1080 pixel), dan ini aku sebenernya baru dengar sih, layar ASUS ZenBook S UX391UA  memiliki color gamut Adobe sRGB 100%  dengan kerapatan pixel 331 ppi jadi reproduksi gambar lebih tinggi dari segi detail dan akurasinya.

Email balasan sudah terkirim  ke Mbak Ika,  dan sekarang saatnya istirahat.  Aku lakukan prosedur shutdown dengan tertib, padahal biasanya langsung tutup layar saja.  Maklum kan barang pinjaman.  
Sejenak kubelai ultrabook cantik ini dengan mesra.  Ah, aku berutang banyak nih sama Mila.  Kira-kira… kalau dibujuk dengan memelas, Mila mau tidak ya melepas ultrabook ini.  Duh, kok jadi ngebet banget pengen memiliki ultrabook ini.  Semoga berjodoh, ya Allah!

Setelah menyimpan kembali ultrabook ke dalam tas dengan hati-hati, aku menyelinap ke bawah selimut.  Berbaring sambil menatap wajah Kea yang tenang.  Rasa bersalah kembali menyergap.  

Ah, Mama sudah tidak jujur pada Kea.  Maaf ya...

Besok akan kukatakan yang sebenarnya pada Kea.  Lagipula pekerjaanku sudah tuntas.   Kupejamkan mata sambil tersenyum, merasa lega karena besok bisa menemani anak-anak liburan tanpa rahasia.


Love,



SUDAH BERBAGI APA KAMU HARI INI?

$
0
0


Lama tak jumpa, saya sibuk apa ya... hehe...

Sejak saya nggak banyak lagi ikutan event atau sponsor post, jadi mulai hari ini ke depan, blog ini bakalan banyak nampung apa aja yang berkecamuk di benak.  Semoga ada lah ya satu dua yang inspiratif nggak cuma sampah 😁


Kali ini, saya pengen ngomongin soal berbagi alias sharing.  Background why saya pengen bahas ini nggak usah ditanya ya, kalo dalam istilah orang priangan mah bisi kumaonam gitu, menyangkut hidup orang banyak 😏

Masalah sharing ini, pernah saya singgung di satu tulisan yang dimuat dalam buku antologi bertema pengalaman menulis.  Saya bilang di situ, menulis itu juga jalan sedekah buat saya (kira-kira intinya begini lah), sebab saya kan nggak selalu kelebihan uang, jadi nggak setiap saat bisa nyumbang dalam bentuk materi.  Saya sungguh senang, jika ada penggalangan dana lewat menulis bersama, itu artinya nyumbang naskah cuma-cuma aja gitu, tujuannya nanti bukunya diterbitkan dan hasilnya akan disumbangkan sesuai kebutuhan.

Jadi begitulah, bangun masjid berkubah emas belum mampu ya kan, yang receh-receh aja dulu, yang penting ikhlas.  Kendala ya pasti ada,  pernah dalam satu proyek amal itu nggak jelas gimana progresnya, buku nggak terbit, naskah nggak jelas juga rimbanya.  Tapi karena niatnya sudah untuk sedekah ya sudah lupakan aja.

Cara lain tentu berbagi pengetahuan.  Saya ini penulis yang bukan jebolan sekolah sastra atau paham banyak teori-teori menulis.  Learning by doing itu yang saya lakukan.  Jadi ya jam terbang aja yang menjadi bekal saya kalau diminta sharing-sharing dan benar-benar berdasarkan pengalaman yang saya dapat selama terjun di dunia literasi.

Kalau ada yang nanya seputar pengalaman menulis, gimana cara nulis picbook, cerpen anak, novel anak, naskah untuk lomba, cara nembus penerbit, email editor aja kadang-kadang saya kasih *khususon buat teman yang bisa saya percaya karyanya* in sya Allah akan saya jawab jebres jebres jebres langsung, to the point, nggak muter-muter seperti oplet apalagi ditahan-tahan.  Never.

