Quantcast
Channel: ina inong's blog
Viewing all articles
Browse latest Browse all 194

BEDAH LOMBA SWEET & SPICY

$
0
0


Sudah dengar berita lomba novel dari TWIGORA?  Kalau belum klik DI SINI.

Saya nggak akan ngasih tahu persyaratannya, karena itu terlalu mainstream. Hehehe...

Nah, sekarang udah baca kan persyaratannya?  Apa yang terlintas di benakmu soal keterangan yang ada di sana? Kalau yang melintas di benak saya:  Wizh… naskahnya kudu keren abis nih. Up to date… canggih-canggih masa kini gimana gitu.

Saya tertarik tapi langsung terjerembab tak percaya diri dan berniat skip dari lomba ini. Tapi…seberkas cahaya terang menerangi hidupku… jeng… jeng…jeng…  *sounds like familiarya* 

Gini, dalam keterangannya, penyelenggara sudah berbaik hati kan memberikan clue, penulis-penulis yang kira-kira sesusai dengan kategori  Sweet atau Spicy yang dilombakan.  Saya malas kalau harus sengaja beli-beli buku sebagai referensi (mahal) dan merasa nggak akan sempat baca.

Tapi… Allah SWT Mahapenyayang, ketika saya belanja ke supermarket berinisial C huruf keduanya a selanjutnya r, e, f, o, u, dan huruf terakhirnya r (gak tahan comel), di bagian depan saya lihat box-box berisi buku-buku Gramedia yang dijual dengan harga diskon.  Dan… Allah SWT Mahamengetahui hambanya yang lagi butuh, di antara novel-novel terjemahan diskonan itu terselip novel penulis yang dicontohkan. Asyik…

Maka semangat saya pun kembali bersemi. Dan… saya ingin membagi semangat ini dengan pembaca sekalian. Terutama penulis-penulis muda berbakat yang mungkin masih malu-malu atau merasa kurang percaya diri untuk ikutan lomba-lomba nulis (ini khususnya). Jadi, mari yuk kita sama-sama “bedah” gimana mengeksekusi  requirement dari penyelenggara, sehingga bisa menghasilkan naskah yang (mungkin) diminati juri. Anggap aja ini kerja kelompok *hobi kerja kelompok sejak usia dini*.

Pertama, tangkap kata kunci yang ada dalam syarat naskah.  Karena ada dua kategori, mari bahas secara terpisah.

SWEET: kompleksitas plot yang dibalut dengan emosi, kedalaman karakter, pembaca digiring untuk simpatik terhadap konflik yang dialami tokoh utama. Udah pasti happy ending lah.

SPICY: setting perkotaan, kompleksitas plot dibalut ambience sexy dan humor, karakter-karakternya easy going, modern, happy ending.

Dari rangkuman di atas bisa ditangkap kan perbedaannya walau dua kategori itu sama-sama bergenre romance? Yang  Sweet itu ya terasa banget aura “mendayu-dayunya” dan penuh drama. Sedangkan Spicy, lebih ceria, segar dan berani.

Kalau belum yakin. Nah, coba cari novel-novel yang dicontohkan.  Tips dari saya, cari pinjeman dari teman yang hobi baca novel romance mendayu-dayu  (ngirit) atau cari di tobuk online yang bekasan, atau penulis yang lagi lelang koleksi buku (semacam Monica Anggen, dia punya beberapa koleksi yang cocok).  Atau intip lewat Goodreads. Lumayan baca sinopsisnya juga udah bikin kebayang lah dikit-dikit. Eits, tapi bukan buat nyontek plot ya… bahaya… *gak berkah ah yang suka main plagiat-plagiatan*

Atau… kalau punya modal agak banyakan download di gadget kamu. Banyaaak novel yang relevan dengan yang dicontohkan.  Mau download ilegal juga bisa… (ah gak mau ngasih tahu caranya ah… lagi puasa).

Nah, kebetulan saya dapat novel Lisa Kleypass dan Carly Phillips (dengan harga Rp. 20.000,- aja) yang mewakili dua kategori tersebut.  Setelah selesai baca kedua buku itu, saya semakin menangkap perbedaan “soul” dari Sweet dan Spicy.

Novel Miss Kleypas:
Setting sekitar awal abad 19-an. Tokoh perempuannya digambarkan memiliki kecantikan sempurna lembut, feminin, dan rapuh. Tokoh prianya, gagah, tampan, badan bagus, jantan, dan melindungi.  Konflik tokoh perempuan dibuat menderita, pasrah, jatuh cinta dan saling tak bisa melepaskan. Happy ending.

foto: www.tower.com ( ini yang saya baca )


Novel Miss Phillips:
Setting  masa sekarang. Tokoh perempuan mandiri, pemikirannya modern tanpa tedeng aling-aling,dialognya ringan tapi terasa up to date. Tokoh prianya… ya sexy lah, tampan lah, sedikit jenaka, Mr. Perfect Man. Kedua tokoh kadang saling berseteru dalam dialog yang cerdas dan segar.

