Bu, di tengah musim kemarau yang panjang dan gersang ini, dan di tengah off-nya tv berbayar *itu mah saya, ding* pokoknya, apa sih yang paling jadi andalan sebagai mood booster Buibu pada saat lelah? Kalau saya sih tiga item di bawah ini:
Jika diurut menurut level kepentingan, yang menduduki peringkat teratas tentu saja smartphone. Seharian saya bisa nggak ngopi. Saya juga bisa sih nggak dandan, kalau lagi malas mandi dan nggak pergi-pergi... ke warung misalnya. Tapi, kalau seharian nggak kencan sama smartphone, duuuh... dunia terasa hampa.
Segitu pentingnya smartphone?
Buat saya sih YES, nggak tahu kalau Mas Anang. E... tapi, saya pegang smartphone itu ya memang untuk urusan kerjaan, selain leisure juga sih... *jangan tanya persentasenya gede yang mana*
Kesalnya, smartphone saya ini mulai nggak setia. Sering mengkhianati dan tega-teganya bikin malu saya di depan umum. Silakan ditelaah daftar kemalangan saya berikut ini.
Pernah nggak?
Lagi di luar rumah, nggak bawa laptop, notebook, atau tablet mendadak kerjaan nongol. Karena saya penulis buku anak *ehm*, sering ditembak Editor passs lagi di luar rumah.
Lagi belanja tiba-tiba Editor nelepon. “Mbak Ina, tolong cek email, saya kirim sampel cover. Tolong diproof ya. Saya tunggu.”
Tunggunya bukan sehari dua hari. Tapi... (telepon kedua): “Mbak Ina, udah dibuka belum emailnya. Duh, saya ditungguin meeting, nih.”
Dan saya pun rusuh buka email lewat smartphone. Oke, dalam hitungan detik kebuka lah email. Tapi waktu donwload attachment supaya bisa dilihat lebih seksama... ngek... ngek... ngek... garis biru bergerak tersendat-sendat... LOLA!
Akhirnya Editor-ku ngacir meeting tanpa approval. Tinggal diriku berdoa agar cover bukuku mulus saat terbit nanti.
Pernah nggak?
Lagi asyik rumpi di grup WA teman sekolah, tiba-tiba ada teman yang kirim video. Karena kadar kepo tinggi dan nggak mau ketinggalan komen sama yang lain, buru-buru saya klik video itu. Tapi... tuing... tuing... tuing... buffering bikin pusing.
Begitu video kebuka, lihat bentar, dan balik lagi ke chat... jeng jeng jeng... komen udah puluhan. Periiih. Mau ikut nyumbang komen, topik udah ganti. Basi.
Ganggu kelancaran eksis di pergaulan, nggak sih?
Pernah nggak?
Terpaksa bepergian dengan kendaraan umum (bus), dalam kondisi bawa bocah umur 6 tahun, yang hanya bisa takluk oleh You Tube. Tapi... si You Tube itu... tuing... tuing... tuing... buffering. Bocah pun rewel sejadi-jadinya. Rungsing sepanjang perjalanan dan melampiaskannya dengan bolak-balik ke toilet bus--pura-pura mau pipis--sepuluh menit sekali.
Derita Ibu... *pas baca tulisan di pantat truk*.
Pernah nggak?
Di satu acara keren, memburu artis yang menjadi narasumber sambil berjuang dengan high heels dan bulu mata nyaris lepas demi momen foto bareng. Dan setelah lolos antrian, kemudian klak klik berfoto, eh si Neng Artis meminta saya langsung mengunggah foto ke instagram dengan men-tag akun instagram miliknya. Oke, Mbak... siap.
Sedetik... ngek... ngek... ngek... satu menit... duh... LOLAAA...
“Belum, ya Mbak?” Neng Artis mulai gelisah.
Saya cuma bisa kasih senyum dan melipir pergi, begitu Neng Artis berfoto dengan yang lain.
Pernah nggak?
Lagi lomba live tweet ketika kecepatan dan ketangkasan jempol diperhitungkan dan kinerja smartphone jadi taruhan, tiba-tiba indikator sinyal berkedip-kedip. Dan kemudian sinyal men-downgrade dirinya ke kasta koneksi paling rendah.
Beberapa saat kemudian MC mengumumkan kalau live tweet sudah ditutup. Ah, tidak... gimana nasib materi yang belum sempat saya twitkan. Live tweet saya jadi menggantung sedemikian rupa, dong.
Mbak-mbak sebelah saya menghela napas *curiga tarikan napas lega*, dan kemudian nanya pula,
“Gimana, Mbak, twitnya sukses?”
“Eng... yaaa gitu deeeh...” *diam-diam memasukkan smartphone ke dalam tas*
Dan langsung merasa ngenes karena harus mengucapkan selamat tinggal pada hadiah live tweet: smartphone yang super keren.
Hadoooh... kalau gitu terus gimana saya bisa mengukuhkan diri sebagai blogger lifestyle. Mana bisa nulis gaya hidup kalau hidupnya aja nggak gaya, gara-gara senjata tempurnya nggak mendukung. Sungguh pekerja blog yang malang.