Ibaratnya, kalau kamu seorang pendaki gunung ulung, ada pendaki pemula yang minta peta rute pendakian yang pernah kamu lewati berkali-kali berikan saja, dengan perasaan ringan seperti bulu... karena orang yang minta petunjukmu itu sudah tahu kamu terjago dalam urusan mendaki gunung, kamu bisa mendaki melalui rute itu dengan mata terpejam atau bahkan berjalan mundur sekalipun.  Kamu harusnya tersanjung ada orang yang percaya sama kamu dan meminta petunjuk soal rute pendakian yang rumit, apa beratnya memberikan peta itu, itung-itung sebagai balasan kepercayaannya sama kamu dong.

"Nggak semudah itu mendaki lewat rute itu, Estrelalala."
Kamu pengen bilang gitu? ya gak masalah, tapi orang itu akan berkurang rasa pesimisnya kalau kamu tetep ngasih peta itu, dan kalau kamu masih ingin bermurah hati abis-abisan (pahalanya lebih gede ya kan) berikan tip bagaimana cara terbaik menempuh kesulitan itu.

Yang jadi masalah kalau kamu hanya berkata "nggak semudah itu" tanpa memberikan petunjuk malah muter-muter kayak oplet menghindari jalan protokol, apalagi sampe bragging kalo kamu bisa mendaki rute susah itu dengan jalan jongkok, sambil mundur lagi!  😂😂 si pendaki pemula pasti kecewa, jangan bilang pendaki pemula ini baperan.  Manusia emang sewajarnya bawa-bawa perasaan, kalo enggak punya perasaan ya tanda tanya, lo zombi apa robot?

Pesan saya kepada penulis pemula, akan tiba saatnya kamu menjadi penulis senior dan diminta sharing pengalaman atau berbagi pengetahuan.  Nggak usah bragging lah, percaya deh, nyaris semua penulis senior sudah mengalami masa itu, bukan hanya kamu seorang.  Hal sedemikian itu adalah wajar terjadi, bukan hal yang terlalu istimewa lagi.  Regenerasi itu memang harus terus berputar seperti kincir air yang menggerakkan kapal pesiar *syaaaaah... taun berapa itu ya*

Nah, kira-kira begitu lah insight dari saya (((insight))), pengen tahu juga gimana cara berbagi temen-temen pembaca selain berbagi yang sifatnya donasi uang atau barang, kalau berkenan share di kolom komen ya.  Thanks.


Love,


LAGI-LAGI PERSOALAN HIJAB

$
0
0



Sebetulnya saya orangnya yang nafsi-nafsi gitu, kamu mau berhijab, berjilbab, berkhimar terserah... enggak menutup aurat pun bukan masalah buatku, itu problemmu.

Tapi gara-gara thread panjang seorang biduan, eh, penulis di Twitter, dan merasa kurang sreg dengan komentar dukungan yang melenceng dari esensinya, saya ingin melepaskan penat pada persoalan tersebut di sini.

Singkat cerita, latar belakangnya begini: seorang penulis (cukup ternama) sebut saja si Kakak, mengadukan nasibnya pada rakyat Twitterland soal ditegurnya yang bersangkutan oleh "polisi moral", demikianlah dia menyebutnya, karena dia tidak mengenakan busana muslimah di kawasan sebuah masjid.  Lengkapnya cari sendiri deh.

Modus playing victim seperti ini akan teruuuuuus kita temukan, tapi tetep bakal bikin gemes.  Apa pasalnya yang bikin gemes saya, saya coba ungkap dengan (mudah-mudahan) bahasa yang lentur, ,
yang saya rangkum dari berbagai pendapat komentator, dan saya sepakat:

Persoalan pertama, ketidaktaatan pribadi sering dibenturkan dengan syariat, dengan dalih masih multitafsirlah, masih perdebatan ulamalah, urusan saya dengan Tuhan lah.  Rata-rata, yang saya amati selama ini, kelompok yang belum siap berjilbab mengambil referensinya dari bapaknya Mbak Najwa nih, tapi coba tanya kenapa dua putrinya berjilbab dan yang dua lagi tidak.  Jika mereka meyakini pendapat ayahnya benar, semua putrinya bakalan nggak berjilbab. Tapi ada dua di antaranya yang ringan mematuhi hukum yang ditentukan Allah SWT.

