Quantcast
Channel: ina inong's blog
Viewing all articles
Browse latest Browse all 194

KOK NGGAK PADA KEPO SIH SAMA WARISANNYA?

$
0
0

Tadinya mau ngedraft buat postingan tapi pengen curhat. Daripada jadi jerawat mending saya tulis aja uneg-uneg ini. Syukur-syukur ada yang terinspirasi, tapi kalau yang mau eneg juga gak papa... 😁

Awalnya, secara gak sengaja saya baca (lagi) postingan dedek gemes yang heits banget belakangan ini, karena postingan-postingannya yang "smart and shining"😁. Setelah postingan "kenapa sih pada berisik aja" sekarang dedek gemes itu menuai lagi ribuan like dan share dengan topik "Warisan".

[cari sendiri sumbernya ah ya jangan manja minta dishare aja]

Ini bukan soal warisan harta, tapi agama yang diwariskan turun temurun. Memang, gak melulu fokus ke Islam, dia juga membahas agama lain. Dan mungkin kalau saya pakai kacamata global membaca tulisan itu, ya nothing was wrong with that. Tapi saya membaca tulisan itu memakai kacamata ke-Islaman saya, agama yang saya warisi selama 44 tahun.

Bisa jadi saya salah menafsirkan, tapi ada yang terasa janggal  dan seperti ada yang mengganjal di hati saya. Menurut saya opininya itu misleading, saya sampai keceplosan ngetik "sesat ah, Dik" di kolom komentar. Dan ya, akhirnya saya hapus saja komentar itu daripada mendatangkan masalah. Yang luar biasa ribuan jempol dewasa mampir di sana. 

Maka saya menulis keresahan saya itu di status Facebook sebagai berikut:
bagi saya Islam bukan sekedar warisan, nama saya Grace Marina Sophia Alexandra, tapi saya bersyukur dan menikmati warisan sebagai muslim. Mengapa Dik Afi Nihaya *maap diralat* itu menulis soal (agama) Warisan ini, mungkin dia masih menganggap agama Islamnya-itu sebagai warisan bukan agama yang diyakininya sepenuh hati (kasihan). 
Semua penganut keyakinan berhak mengklaim jika keyakinannya lah yang paling benar. Sah-sah aja. Silakan. Tapi, saya (pribadi) tidak setuju jika disebut semua agama sama. Ini membentur ketauhidan yang susah payah saya pelajari dan pahami selama ini. 
"... Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu, telah kutambahkan kepadamu nikmat-Ku dan telah kuridhai Islam sebagai agamamu..." (QS:Al-Maidah:3) 
Nah itu pegangan saya sebagai muslim mengapa menganggap Islam yang paling benar. Jadi kalau si adik bilang: kalau bukan Tuhan siapa yang menciptakan muslim, kristen, budha, hindu, ateis dan masih memeliharanya sampai hari ini... 
siapa coba? *hehehe* 
Dalam pengetahuan saya, jika Tuhan yang dimaksud adik manis di sini Allah SWT, asa bukan ah. Pan itu liat ada ayatnya di atas. Duka atuh eta hindu, budha, komo ateis mah saha nu ngamimitian. Kalau nasrani agak belibet ya karena terkait sejarah kerasulan. 
Saya pribadi gak pernah diajarkan atau kepengen melecehkan keyakinan lainnya selain Islam. Dan saya yakin setiap ummat Islam yang taat pada ajarannya pun demikian. Lakum diinukum wa liya diin... 
Tidak akan menggigit semut jika tidak diganggu. Tidak akan menyengat lebah jika tidak diusik. Falsafah kehidupan beragama yang bergam mah gitu aja, simpel kan. 
Jadi semestinya nggak ada yang perlu dikhawatirkan, resah gelisah gundah gulana galau sampe histeris, semua akan baik-baik saja selama tidak saling mengganggu apalagi menyakiti.

Kemudian dari komentar teman-teman yang sepaham saya mendapat pencerahan lagi dan diingatkan pada satu hadist penting:
"Setiap anak dilahirkan di atas fitrah, maka orang tuanya lah yang menjadikannya Nasrani, Yahudi dan Majusi"
Jadi jika "Tuhan" yang menciptakan muslim, kristen, hindu, budha, ateis sekalipun, Tuhan yang mana? Allah SWT nggak mungkin mengingkari ucapan-Nya yang tertulis sebagai Al-Maidah ayat 3 itu. Dan lagi-lagi ujung-ujungnya selalu mengarah pada perpecahan akibat perbedaan. Duh, Dik...

Ada komentar yang membesarkan hati saya berkata begini,
....Tapi, saya (pribadi) tidak setuju jika disebut semua agama sama. Ini membentur ketauhidan yang susah payah saya pelajari dan pahami selama ini.... 
Setuju dengan kalimat ini, banyak yang tidak paham dengan kalimat ini saya maklumi karena pengalaman dalam mengkaji Islam tidak ada atau belum pernah sama sekali maka Islam baginya adalah warisan. Saya yakin dengan menghadiri kajian2 Islam maka akan berubah pemahamannya. Kita doakan ...
Sepakat Mbak. Logikanya, kalau ada orang yang mendapat warisan biasanya kan seneng tuh, terus nyari tahu dapet apa? keuntungannya buat gue apa? nyaman gak buat gue? atau gimana caranya supaya warisan itu gak lepas dari tangan gue. Intinya: dipelajari, dipahami sampai menemukan keuntungan buat dirinya.

Coba sekarang berdiri di depan cermin, terus tanya pada diri sendiri apakah agama Islam hanyalah sekedar warisan aja? kemudian menjadi beban, burden bagimu... lalu kenapa kamu masih memakai Islam sebagai agamamu?


Love,





Viewing all articles
Browse latest Browse all 194