Mendengar kata “miskin” itu sensitif banget nggak sih? Masyarakat berlabel menengah ke atas mungkin bakal tersinggung kalau disebut miskin. Nggak terimaaa...
Padahal label “miskin” bukan milik para karyawan rendahan aja lho atau yang berpenghasilan di bawah margin rata-rata. Kalau kita periksa jenis cashflow-nya bisa jadi yang disebut menengah ke atas juga termasuk miskin. Bahkan yang tampak kaya raya sekali pun... bisa jadi dia sebetulnya miskin.
Masa sih?
Nah, coba kalau saya tanya, di antara tiga jenis pekerjaan ini, Karyawan – Profesional – Pengusaha, siapa yang paling kaya?
Jawabnya ?
TETTOOOT... jawaban Anda kurang tepat.
Menurut Pak Safir Senduk – pakar keuangan – orang yang paling kaya itu adalah orang yang paling banyak investasinya. Nah, lho! Sebab kekayaan tidak dilihat dari besarnya penghasilan, tingginya jabatan, ketenaran, atau banyaknya barang berharga yang dimiliki. Kekayaan diukur dari banyaknya investasi.
Mau nggak disebut miskin? Ya nggak lah ya... *tapi kok ada ya, orang-orang berkecukupan yang bela-belain bikin SKM biar anaknya bisa di sekolah negeri* ah sudahlah, itu mah urusan orang gede. Hehehe...
Gimana supaya kita nggak termasuk ke dalam golongan “miskin”? Pintar mengelola keuangan jawabannya. Caranya? Mari kita pakai mantra ala Pak Safir.
Kenali Karakter Diri
Percaya nggak percaya, cara mengelola keuangan itu dipengaruhi oleh kerja otak. Dominan yang mana? Otak kanan atau otak kiri.
Orang yang dominan di otak kiri, mengelola uang dengan LOGIKA. Sedangkan orang yang dominan otak kanan, mengelola uang dengan INSTING, hati-hati nih buat yang dominan otak kanan, harus pintar ngerem nafsu.
Kenali Jenis Cashflow
Ayooo mengaku, jenis cashflow yang mana yang sesuai dengan Anda saat ini? Kalau saya... ah rahasia...
Sebetulnya mengelola keuangan itu nggak berat. Yang penting kita punya niat dan tekad. Kalau sudah punya dua modal itu, mantapkan dengan 3 Jurus Menaklukan Dompet Kurus, yaitu:
Oke, fine... kalau no. 1 dan no. 2 masih bikin dahi berkerut dan kepercayaan diri langsung terjerembab, bagaimana kalau kita fokus pada no. 3 aja dulu. Masa sekarang ini lah yang menentukan apakah kita mampu menaklukan jurus no. 1 dan no. 2.
Pertama-tama, jika Anda menganut paham di bawah ini:
Saya menyarankan agar Anda segera bertaubat. Ubah mindset Anda dalam berbelanja. Kebiasaan membeli barang-barang (apa saja) yang Anda inginkan, ubah menjadi hanya membeli barang-barang yang Anda butuhkan.
Setelahnya, mintalah perlindungan dari godaan SALE yang terkutuk. Konon... diskon itu hanyalah akal-akalan penjual saja. Percaya lah, nggak ada sale yang tulus di muka bumi ini. Tidak semua diskon itu beneran diskon. Nah! Lalu mengapa Anda membiarkan diri dikhianati oleh diskon? *tsaaah*
Jadi, mulai sekarang mari kita berjanji sehidup semati... kalau ada sale kita melengos aja *karena saya juga... seorang sale fanatic fans... uhuk*
![]() |
Berburu SALE itu butuh perjuangan bukan? Perempuan memang tabah |
Tetapkan skala prioritas untuk mengatur pengeluaran. Pak Safir memberikan bocoran prioritas biaya apa saja yang harus didahulukan pembayarannya. Empat pengeluaran yang diprioritaskan itu adalah:
Kenapa asuransi masuk ke dalam prioritas pengeluaran? Asuransi itu ibarat payung. Tidak ada jaminan hujan tidak akan turun. Tapi, jika ada payung dijamin badan tidak kena basah. Betul?
Bagaimana? Sudah ada pencerahan kan bagaimana mengelola keuangan dengan bijak. Nah, sekarang jurus pamungkas. Yang paling berperan aktif dan agresif dalam menguras isi dompet adalah biaya hidup (harian) dong. Berikut ini TIPS untuk mengurangi sakitnya teraniaya oleh biaya pengeluaran sehari-hari.
![]() |
sumber : cermati.com |
Di Pasar Tradisional, harga barang masih bisa ditawar. Tawarlah harga dengan hati nurani dan elegan. Kurangi penggunaan mobil pribadi, gunakan alat transportasi umum yang nyaman seperti KRL, Trans Jakarta dan sambung dengan layanan ojek online atau berjalan kaki. Hemat energi dengan menggunakan listrik dengan bijak.
Biasakan hidup sehat, manfaatnya akan terasa karena dapat memperkecil biaya pengobatan, bahkan sampai ke titik zero. Ingat, berobat itu sekarang MAHAL. Dan yang terakhir, kalau nggak penting-penting amat, hindari pertemuan dengan teman, kerabat, atau kolega di kafe atau restoran. Alihkan biaya ngafe itu untuk pos lain. Ngopi atau ngeteh, atau acara makan siang bersama pindahkan aja ke rumah.
Biasakan hidup sehat, manfaatnya akan terasa karena dapat memperkecil biaya pengobatan, bahkan sampai ke titik zero. Ingat, berobat itu sekarang MAHAL. Dan yang terakhir, kalau nggak penting-penting amat, hindari pertemuan dengan teman, kerabat, atau kolega di kafe atau restoran. Alihkan biaya ngafe itu untuk pos lain. Ngopi atau ngeteh, atau acara makan siang bersama pindahkan aja ke rumah.
Baiklah, sampai di sini uraian saya tentang mengelola uang dengan bijak. Semoga ada manfaatnya bagi yang membaca postingan ini.
Kalau yang mengelola uangnya sudah bagus dan keuangannya sehat, acung jempol deh untuk Anda. Tapi kalau masih ada yang serabutan... yuk perbaiki cara mengelola keuangan kita. Dengan begitu, sifat casflow kita pun dapat mengalami peningkatan dari MISKIN --> MENENGAH --> KAYA. Kapan lagi kita bisa mendapatkan brighter life kalau nggak mulai dari sekarang.
Kalau yang mengelola uangnya sudah bagus dan keuangannya sehat, acung jempol deh untuk Anda. Tapi kalau masih ada yang serabutan... yuk perbaiki cara mengelola keuangan kita. Dengan begitu, sifat casflow kita pun dapat mengalami peningkatan dari MISKIN --> MENENGAH --> KAYA. Kapan lagi kita bisa mendapatkan brighter life kalau nggak mulai dari sekarang.
** Bahan tulisan disarikan dari materi Seminar Jumpa Blogger Sun Life, "Yuk Kelola Keuangan Dengan Bijak, di Bandung, 3 Oktober 2015.