Persoalan kedua, ketidakdisiplinan berpikir. Mau bukti? Ada statement enggak papa enggak berjilbab yg penting rajin sholat. Di sini poin misleadnya, yang rajin sholat ini meyakini dong kalau batas aurat itu seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan, makanya sholat pakai mukena toh? Why hanya pada saat sholat aja, karena Allah melihat? Bukankah Al Bashir, Mahamelihat kita di mana pun kita berada, sedang sholat maupun tidak. Yang berabe udah enggak berjilbab enggak sholat, tapi paling nyolot kalau ada urusan beginian.

Persoalan ketiga, tameng hidayah itu rahasia Allah, oke fine, tapi saat kamu kena tegur karena enggak mematuhi peraturan, diam, syukur-syukur bisa muhasabah.  Sayangnya si Kakak ini menggiring opini, satu dia menyatakan masjid sudah tidak nyaman lagi untuk orang-orang tidak berjilbab, dua agama sudah tidak ramah lagi.  What?!

Kemudian direspon lagi dengan statement bodoh: sejak kapan agama mengatur cara berpakaian.  Oh, kalau saya ketawa, tentu yang sepakat dengan pernyataan ini bakal tersinggung, walau saya bilang agama (khususnya Islam) memang mengatur segala lini kehidupan mulai dari kepala sampai ujung kaki, mulai bangun tidur sampai tidur lagi, mulai dilahirkan sampai mati. 

"Lho, saya nggak tahu ada peraturan itu"
"Sejak kapan ada peraturan itu?"

Jika itu dalihmu Kanjeng Ratu, akan lebih elok jika si Kakak ini meminta maaf aja yang tulus dan berterus terang tidak mengetahui ada peraturan tersebut.  Sangat disayangkan si Kakak malah menggiring opini menjadi yang tidak berjilbab dilarang sholat di masjid tersebut.  Faktanya, kejadian peneguran tersebut terjadi setelah si Kakak selesai menunaikan sholat, bukan? Jika memang tidak boleh dari sejak datang mau sholat pun sudah dilarang dong, Kakak.

Persoalan keempat, adalah keangkuhan enggak mau menerima teguran karena melanggar peraturan.  Sehingga tanpa berpikir lagi, si Kakak membawa persoalan lain sebagai tameng "ketidakbersalahannya" enggak seberapa dibanding dengan kasus yang sedang menerpa masjid tersebut.  Offside, Kak.

Saya jadi teringat pengalaman menyekolahkan anak di SDI Al Azhar, di depan sekolah terpampang papan bertulisan: "Kawasan Wajib Berbusana Muslimah".  Ibu-ibu yang belum mengenakan jilbab sehari-harinya, bakal tampak sibuk pasang jilbab di mobil tiap antar jemput anaknya, dan masuk ke wilayah dalam sekolah. Selesai. Nggak ada yang demo atau marah-marah dengan peraturan tersebut.

Kenapa sekarang dipersoalkan? Seorang Michelle Obama aja merendahkan hatinya dan dengan ringan mengikuti peraturan ketika akan memasuki Masjid Istiqlal, lalu apa yang membuat si Kakak ini angkuh menolak sebuah peraturan?

Hikmahnya, sadarilah tidak ada manusia yg bisa melampaui Al Hakam, yang Maha menetapkan hukum.  Sejauh mana kamu mampu menentang hukum-Nya dengan argumentasi level manusiamu, akhirnya kamu pun lelah, menyerah, semoga menjadi jalan bermuhasabah bukan terus memendam amarah.

love,

A THOUGHT: SENGGOL BACOK DICOLEK DIKIT NGAMUK

$
0
0


Apa coba hubungannya judul dengan cover image 😅



Ya, ada lah ... saling berkaitan erat malah, sampe mengguncang jagad maya.  Eh, di circle aku saya aja sih, gak tahu juga di circle dunia maya yang lain.

Iya, udah sekitar dua hari ke belakang ... tiga hari jadinya, karena tadi ngintip FB masih ada yang bahas juga.  Padahal udah mau buka "warung" dan melupakan kejadian absurd itu, eh nemu lagi status yang bikin "huweee" ya udahlah tumpah di sini aja.