Jadi, kalau dalam satu dialog bisa menggambarkan dua perbedaan itu, kira-kira seperti ini:

Novel Miss Kleypass : “Oh, darling… my love… please kiss me… oh…” *dengan nada penuh drama dan mendayu*
 Novel Miss Phillips:  “Hey, Gorgeous… don't hide from my a**, you moron…kiss me quick.” *dalam nada bercanda tentu saja*
Semacam : "Dasar gadis bodoh... Sancai... hey Sancai... ayo peluk aku..." *hahah... Meteor Garden ini jaman kapan ya* artinya, suka nyela-nyela tapi sayang gitu.

Udah makin jelas kan perbedaannya? Kamu pilih yang mana? Kalau saya cenderung "Spicy type". Saya juga lebih enjoy baca novelnya Carly Phillips dibanding Lisa Kleypas. Yang terakhir, absolutely bukan tipe bacaan gue banget. Hahah...

Cumaaaa... biasa yak kalau novel-novel dewasa ala ala barat gitu... ya gitu deh... kisah percintaannya pake bumbu adegan ranjau... "meledak dan dahsyat". You know what I mean, kan?

Namun demikian *cieeeh* saya mempelajari plot yang mereka buat. Saya pikir begitulah novel yang sesungguhnya. Ada lika-likunya. Ada cabang-cabangnya, yang akhirnya dipertemukan pada satu muara menuju ending.

Baru-baru ini saya tamat membaca novel karya seorang penulis lokal. Ketika saya menutup cover belakang, yang terlintas di benak: ini novel apa cerpen yang panjang. Nggak ada lika-likunya, nggak ada unsur kejutnya, nggak ada kedalaman tokoh mau pun settingnya. Flat... dan akhirnya kurang berkesan. Tanpa bermaksud merendahkan kualitas penulis lokal, karena sesungguhnya banyak juga penulis yang piawai cara bertuturnya. Saya suka metropop gaya Clara Ng dan Albertheine Endah. Kalau yang agak syahdu itu seperti Syefriana Khairil. Even Ifa Avianty juga asyik lo nulis ala ala metropop yang "aman" hehehe... tapi alter ego saya juga suka gaya nulis Christian Simamora.

Balik lagi ke Sweet and Spicy.

Apakah penemuan perbedaan "soul" tadi sudah cukup?

Belum. Kira-kira apa lagi sih yang perlu diperhatikan?  Nah,  ini yang Kedua, intip syarat naskah yang diinginkan redaksi secara umum (kalau mengirim naskah umum bukan untuk lomba). Apa aja tuh?

Ada tiga hal yang saya dapatkan dari hasil intip website-nya:

  •       Novel kontemporer
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sastra kontemporer adalah 1 sastra yang hidup pada masa kini atau sastra yang hidup dalam waktu yang sama, 2 sastra yang berusaha nergerak mendahului zamannya.

Pengertian Sastra Indonesia Kontemporer:Sastra Indonesia Kontemporer diartikan sebagai sastra yang hidup di Indonesia pada masa kini atau sastra yang hidup di Indonesia pada masa mutakhir atau sastra yang hidup di Indonesia pada zaman yang sama.(sumber: www.rumpunsastra.com)

  • .       Relevan dengan masa kini
Mengacu ke pengertiannya, ya pastilah karakter dan setting (waktu dan tempat) adalah masa sekarang ini. Juga elemen-elemen pendukungnya pun harus mendekati kekinian. Jadi, kurang cocok kayaknya kalau kita buat gadis yang hidup di jaman perang kemerdekaan sebagai pusat cerita. Kecuali emang si gadis orang Palestina misalnya, atau negara mana lah yang lagi perang.


  •         Inspiratif
Sepertinya cerita novel diharapkan dapat membuat si pembaca sadar pada keadaan dirinya sendiri dan kemudian terinsipirasi untuk mengubah hidupnya (tidak seluruhnya pun sedikit juga lumayan) seperti tokoh dalam novel tersebut. Kalau pembaca pintar, pastilah sisi positifnya yang diambil… ya nggak.

Nah, gimana? Udah kebayang kan plot yang gimana yang bakal kamu tulis? Kalau saya sih… udah ada “kelebatan” beberapa scene *halah gaya*, tapi… masih mikirin formula racikan bumbu romantis tanpa adegan ranjau tadi, namun tak tampak jaim juga itu gimana…. Hehehe… peace yow…

Tulisan ini jangan terlalu dianggap serius lah, kalau cocok silakan dijadikan acuan, kalau yang terlintas di benak: siapa-lo-juga-menang lomba-aja-belum... ya... aku sih rapopo *ala Jupe*

Sekian dulu ya... Good Luck!


www.spontaneousclapping.blogspot.com


www.pinterest.com

                                                                                                                  

Viewing all articles
Browse latest Browse all 194