“Aku cinta Anda cinta semua cinta buatan Indonesia...”
Kalimat tersebut merupakan penggalan dari lagu berjudul “Aku Cinta Buatan Indonesia” yang dipopulerkan oleh Bimbo (grup band lawas).
Lho? Berarti himbauan untuk mencintai produk-produk dalam negeri sudah digaungkan sejak bertahun-tahun yang lalu dong? Tepatnya puluhan tahun. Usia saya saja sekarang empat puluh sekian. Pada saat lagu itu populer, saya sudah duduk di bangku sekolah dasar. Bisa jadi gerakan aku cinta produk Indonesia itu umurnya lebih tua dari saya.
Faktanya, brand-brand luar negeri justru semakin gencar menyerbu tanah air tercinta ini. Mall-mall besar yang menjual merk-merk prestisius semakin menjamur. Artinya dalam kurun waktu 40 tahun, gerakan Aku Cinta Produk Indonesia ini belum bisa dibilang berhasil.
Di samping itu, mari kita perhatikan hal-hal berikut ini:
- Sekitar akhir tahun 90-an, mantan atasan saya memberi kenang-kenangan boneka barbie edisi winter. Beliau mengatakan boneka itu diproduksi oleh pabrik tempatnya bekerja *saya baru tahu*. Boneka mahal itu saya pikir diproduksi langsung di Amerika.
- Tahun lalu, seorang teman, saat berkunjung ke New York berniat membeli sneakers di gerai perlengkapan olah raga merk terkenal. Ketika sudah mendapatkan sepatu yang diinginkan, ia melihat merk di bagian dalam sepatu bertuliskan “made in Indonesia”, dia mengakui seketika langsung ilfeel.
- Sudah menjadi rahasia umum, jika brand-brand fashion terkenal dari luar negeri itu, produknya dijahit oleh tenaga-tenaga Indonesia. Perusahaan konveksinya tersebar mulai dari Bandung sampai Yogya.
Lalu, kenapa masih ada masyarakat kita yang setia menggunakan produk-produk luar negeri?
Sebaliknya perusahaan-perusahaan besar di luar negeri, mulai melirik Indonesia karena keterampilan, keahlian, dan hasil kerja orang-orangnya yang dinilai terbaik.
Sudah tahu belum yang ini?
Saya yakin masih banyak lagi produk dalam negeri yang sudah menembus pasar luar negeri. Bangga? Ya, harus ikut bangga lah... tapi masa cukup ikut bangga saja, tapi tidak ikut pakai.
Sejak media sosial membahana di bumi Indonesia ini, khususnya kemunculan instagram, perhatian pada local brand semakin terbantu. Dengan cerdik produsen-produsen menggunakan instagram untuk mempromosikan produk-produk mereka.
Salah satu yang menjadi minat saya adalah fashion. Ada beberapa produsen yang mencuri perhatian saya, di antaranya:
Salah satu yang menjadi minat saya adalah fashion. Ada beberapa produsen yang mencuri perhatian saya, di antaranya:
![]() |
foto: Facebook Cotton Ink |
![]() |
foto: Facebook Oline Workrobe dan pribadi |
Menggembirakan sekali bahwa dibalik local brand itu, ada nama-nama anak muda. Rupanya mereka sudah mulai memikirkan peluang untuk membesarkan produk dalam negeri. Dengan kreativitas mereka yang segar, local brand pun naik kasta.
Apalagi yang dibidik adalah pasar anak muda, jadi generasi muda sekarang tidak terlalu “overseas brand-minded” lagi karena ada alternatif produk bagus dari dalam negeri. Memang bagus kok, saya juga ikut pakai asal ada ukurannya.
Mahal?
Tidak selalu. Jika kita pintar mencari dan memilih, bisa kok dapat local brand berkualitas dengan harga terjangkau.
Contohnya sahabat saya di Jakarta, yang dinobatkan sebagai “Miss Dress Code”. Apa pasal? Ibu kita yang satu ini memang getol hunting baju-baju seragam untuk segala keperluan, sebut saja grup pengajiannya, reuni teman sekolah, POMG, acara keluarga dari mulai lebaran sampai kawinan.
Nah, akhirnya kami pun para anggota geng masa SMP-- yang sudah berusia 30 tahun ini-- setiap kali berhimpun didandanin ala-ala "Butik Tamcit", tempat belanja fashion grosiran favoritnya. Hasilnya... taraaaa...
![]() |
Kece di darat, kece di udara. Mau pakai barang murah meriah juga tetap aja gaya :D |
Modis, fashionable, stylish, cantik... apa pun istilahnya nggak harus mahal. Saya setuju dengan gagasan ini. Nah, kalau local brand aja keren, kenapa masih tergantung pada produk luar yang notabene jauh lebih mahal?
Sekarang saya semakin menghayati betul arti mencintai produk lokal, apalagi setelah saya menemukan mantan teman sekolah, yang sekarang menekuni craft. Foto-foto hasil kreativitasnya selalu bikin jatuh hati. Akhirnya, saya pun jatuh jadi pembelinya :D
![]() |
foto : koleksi pribadi by Cotton Industries |
Ketika memakai local brand, saya merasa lebih happy. Memiliki identitas sebagai bagian dari satu bangsa yang kaya terasa kuat. Sudah saatnya kita mewujudkan cinta pada negeri, dengan mencintai karya bangsa sendiri.
Masih belum yakin?
Coba kunjungi UKM Gallery yang berada di SME Tower, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Galeri ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh SMESCO Indonesia. Di sana disediakan dua lantai khusus untuk mendisplay produk-produk dari berbagai provinsi di Indonesia. Produknya beragam mulai dari fashion, aksesoris, makanan dan minuman, kain tradisional, alat rumah tangga, dan suvenir juga tersedia. Kita juga bisa membeli produk-produk tersebut dengan harga terjangkau.
Atau kunjungi INACRAFT, pameran produk-produk dalam negeri tahunan yang diadakan setiap bulan April. Berbagai macam produk buatan daerah dipamerkan dan dapat dibeli.
![]() |
foto : Facebook Galeri Indonesia Wow |
Atau kunjungi INACRAFT, pameran produk-produk dalam negeri tahunan yang diadakan setiap bulan April. Berbagai macam produk buatan daerah dipamerkan dan dapat dibeli.
Masih belum puas juga? Khusus untuk produk fashion dan aksesoris dalam negeri, kunjungi Jakarta Fashion Week yang akan diselenggarakan bulan Oktober ini. Beragam brand dari pemain baru sampai dengan desainer ternama ada di sana. Bikin mata bersinar-sinar.
Sudah cukup kan? Tunggu apalagi. Mari cintai dan pakai local brand mulai dari sekarang. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau tidak dari sekarang, kapan lagi?