Terus kenapa saya eh aku eh apa sih ya selama ini daku membahasakan diri *yawlaaa ... saking kelamaan gak nongol di sini* oke lah saya aja.  *Repeat* terus kenapa saya bahas lagi di sini, soalnya kasus ini agak-agak nyerempet saya juga.  Jadi gini, awalnya saya lihat twitan Mbak Iim Fahima, kayak gini nih 👇

Eh lupa, tadinya mau ss twitannya, tapi akun twitter saya lagi diistirahatkan selama bulan puasa ini,  intinya sih gini: dia yang suka posting foto masakannya, diingetin temennya kalo lagi situasi kayak gini sebaiknya gak posting-posting makanan dulu gitu.  Dan doi nurut aja tanpa defensif.  Nggak ada keterangan postingnya di twitter apa platform lain, tapi saya suka liat juga sih dia ngetwit foto makanan buat sarapan anak-anaknya, atau bekal sekolah gitu.  Kelihatannya yummy.

Tapi ... doi sebagai selebtwit Nusantara nggak tuh bantah temennya kayak, "Kaum dhuafa mana ada yang maen twitter, gak kan liat lah postingan gue.  Kalopun ada dan merasa terganggu, kenapa bukan dia aja yang matiin twitter."  Seperti yang saya bilang, iya dia nurut aja dengan selow.

See?

Dan saya merasa ide itu oke, yup akhirnya saya nyontek dan membaginya di status FB.  Maksud hati ingin mengingatkan, apa daya ada yang ngegas juga di komentar.  Oke, saya (sesungguhnya) orang yang males ribut tapi suka mancing-mancing *bwehehehe* berusaha memberikan alasan yang make sense, dan berenti ketika masih dibales dengan gas 😷.  Pengennya sih ngebales juga, tapi saat itu saya lagi nggak pengen buang gas, soalnya perut lagi kosong.

Eladalah ... beberapa kali saya baca status senada yang menyuarakan merasa dihambat jalan mengespresikan dirinya; posting foto makanan dilarang, posting foto buku dibilang pamer, dan lain sebagainya.  

Why kok jadi merasa dilarang-larang sih? Dalam benak saya yang paling kelam sekali pun, status saya itu kan hanya himbauan ... sekali lagi HIM - BA - WAN ... mau ikutan syukur, nggak juga nggak bakal kena sanksi atau denda, emangnya ekeuh polisi moral, yang nilang siapa pun yang nggak ngikutin himbauan.

Akhirnya pasang status lagi, saya legowo meminta maaf apabila ada yang terganggu dengan himbauan saya tersebut.  EH KOK! suasana malah jadi memanas ... tapi, saya mah orangnya nggak ge-er, pasti bukan karena postingan saya dong, nggak mungkinlah saya bisa mengguncang jagad maya sedemikian heboh 😂.  Status-status bernada keberatan dengan himbauan tidak memosting makanan mulai seliweran di beranda FB.  Wow!

Rupanya, ini biang kehebohannya 👇

"Gak usah pustang posting menu sahur dan buka puasa yaaaa gais. Banyak yang sahur cuma bisa pakai kerupuk. Bahkan gak bisa sahur sama sekali," 

Tulisan itu diposting artis hits Melly Goeslaw di akun Instagramnya, tanggal 24 April 2020.  *tapi quote itu saya kutip dari Bisnis.com biar greng gitu media referensinya, kalo diambil dari Lambe Turah, sowiiii gak main ah ... xixixi*

Kalo diperatiin inti dari kerumitan itu, mungkin gaya bahasanya yang "teugeug" emm ... apa ya bahasa Indonesianya, tegas yang cenderung jutek gitu ya.  Ya emang gaya ngomong Melly gitu kan, blakblakan, selain itu karena Ceu Melly ini juga masih  pustang posting makanan di akun IG-nya.  Endorsan? ya kali atulaaah itu mah pan kewajiban kerjaan.  Nggak tahu deh siapa yang jadi wistle blowernya ... mungkin blogger seleb idola dan panutan, jadi aja  rameeeeeee banget sahut-sahutan status.