Di lift, saya bertemu lagi dengan Mbak yang duduk sebelah saya tadi. Setelah berbasa-basi sebentar, saya tembak langsung *nanya maksudnya bukan nyatain*.
“Mbak, pake smartphone apa sih. Kayaknya daritadi lancar aja nggak ada kendala. Kalau punya saya...bla bla bla...” Akhirnya jadi curcol.
“Bukan smartphonenya kali, Mbak. Bisa juga koneksi internetnya. Kalau saya pake ini, koneksi internetnya udah forji el-te-e.”
Mbak itu menunjukkan smartphone dari Smartfren. Sayangnya, saya nggak bisa tanya-tanya lebih jauh, karena si Mbak tampak terburu-buru.
Episode Kepo
Oke, keywordnya ada dua: Smartfren dan 4G LTE. Begitu senggang saya buka laptop, searching dengan dua kata kunci itu. Dan, voila! Dengan jurus 2W 1H terbukalah rahasia koneksi lancar si Mbak.
WHAT?
Smartfren ternyata sudah menggunakan teknologi 4G LTE—generasi keempat teknologi komunikasi—untuk mobile internetnya. Nama produk yang diusung Smartfren 4G LTE Advanced.
Smartfren membuat terobosan dengan cakupan wilayah yang luas dan bandwith yang disediakan jauh lebih besar dari operator lain, sehingga koneksi internet yang ditawarkan Smartfren 4G LTE Advanced lebih cepat dan stabil.
Oh, ini berita bagus untuk pekerja blog, seperti saya. Jadi saya bisa bekerja di mana saja dan kapan saja dengan koneksi internet cepat. Nah, urusannya beres kan kalau begini, saya bisa bebas nge-blog, nge-tweet, nge-medsos apa pun dengan bahagia.
WHY?
Kenapa harus pakai Smartfren 4G LTE Advanced sih? Ya, karena produk ini menawarkan kemudahan paling didamba insan digital seperti saya. Smartfren memiliki program bertajuk Smart World... apaan tuh?
Nah, perhatikan gambar di bawah ini:
Jelas kan? Dengan koneksi Smartfren 4G LTE Advanced yang luas, cepat, dan stabil kita mau ngapain aja bisa... bebas...
Download musik, santai... nonton streaming acara favorti sambil jalan-jalan, asyik... butuh nge-backup file, di cloud aja, aman pula.
HOW?
Terus gimana caranya bisa menggunakan produk Smartfren 4G LTE Advanced. Ya udah pasti sih harus pakai USIM Smartfren 4G LTE. Device juga harus compatible. Ini dia smartphone yang sudah menggunakan USIM Smartfren 4G LTE Advanced.
Nah, model cakep. Harga juga nggak mencekik dompet. Untuk pelanggan lama Smartfren tetapi belum menjadi pengguna 4G LTE, Smartfren memberikan fasilitas migrasi dan promo tukar tambah untuk perangkatnya. Cara migrasi klik di sini
Jangan lupa pastikan dulu, wilayah tempat tinggal kita sudah masuk dalam wilayah yang tercover jaringan 4G LTE.
Nah, ini dia nih... peta wilayah yang sudah termasuk jaringan Smartfren 4G LTE.
Eh... eh... BANTEN-nya manaaa?
Tapi, saya tidak berkecil hati, Kawan. Semoga Banten akan segera masuk wilayah yang terjangkau oleh jaringan 4G LTE Smartfren. Lagi pula area kerja saya kan lebih banyak di Jakarta dan Bandung. Dua kota besar itu sudah pasti ada dalam jangkauan jaringan 4G LTE. Nah, saya tetap butuh kan?
Ber-Internet Tanpa Rasa Khawatir
Tapi tunggu dulu... kalau koneksi internet luas, cepat, dan stabil kayak gini pasti harga paketnya mahal. Nggak juga...
Ternyata, Smartfren punya program unggulan lagi, namanya Smartplan Limitless. Harga paketnya terjangkau lah. Paket ini memungkinkan pelanggan tetap terhubung ke internet walau kuota sudah habis. Cocok buat saya...
Pelanggan juga bisa mengatur sendiri besar kecil kuota internet, telepon, dan sms lewat fitur Smart Slider. Fitur ini bisa diakses melalui website atau aplikasi di android. Ini yang pertama di Indonesia, lho.
Naaaah... hasil kepo saya ternyata menggugah minat nih. Sepertinya... saya akan segera beralih ke teknologi 4G LTE. Nggak perlu pakai smartphone yang harganya seharga motor deh, pakai Smartfren juga asyik.
Blogger gaya hidup wannabe macam saya ini, hidupnya juga harus gaya dong... minimal koneksi internetnya luas, cepat, dan stabil jadi kerja juga lancar jaya. Kalau begitu, mari hidup gaya dengan Smarfren 4G LTE Advanced. Go Limitless...
I think, Smartfren 4G LTE Advanced is THE BEST.