Well, saya ngeliatnya, kok jadi pada latah nolak sih, apa nggak dipikirin dulu maksud di balik ajakan itu.  Kok langsung pasang tameng besi, defensif, sampe ada komen merasa hidupnya diatur-atur, dilarang-larang, disamakan standar hidupnya dengan orang lain.

Bibit arogan.

Kemudian! ini wow sekali, ada yang niat banget bikin infografis ngejembreng profesi apa aja yang sekiranya perlu memosting foto di medsos.  Ya tentu, Kakak, orang pun maklum dan nggak bodoh juga untuk membedakan urusan kerjaan dengan personal yang butuh pengakuan *boong aja kalo abis upload foto terus ada yang memuji hati nggak terasa mengembang* 😁

Dan lagi-lagi ujungnya nyinggung kaum dhuafa, dengan asumsi kalo bisa beli kuota ya bisa makanlah... emang bener, FB mungkin satu-satunya hiburan mereka, tapi bisa jadi enggak setiap hari mereka mampu beli kuota.  Sekalinya bisa, mungkin belinya yang langganan harian termurah, beli makanan seadanya yang bisa dicukupi isi dompetnya.

Nah, ambigu kan, yang menyamakan standar hidup di sini, siapa dong?

Sesungguhnya saya juga seneng kok lihat postingan temen-temen yang pinter masak.  Foto makanannya bagus-bagus banget seperti di buku-buku resep dan menggugah selera.  Tapi, to be honest ya, sering juga sih lihat postingan foto makanan yang seadanya, bahkan makanannya pun seadanya ... alih-alih pengen muji, malah jadi prihatin.

Ada lagi yang ganggu saya itu, kalo lihat postingan (ngakunya food blogger) tapi yaaa ... foto makanannya aja nggak "pikabitaeun" kata orang Sunda mah.  Nggak menggugah selera gitu.  Sorry ... yang ngerasa no hard feeling ya, anggaplah  ini kritik membangun supaya lebih semangat lagi meningkatkan kualitas.  Ini ekslusif lho, komentar ini belum pernah saya release di media sosial mana pun.  Saya kan orangnya nggak konsisten julid.  Julid itu ada waktunya dan harus dengan alasan yang tepat.  * kenapa coba harus digarisbawahin* 

So, jika diminta memakai sepatu usang orang lain terasa sangat susah, nggak mau nyoba gitu mempertimbangkan buat diri sendiri dulu.  Berlatih untuk menahan diri.  Pernah denger/baca dong ada yang bilang nggak semua hal perlu diumbar di medsos, ya kan.

Lagipula, himbauan, ajakan, atau ya katakanlah pahitnya larangan itu kan sementara aja sifatnya, hanya pada saat situasi prihatin seperti sekarang ini.  Nggak selamanya kok.  Ya, kan? Kenapa harus sewot-sewot banget sih.  Sabaaar ... ini kan bulan Romadon, bulan segala amalan dan ampunan dikabulkan *cosplay Mamah Dedeh*.

Anyways, kalo mau pake pakem "people think differently", dengan sportif saya pun harus memaklumi respons yang buat saya overreacted tersebut: ya hak mereka lah buat defensif, urusan mereka lah yang merasa nggak pengen diatur-atur ... cuma ... ngeri aja, lama kelamaan dengan sikap seperti itu, semua jadi ingin dibenarkan, senggol bacok dicolek dikit ngamuk.

Tapi sebenernya ya, menurutmu, ajakan untuk membangun empati itu, salah?


Love,



PAMIT ...

$
0
0


"Assalamualaikum, Mbak aku mohon pamit yaaa, hari ini adalah last day-ku di ......"

Deg!



Membaca barisan kalimat awal yang masuk ke nomer whatsappku bikin mata menghangat dan kemudian airmata luruh tak tertahan.  Akhirnya, kabar buruk itu sampai juga.  Namun tak menyangka yang memberi kabar adalah Editor yang selama ini kerap bekerjasama.  Duh ...

Walau baru empat buku yang sudah kami kerjakan bersama dan terbit dalam kurun waktu kurang dari setahun, tetapi saya merasa dekat dengannya.  Dia masih muda, perjalanan karirnya (seharusnya) masih panjang.  Masih ada dua naskah yang sedang kami kerjakan, namun dengan adanya kejadian ini terpaksa harus dipending untuk sementara waktu.

Hampir lima belas menit, kami berbalas pesan via whatsapp, inginnya menelepon tetapi takut malah membuat suasana semakin melow.  Saya maksudnya.  Dia tampak tegar, kalimat-kalimatnya menyiratkan keceriaan, lengkap dengan ikon-ikon lucu.  Saya memberikan hiburan dan dorongan semangat sedikit dan banyak doa untuknya.  Dia mengucapkan terima kasih, sebelum mengakhiri obrolan, kami saling berjanji untuk tetap keep in touch dan bertukar harapan jika ada kesempatan dan rejeki, untuk saling bertemu.  Yes, kami belum pernah bertemu muka secara langsung.

Saya yang berterima kasih, Mbak.  Dirimu Editor buku anak pertama yang langsung menerima come back-ku ke dunia buku anak.  Nggak tanggung-tanggung langsung order tiga naskah, serial anak yang sangat digemari, tokoh keluarga kelinci itu lho.  Tak sangka, kok repeat order ... hehehe ... terima kasih untuk kepercayaannya, yang sukses menjadi booster kepercayaan diriku untuk kembali menekuni buku bacaan anak.

Demikianlah, wabah Corona ini menciptkan situasi yang teramat serius.  Semua lini kena dampaknya tanpa ampun, termasuk penerbitan buku.  Bagaimana hubungannya, saya malas menerangkan, soalnya bikin saya sedih ... teringat buku-buku yang tidak bisa terjual seperti dalam situasi ekonomi yang normal.

Padahal, satu minggu sebelumnya, saya mendengar banyak teman-teman penulis yang mendapat durian runtuh dari perusahaan penerbitan yang lain.  Mereka membukukan angka royalti yang cukup fantastis untuk para penulis.  Dari pantauan status dan komentar di FB, ada yang nyaris pingsan melihat deretan angka yang masuk ke rekening: SEMBILAN digit.  Nah, lho ... baca ini apakah langsung pengen jadi penulis bacaan anak? 😂.  Terus apa hubungannya dengan cerita sebelumnya? 

Iya, saya jadi berpikir perusahaan besar belum tentu bisa survive dalam kondisi seperti ini.  Perusahaan yang notabene  kurang menjadi idaman  penulis-penulis besar, membuktikan lebih survive.  Kerennya lagi tingkat amanahnya itu.  Bayangkan mereka mengantongi keuntungan milyaran dan tetap membayarkan hak para penulisnya, padahal dalam situasi ekonomi yang semakin meroket ke bawah ini, bisa saja mereka menangguhkan demi kepentingan perusahaan dulu, toh para penulis juga tidak tahu.  

Selain itu, dua kejadian tersebut mengubah sudut pandang saya sebagai penulis terhadap perusahaan penerbitan.  Sering lho saya berkecil hati soal prosentase royalti.  Buku bacaan anak itu royaltinya paling kecil dibanding royalti novel dan buku-buku umum, jadi kadang-kadang suka merasa gimana gitu ...

Tetapi, setelah mengalami langsung pedihnya melepas Editor yang terkena dampak kebijakan perusahaan terkait kondisi yang sedang kurang baik ini, saya berpikir ulang.  Saya tidak akan berkecil hati lagi soal royalti, tentu saja pihak penerbitan lebih pantas untuk mendapatkan bagian yang lebih besar, sebab mereka bertanggungjawab menghidupi banyak karyawannya.  Jika mereka survive tentu  saya pun sebagai penulis ikut aman, bukan? Jadi, kumerasa menemukan jalan ninjaku supaya perusahaan penerbitan pun sehat: gak rewel soal royalti 😁

Sedangkan saya yang faktornya hanya untuk kepentingan sendiri, harus mulai menggenjot semangat lagi supaya lebih produktif menulis dan bersinergi dengan perusahaan penerbitan supaya kompak.  Semoga hubungan mutualisme yang harmonis pun terjaga.

Dan, untuk Mbak Editorku, kuikhlas melepasmu pergi, seiring doa semoga dimudahkan dan diberi kelancaran dalam perjalanan berikutnya.  Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa, semoga dirimu pun menemukan hikmah yang indah di balik ujian ini, Mbak.


Love,








BELANJA BERPAHALA ADA NGGAK? ADA, DONG ...

$
0
0


Sudah tiga setengah bulan pandemi ini bercokol di Indonesia.  Akibatnya, nyaris semua  aspek yang mendukung kehidupan pun goyah.  Di antaranya, aspek ekonomi.  Hampir semua bentuk usaha dilumpuhkan oleh situasi pandemi ini.  

Bersyukur, masyarakat Indonesia ini spirit gotong-royongnya tidak pernah hilang.  Masyarakat dan instansi-instansi sigap membentuk kantong donasi.  Tujuannya untuk membantu kelompok masyarakat yang terdampak langsung oleh Covid-19.  


Belanja Sambil Berdonasi di Alfamart

Seperti yang dilakukan oleh Danone SN Indonesia (SGM Explore) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), baru-baru ini kedua perusahaan tersebut membuat program kerjasama belanja sambil berdonasi.  Tujuannya membantu kebutuhan harian kelompok yang rentan terhadap dampak Covid-19.  Dalam rangka penyaluran dana donasi, kedua perusahaan ini menggandeng Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) yang didirikan oleh Gojek.

Bagaimana cara berdonasinya?

Gampang saja.  Kamu tinggal beli susu SGM Explore dan barang-barang kebutuhan lainnya di toko Alfamart terdekat.  Alfamart ini punya 13.477 toko yang tersebar di seluruh Indonesia, masa dekat tempat tinggalmu nggak ada.  Lumayan kan, kalau jenuh di rumah terus, belanja  ke Alfamart.  Hitung-hitung refreshing, asal tetap mengikuti protokol kebersihan saja, insya Allah aman.



Tapi, kalau kamu mager atau malah  parno ke luar rumah, manfaatkan aplikasi Alfacart atau Alfagift.  Aplikasinya tinggal didownload melalui Playstore untuk pengguna android.  Belanja lebih praktis tanpa harus ke luar rumah.


Bentuk Bantuan

Hasil donasi yang terkumpul dari program ini ternyata nggak main-main lho.  Dari tanggal 16 - 31 Mei 2020 saja, berhasil terkumpul dana sebesar Rp. 1.000.000.000 *alhamdulillah ...*

Dana tersebut kemudian dikonversi ke dalam bentuk e-voucher, yang akan disalurkan ke 20.000 pengemudi ojek online.  Dengan menggunakan e-voucher itu, mereka dapat berbelanja kebutuhan sehari-hari, juga susu untuk pertumbuhan di atas usia 1 tahun, ibu hamil, dan menyusui.



“Saya dan teman-teman mitra pengemudi ojek online berterima kasih atas inisiatif serta perhatian dari pihak SGM Eksplor, Alfamart, serta masyarakat. Donasi yang kami dapatkan ini sangat bermanfaat untuk membantu kami memenuhi kebutuhan gizi keluarga sehari-hari. Saya berharap, program bantuan seperti ini dapat terus berlangsung, agar lebih banyak lagi rekan-rekan pengemudi ojek online yang bisa terbantu di tengah-tengah kesulitan akibat pandemi COVID-19 ini,” ungkapnya. (Gorga Chandra, mitra pengemudi ojek online)

Saya rasa, program-program semacam ini harus terus dilakukan. Dengan adanya program tersebut diharapkan dapat meringankan beban kelompok masyarakat yang terdampak langsung oleh situasi pandemi ini.  Jika sekarang target sasarannya baru pengemudi ojek onlline, semoga ke depannya bisa menjangkau kelompok masyarakat yang lain.

Gimana? Mau dapat barang-barang kebutuhan, tapi dapat pahala juga? belanjanya sambil berdonasi, yuk.

Di mana? Di Alfamart juga boleh ...



love,


Viewing all 194 articles
Browse latest View live